Cara menghitung cash flow investasi adalah salah satu keterampilan penting dalam dunia bisnis dan investasi.
Tidak hanya tentang menjalankan bisnis, tetapi juga tentang mengelola keuangan dengan bijak. Manajemen keuangan yang baik sangat diperlukan agar bisnis dapat meraih keuntungan.
Salah satu aspek utama yang harus dikelola dengan hati-hati adalah cash flow, karena jika arus kas tidak terkelola dengan baik, bisnis bisa menghadapi kerugian atau bahkan kebangkrutan.
Untuk itu, kami akan membagikan beberapa tips mengenai cara membuat dan menghitung cash flow dalam investasi bisnis, beserta contohnya, agar kamu bisa mengelola keuangan dengan lebih efisien.
Pada dasarnya, cara menghitung cash flow investasi yang tepat akan membantu kamu menjaga kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Apa Itu Cash Flow Investasi?
Sebelum membahas panduan menghitung cash flow investasi, penting untuk memahami apa itu cash flow terlebih dahulu.
Secara harfiah, cash flow berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu "cash" yang berarti uang dan "flow" yang berarti aliran. Dengan demikian, cash flow dapat diartikan sebagai aliran uang.
Namun, dalam konteks bisnis dan investasi, cash flow merujuk pada laporan keuangan yang menunjukkan dampak kas dari kegiatan operasional, transaksi investasi, serta pembiayaan atau pendanaan, termasuk perubahan kas bersih yang terjadi dalam perusahaan selama suatu periode tertentu.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 (2002:5), cash flow atau arus kas mencakup arus masuk dan keluar kas atau setara kas.
Laporan arus kas ini memberikan gambaran mengenai dari mana kas diperoleh perusahaan dan bagaimana perusahaan menggunakannya.
Oleh karena itu, laporan arus kas biasanya merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode.
Agar perusahaan bisa sukses, penting bagi pebisnis untuk memahami kapan perusahaan menyimpan uang dan kapan waktu yang tepat untuk menginvestasikannya guna menghasilkan keuntungan besar.
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas selama satu periode tertentu.
Pelaporan mengenai sumber daya, tujuan penggunaan, serta perubahan kas bersih selama periode tersebut sangat membantu bagi investor, kreditor, dan pihak lainnya untuk memahami kondisi likuiditas perusahaan.
Laporan arus kas menjawab pertanyaan-pertanyaan penting berikut:
- Dari mana kas berasal selama satu periode?
- Berapa banyak kas yang digunakan dalam satu periode?
- Berapa perubahan saldo kas yang terjadi selama satu periode?
Jika kamu kurang memperhatikan cash flow perusahaan saat menjalankan bisnis, risiko besar bisa muncul, menyebabkan gangguan keuangan, dan bahkan kebangkrutan. Oleh karena itu, penting untuk membuat perkiraan arus kas atau cash flow forecast.
Proyeksi arus kas ini bisa menjadi acuan rencana perusahaan ke depan, mencakup target penjualan yang tinggi, margin keuntungan yang lebih besar, serta rencana investasi di masa depan.
Memahami dan mengelola arus kas dengan tepat sangatlah penting untuk menjaga kelangsungan dan kesuksesan bisnis.
Fungsi Cash Flow Investasi
1. Likuiditas
Salah satu fungsi utama cash flow adalah menyediakan likuiditas, yaitu memastikan dana yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional bisnis sehari-hari dan dapat dengan mudah dicairkan tanpa mengurangi nilai investasi awal.
Dana yang mudah dicairkan ini sangat bermanfaat dalam situasi darurat atau ketika ada kebutuhan mendesak yang melebihi anggaran yang sudah ditentukan.
2. Sebagai Anti Inflasi
Cash flow juga berfungsi sebagai alat untuk melindungi dari inflasi. Dengan menyimpan dana dalam bentuk kas yang mudah diakses, perusahaan dapat menghindari risiko penurunan daya beli yang mungkin terjadi di masa depan.
Dana tersebut bisa dicairkan dengan cepat ketika diperlukan, menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
3. Capital Growth Jangka Panjang
Fungsi lain dari cash flow adalah untuk mendukung pertumbuhan modal jangka panjang. Dana yang ada dapat digunakan untuk memperluas atau mengembangkan kekayaan perusahaan dalam periode waktu yang lebih panjang.
