Fenomena Eksodus Pabrik Dari Yamaha Music hingga Asian Paints, Indonesia Hadapi Tantangan Iklim Usaha

Rabu, 05 Maret 2025 | 11:56:20 WIB
Fenomena Eksodus Pabrik Dari Yamaha Music hingga Asian Paints, Indonesia Hadapi Tantangan Iklim Usaha

JAKARTA - Eksodus pabrik dari Indonesia menjadi sorotan utama dalam industri manufaktur saat ini. Beberapa perusahaan besar seperti Sanken Indonesia, Yamaha Musical Product Asia, dan Asian Paints telah mengumumkan rencana penutupan operasi mereka di tanah air. Fenomena ini memicu kekhawatiran akan kondisi iklim usaha di Indonesia dan dampaknya terhadap tenaga kerja lokal.

Ahmad Badawi Saluy, Guru Besar Universitas Paramadina, menilai fenomena ini sebagai bukti ketidaknyamanan investor terhadap situasi industri dalam negeri. "Jika dikatakan ini pertanda bahwa negara kita tidak baik-baik saja? Oh iya. Jika Indonesia baik-baik saja tidak mungkin mereka hengkang; jika mereka nyaman mendapatkan keuntungan, tak mungkin mereka lari," ujarnya beberapa waktu lalu.

Sejumlah perusahaan asing yang sebelumnya memproduksi barang di Indonesia kini tengah mengalihkan perhatian mereka ke negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan India. Faktor utama yang menjadi pemicu adalah ketidaknyamanan dalam berusaha meskipun Indonesia dinilai memiliki prospek yang baik. Kondisi ini berdampak pada badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mengancam ribuan karyawan di berbagai sektor industri.

Krisis Tenaga Kerja Akibat Penutupan Pabrik

Lima pabrik di Jawa Barat, termasuk PT Sanken Indonesia, PT Yamaha Music Product Asia, dan PT Tokai Kagu di Kabupaten Bekasi, serta PT Danbi Internasional di Garut dan PT Bapintri di Kota Cimahi, telah menghentikan produksi dan merumahkan ribuan pekerjanya. Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat mengungkapkan bahwa sekitar 3.200 karyawan terkena dampak. Kepala Bidang Hubungan Industrial, Firman Desa, menyatakan bahwa penutupan ini disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari dampak ekonomi global hingga pandemi Covid-19. "PT Bapintri mengalami kerugian selama pandemi, dan akhirnya memutuskan untuk tutup. Sementara PT Danbi dipailitkan oleh salah satu vendornya," kata Firman.

Pabrik Sanken Indonesia dan Pergeseran Bisnis ke Semikonduktor

PT Sanken Indonesia, produsen alat listrik asal Jepang, memutuskan untuk menutup fasilitas produksi di Cikarang pada Juni 2025 mendatang. Penutupan ini disebabkan oleh pergeseran fokus bisnis induk usaha mereka ke sektor semikonduktor. Dedy Supriyanto, Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT Sanken Indonesia, mengungkapkan bahwa sekitar 457 pekerja akan terdampak. “Saat ini ada 457 pekerja. Kami masih produksi seperti biasa, namun efisiensi telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu,” ujar Dedy.

Penutupan Pabrik Yamaha dan Pemindahan Produksi ke China dan Jepang

Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Riden Hatam Aziz, menjelaskan bahwa dua pabrik alat musik Yamaha akan menutup fasilitas produksinya secara bertahap. “Saat ini sedang dalam tahap negosiasi antara manajemen dan buruh. Pabrik divisi piano memutuskan untuk memindahkan produksinya ke China dan Jepang,” jelas Riden. PT Yamaha Music Product Asia di Bekasi, yang mempekerjakan 400 orang, dijadwalkan tutup pada akhir Maret 2025. Sementara PT Yamaha Indonesia di Kawasan Pulo Gadung yang memiliki 700 pekerja juga akan mengalami penutupan.

Asian Paints Penjualan Bisnis ke Perusahaan Asing

Sementara itu, produsen cat asal India, Asian Paints, memutuskan untuk menjual bisnisnya di Indonesia kepada Omega Property Investments Australia dengan nilai transaksi mencapai USD 5,6 juta. Langkah ini diambil setelah menghadapi tantangan pertumbuhan yang signifikan selama sembilan tahun beroperasi. "Terlepas dari berbagai langkah strategis yang kami ambil, operasi di Indonesia tetap sub-skala dan tidak signifikan bagi operasi internasional kami," ungkap pihak manajemen Asian Paints.

Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI) turut mengonfirmasi hengkangnya Asian Paints dari Indonesia. Ketua Umum APCI, Kris Rianto Adidarma, menyebutkan bahwa perusahaan ini bahkan berencana menjual bisnis cat mereka kepada perusahaan asal Singapura. “Asian Paint akan hengkang dari Indonesia dan menjual bisnis cat di sini ke perusahaan Singapura,” ujar Kris.

Dampak dan Tantangan ke Depan

Penutupan pabrik ini tidak hanya memunculkan kekhawatiran mengenai keadaan iklim usaha di Indonesia tetapi juga memberikan tekanan besar pada sektor tenaga kerja dan ekonomi lokal. Langkah-langkah strategis diperlukan untuk memulihkan kepercayaan investor dan menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif di tanah air. Pemerintah dan para pemangku kepentingan harus bersinergi untuk menemukan solusi agar fenomena eksodus ini tidak terus berlanjut dan bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Terkini

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB

Suku Bunga Acuan BI: Fungsi, Tujuan dan Cara Kerjanya

Kamis, 04 September 2025 | 12:29:43 WIB

Inilah Perbedaan Pajak dan Retribusi Beserta Contohnya

Kamis, 04 September 2025 | 12:35:19 WIB