Garuda Indonesia Diminta Pangkas Biaya, Prabowo Tegaskan Komitmen Ringankan Beban Jemaah Haji

Senin, 05 Mei 2025 | 10:09:02 WIB
Garuda Indonesia Diminta Pangkas Biaya, Prabowo Tegaskan Komitmen Ringankan Beban Jemaah Haji

JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menurunkan beban biaya ibadah haji bagi masyarakat Indonesia. Dalam upaya konkret, Prabowo meminta maskapai nasional Garuda Indonesia untuk melakukan efisiensi biaya penerbangan sebagai bagian dari strategi menekan ongkos keberangkatan jemaah haji.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah di Terminal 2F, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pada Minggu, 4 Mei 2025. Prabowo menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Agama, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), hingga pihak maskapai penerbangan, dalam mencari solusi penghematan. “Semua harus duduk bersama dan mencari solusi-solusi untuk mengurangi biaya haji,” ujar Prabowo Subianto saat memberi sambutan.

Salah satu langkah strategis yang dicanangkan adalah rencana pembangunan kampung haji Indonesia di Arab Saudi. Proyek ini, menurut Prabowo, akan mempercepat dan mempermudah pelayanan bagi jemaah Indonesia sekaligus memangkas ongkos akomodasi karena lokasi yang direncanakan akan dekat dengan Masjidilharam di Makkah. “Insya Allah kita akan punya perkampungan sendiri dan kita akan bikin efisien,” ujarnya optimis.

Prabowo menyatakan bahwa rencana tersebut telah ia sampaikan langsung kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, dan mendapat respons positif. “Reaksi beliau waktu itu cukup positif,” ungkap Prabowo.

Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi besar yang tidak hanya fokus pada efisiensi penerbangan dan akomodasi, tetapi juga peningkatan kualitas pelayanan secara keseluruhan. Prabowo menyoroti bahwa Indonesia merupakan salah satu penyumbang jemaah haji dan umrah terbesar di dunia. Dalam satu tahun, sedikitnya 2,2 juta warga Indonesia berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. “Ini sesuatu yang sangat besar, mungkin kita yang terbesar di dunia,” ucapnya.

Dalam masa puncaknya, keberangkatan jemaah asal Indonesia bisa mencapai 12.000 orang per hari. Dengan jumlah sebesar itu, Prabowo mengingatkan pentingnya perhatian serius dari pemerintah untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan jemaah, terutama bagi yang sudah lanjut usia. “Juga kita mengerti bahwa banyak jamaah kita juga sudah lanjut usianya sehingga benar-benar harus diurus,” tegasnya.

Garuda Indonesia Diminta Pangkas Biaya

Salah satu sorotan utama dalam sambutan Presiden Prabowo adalah perintah langsung kepada manajemen Garuda Indonesia untuk meninjau ulang struktur biaya penerbangan haji dan umrah. Ia meminta agar biaya yang tidak esensial dapat dikurangi agar tidak membebani calon jemaah.

“Kalau bisa lebih murah dari Malaysia. Saya kira bisa, kira-kira pak kepala badan ya? Siap, Menteri Agama? Insya Allah, ditonton loh ini,” seloroh Prabowo kepada para pejabat yang hadir, sambil tetap menekankan urgensi efisiensi.

Menurut laporan resmi, upaya pemerintah sejauh ini telah berhasil menurunkan biaya haji sebesar Rp4 juta per jemaah. Hasil penghematan ini telah dirasakan oleh sekitar 203.000 jemaah yang berangkat tahun ini. Namun demikian, Prabowo menilai bahwa penurunan itu masih belum maksimal dan mendorong adanya evaluasi lebih lanjut agar beban finansial jemaah bisa terus ditekan.

Langkah ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama dan BPKH yang sebelumnya telah menggagas upaya efisiensi anggaran, termasuk dalam skema penginapan dan konsumsi di Tanah Suci.

Revitalisasi Terminal Khusus Haji dan Umrah

Peresmian Terminal 2F sebagai terminal khusus haji dan umrah merupakan simbol dari keseriusan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada para tamu Allah. Terminal tersebut telah direvitalisasi melalui kolaborasi antara Kementerian BUMN, Holding InJourney, PT Angkasa Pura II, Kementerian Perhubungan, serta Danantara Indonesia.

Dengan fasilitas yang lebih modern dan fokus pada kenyamanan serta efisiensi pelayanan, terminal ini diharapkan mampu memfasilitasi keberangkatan jemaah secara lebih baik. Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh berhenti pada pencapaian simbolik semata, melainkan harus terus mengembangkan fasilitas dan layanan jemaah dari hulu ke hilir. “Pemerintah ingin memberi pelayanan terbaik kepada jamaah,” kata Prabowo.

Revitalisasi terminal ini dianggap sebagai wujud nyata tanggung jawab pemerintah dalam merespons kebutuhan masyarakat Muslim Indonesia yang secara konsisten menjadi salah satu penyumbang jemaah haji dan umrah terbesar di dunia.

Sinergi Antar Lembaga

Dalam pengelolaan ibadah haji dan umrah, sinergi antar lembaga menjadi kata kunci. Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat, otoritas Arab Saudi, BUMN, dan sektor swasta nasional seperti Garuda Indonesia agar pelayanan ibadah haji tidak hanya lancar tetapi juga terjangkau.

Rencana pembangunan kampung haji Indonesia di Arab Saudi menjadi salah satu terobosan penting yang akan melibatkan berbagai instansi strategis. Prabowo menilai bahwa dengan kontrol dan efisiensi yang terintegrasi, pelayanan haji tidak hanya bisa lebih baik, tetapi juga hemat.

Dengan populasi jemaah Indonesia yang sangat besar, efisiensi kecil saja bisa berdampak besar. Misalnya, penghematan Rp1 juta per jemaah akan menghasilkan penghematan nasional senilai Rp203 miliar hanya dari satu musim haji.

Langkah-langkah konkret yang disampaikan Presiden Prabowo menunjukkan adanya komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan keterjangkauan ibadah haji. Dari pembangunan kampung haji Indonesia, revitalisasi terminal khusus, hingga permintaan efisiensi dari Garuda Indonesia, semuanya diarahkan untuk satu tujuan: memberikan pelayanan terbaik dengan biaya yang lebih ringan bagi masyarakat.

Dengan arah kebijakan ini, ke depan masyarakat bisa berharap bahwa ibadah haji tidak lagi menjadi beban berat secara ekonomi, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Terlebih, jika sinergi antarinstansi bisa berjalan dengan solid, Indonesia berpotensi menjadi contoh global dalam pengelolaan ibadah haji yang profesional, efisien, dan manusiawi.

Apakah Anda ingin saya bantu membuat versi berita ini dalam bahasa Inggris juga?

Terkini