Dengan pengelolaan arus kas yang baik, bisnis dapat terhindar dari risiko kerugian besar atau bahkan kebangkrutan.
Aliran Cash Flow Investasi
1. Cash In Flow
Cash-in flow adalah aliran uang yang diterima dari berbagai aktivitas transaksi yang menghasilkan keuntungan finansial. Dengan kata lain, cash-in flow merupakan uang yang masuk, dan sumbernya bisa berasal dari beberapa hal seperti:
- Pendapatan dari penjualan produk atau jasa perusahaan
- Penagihan piutang dari penjualan kredit
- Penjualan aktiva tetap yang tersedia
- Penerimaan investasi dari pemilik atau saham (jika bisnis berbentuk perseroan terbatas)
- Pinjaman atau utang yang diperoleh dari pihak ketiga
- Penerimaan sewa dan pendapatan lainnya
2. Cash Out Flow
Cash-out flow merupakan kebalikan dari cash-in flow, yakni aliran uang yang keluar sebagai akibat dari berbagai transaksi yang menambah beban pengeluaran perusahaan. Beberapa sumber dari cash-out flow adalah:
- Pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya operasional lainnya
- Pengeluaran untuk biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
- Pembelian aktiva tetap
- Pembayaran utang perusahaan
- Pembayaran untuk sewa, pajak, deviden, bunga, dan pengeluaran lainnya
3. Initial Cash Flow (Aliran Uang Awal)
Initial cash flow merujuk pada aliran uang yang digunakan untuk kegiatan investasi awal, seperti pembelian tanah, gedung, atau biaya pendahuluan lainnya.
Biasanya, aliran kas awal ini termasuk dalam kategori cash-out flow, yang berhubungan dengan pengeluaran untuk kebutuhan investasi seperti pembangunan pabrik atau modal kerja. Initial cash flow umumnya digunakan untuk keperluan investasi yang baru dimulai.
4. Operational Cash Flow (Aliran Uang Operasional)
Operational cash flow adalah aliran kas yang terkait dengan kegiatan operasional suatu proyek, termasuk penjualan, biaya umum, dan administrasi. Aliran ini bisa berupa cash-in flow maupun cash-out flow.
Operational cash flow sering kali digunakan untuk menutupi investasi dan biasanya diterima setiap tahun selama ada aliran kas bersih. Inilah yang lebih dikenal dengan cash flow pada umumnya.
5. Terminal Cash Flow (Aliran Uang Akhir)
Terminal cash flow adalah aliran kas yang berkaitan dengan nilai residu suatu proyek, seperti nilai sisa modal kerja atau hasil dari penjualan peralatan proyek yang tidak lagi digunakan.
Cara Menghitung Cash Flow Investasi
Setelah memahami apa itu cash flow, fungsi-fungsinya, serta jenis-jenis alirannya, sekarang saatnya membahas tentang cara menyusun cash flow untuk investasi bisnis yang efektif.
Untuk melakukannya, sangat penting untuk memahami cara menghitung cash flow investasi dengan tepat, yang dapat dilakukan menggunakan rumus perhitungan yang sesuai.
Rumus Menghitung Cash Flow
Langkah pertama dalam menyusun cash flow adalah memahami rumus perhitungannya. Dengan rumus yang tepat, kamu dapat menghitung cash flow investasi dengan baik. Ada dua cara utama untuk menghitung cash flow, yakni:
Kas Masuk Bersih = Earning After Tax (EAT) + Penyusutan
Rumus ini digunakan jika bisnis dibiayai dengan modal sendiri tanpa adanya pinjaman atau utang dari pihak luar.
Penyusutan dimasukkan dalam perhitungan karena meskipun merupakan pengeluaran non-tunai, penyusutan dapat terjadi ketika membeli aktiva tetap.
Kas Masuk Bersih = Earning After Tax (EAT) + Penyusutan + Bunga (1-tax)
Rumus ini digunakan jika bisnis dibiayai dengan pinjaman dari pihak ketiga.
Setelah memahami rumus tersebut, kamu perlu mengikuti empat langkah utama dalam menyusun cash flow, yaitu:
- Menentukan jumlah dana yang diperlukan
- Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
- Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang akan digunakan untuk menutupi defisit kas dan membayar kembali pinjaman
- Menyusun ulang keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah transaksi finansial dan anggaran kas yang final
Dalam proses menyusun cash flow, pastikan untuk mencakup tiga bagian utama berikut ini:
a. Cash-in Flow
Pada bagian ini, kamu akan mengidentifikasi sumber dana yang masuk, seperti penjualan tunai, piutang dari penjualan kredit, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lainnya.
Cash-in flow dapat bersifat kontinyu maupun intermiten, tergantung dari frekuensi masuknya dana.
b. Cash-out Flow
Bagian ini mencatat semua pengeluaran yang sudah direncanakan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran utang, upah karyawan, dan biaya administrasi. Seperti halnya cash-in flow, cash-out flow juga bersifat kontinyu dan intermiten.
c. Financing
Bagian pembiayaan ini menunjukkan jumlah arus kas bersih (net cash flow) dan besarnya dana yang dibutuhkan jika terjadi defisit.
Contoh Cash Flow Investasi
Meskipun kamu sudah memahami cara membuat cash flow untuk investasi bisnis, mungkin kamu masih merasa bingung tentang bagaimana bentuk laporan cash flow atau arus kas yang sebenarnya.
Untuk itu, berikut ini adalah contoh laporan cash flow yang dapat kamu gunakan dalam berbisnis maupun investasi:
a. Contoh laporan cash flow dengan rumus
Keterangan Arus Kas
Pendapatan: Rp400 juta
Biaya-biaya
Total Biaya: Rp200 juta
Penyusutan: Rp100 juta
Laba sebelum pajak (EBT): Rp100 juta
Pajak 50%: Rp50 juta
Laba setelah pajak (EAT): Rp50 juta
Perhitungan Cash Flow
Cash Flow = EAT + Penyusutan = Rp50 juta + Rp100 juta = Rp150 juta
b. Contoh laporan cash flow dengan metode langsung
Cash flow dapat disusun menggunakan dua metode: metode langsung dan tidak langsung. Perbedaannya terletak pada sumber data yang digunakan.
Metode langsung memanfaatkan data dari buku kas bank dan buku kas kecil, sedangkan metode tidak langsung lebih terkait dengan arus kegiatan usaha, kas dari investasi, dan pendanaan.
Metode langsung sering dipilih karena penyusunannya lebih sederhana, seperti contoh berikut ini:
Laporan Arus Kas
untuk Periode Per 31 Mei 2020
Arus Kas dari Kegiatan Usaha
Penerimaan uang dari pelanggan: xxx
Pengeluaran uang untuk bayar gaji: xxx
Penerimaan bunga: xxx
Penerimaan deviden: xxx
Pelunasan pajak: xxx
Jumlah kas dari kegiatan usaha: xxx
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Pembelian mesin: xxx
Penjualan mesin lama: xxx
Jumlah kas dari kegiatan investasi: xxx
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Penjualan Obligasi: xxx
Emisi Saham: xxx
Pembayaran deviden: xxx
Pelunasan kredit bank: xxx
Jumlah kas dari kegiatan pendanaan: xxx
Kenaikan Kas: xxx
Saldo Awal Kas: xxx
Saldo Kas Akhir Periode: xxx
Catatan:
- EBT (Earnings Before Tax): Laba sebelum pajak yang menunjukkan laba operasional yang diperoleh perusahaan tanpa pengaruh pajak.
- EAT (Earnings After Tax): Laba bersih setelah pajak yang diperoleh dalam satu periode setelah dikurangi biaya dan pajak.
- Arus Kas dari Kegiatan Operasi (Operating Activity): Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan operasional, seperti penjualan barang dan jasa atau pembelian perlengkapan.
- Arus Kas dari Kegiatan Investasi (Investing Activity): Arus kas yang terkait dengan investasi perusahaan, termasuk penjualan atau pembelian aktiva tetap seperti kendaraan.
- Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan (Financing Activities): Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan seperti emisi saham dan penjualan obligasi.
Sebagai penutup, dengan memahami langkah-langkah dan rumus yang tepat, kamu kini dapat lebih mudah mengaplikasikan cara menghitung cash flow investasi untuk merencanakan dan mengelola arus kas bisnismu dengan lebih efektif.