Perbankan Buka Banyak Lowongan di Tengah Gelombang PHK Global Kuartal Pertama 2025

Minggu, 08 Juni 2025 | 14:02:09 WIB
Perbankan Buka Banyak Lowongan di Tengah Gelombang PHK Global Kuartal Pertama 2025

JAKARTA — Sektor perbankan justru mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah lowongan kerja sepanjang kuartal pertama (Q1) 2025, di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda berbagai sektor industri global. Laporan terbaru dari GlobalData, perusahaan data dan analitik terkemuka, mengungkapkan bahwa sektor perbankan dan teknologi menjadi dua industri yang justru agresif melakukan perekrutan karyawan baru di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.

Pada saat banyak perusahaan memberlakukan efisiensi dengan cara memangkas tenaga kerja, bank-bank besar seperti JPMorgan Chase & Co, PNC Financial Services, dan perusahaan sistem pembayaran global Visa justru aktif membuka rekrutmen. Peningkatan ini menandai pergeseran strategi sumber daya manusia di sektor perbankan, seiring upaya digitalisasi dan peningkatan layanan keuangan yang terus berkembang.

Menurut laporan GlobalData bertajuk “Global Hiring Activity Trends & Signals Q1 2025”, tidak hanya sektor perbankan dan pembayaran yang mengalami lonjakan lowongan kerja, namun sektor teknologi dan komunikasi juga menunjukkan tren serupa. Raksasa teknologi seperti Amazon, Oracle, dan Capgemini memimpin jumlah rekrutmen di bidang teknologi.

“Meningkatnya fokus pada peran GenAI, Agen AI, Vertex AI, dan LLM mendorong permintaan akan keahlian di ChatGPT, Copilot, dan Gemini,” kata Sherla Sriprada, Analis Fundamental Bisnis di GlobalData dalam laporan resmi yang dikutip Minggu, 8 Juni 2025.

Sherla menambahkan, tema kecerdasan buatan (AI) menjadi pendorong utama dalam tren lowongan pekerjaan yang dibuka, khususnya untuk posisi Insinyur AI/ML (Machine Learning), Arsitek Cloud, dan Arsitek Solusi AI Generatif. Permintaan akan talenta dengan keahlian di bidang teknologi canggih seperti AI, big data, cloud computing, keamanan siber, dan media sosial terus meningkat.

Namun, menurut data Job Analytics Database GlobalData, lonjakan rekrutmen di sektor-sektor tertentu tidak serta-merta mengimbangi dampak PHK yang terjadi secara luas di industri lain. PHK tetap marak dilakukan, terutama di sektor yang tengah menghadapi tekanan efisiensi dan restrukturisasi bisnis.

“Organisasi-organisasi kini menyelaraskan kembali strategi bakat mereka untuk memanfaatkan inovasi digital. Kesenjangan regional dalam tren onshoring juga mencerminkan perubahan prioritas dalam hal lokalisasi tenaga kerja dan pengembangan kemampuan digital,” jelas Sherla Sriprada lebih lanjut.

Dalam laporan tersebut, perusahaan-perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat mendominasi jumlah total lowongan kerja selama Q1 2025. Hal ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas onshoring, di mana perusahaan-perusahaan AS lebih memilih merekrut talenta dari dalam negeri ketimbang mengandalkan sumber daya manusia dari luar.

Sebaliknya, tren perekrutan mengalami penurunan di sejumlah wilayah lain, termasuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Kendati demikian, terdapat peningkatan yang signifikan di beberapa negara seperti Prancis, Jepang, dan Spanyol, yang berhasil mencatatkan pertumbuhan lowongan kerja dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Di sektor lainnya, seperti aplikasi produktivitas perkantoran, permintaan tenaga kerja juga meningkat, terutama untuk posisi seperti Manajer Proyek, Analis Data, dan Asisten Administrasi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap membutuhkan talenta untuk mendukung operasional dan transformasi digital di lini manajerial dan administratif.

Analis melihat kondisi ini sebagai respons strategis dari pelaku industri untuk memperkuat posisi mereka dalam lanskap digital global yang kompetitif. Meski terjadi PHK di banyak lini, sektor perbankan dan teknologi justru melihat momentum ini sebagai peluang untuk mendapatkan talenta terbaik.

Selain itu, transformasi digital yang agresif di sektor perbankan dan sistem pembayaran turut mendorong kebutuhan akan talenta digital. Layanan keuangan berbasis teknologi, aplikasi mobile banking, hingga solusi keamanan siber menjadi prioritas utama perbankan modern. Oleh karena itu, perekrutan di sektor ini tidak hanya berkaitan dengan posisi tradisional seperti analis keuangan atau teller, namun juga melibatkan posisi baru yang berorientasi pada teknologi.

Dengan adanya tren seperti ini, para pencari kerja khususnya mereka yang terdampak PHK didorong untuk meningkatkan kompetensi digital. Kemampuan dalam bidang AI, cloud computing, hingga data science menjadi nilai tambah yang sangat dicari oleh perusahaan-perusahaan terkemuka.

Sebagaimana dikatakan Sherla Sriprada, “Tema AI telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam lowongan pekerjaan, didorong oleh kebutuhan akan Insinyur AI/ML, Arsitek Cloud, dan Arsitek Solusi AI Generatif pada Q1 2025.”

Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa meskipun pasar kerja global menghadapi tantangan besar, selalu ada peluang baru yang terbuka, khususnya di sektor-sektor yang melakukan transformasi dan adaptasi terhadap teknologi digital.

Sebagai penutup, kondisi pasar kerja pada Q1 2025 menggambarkan lanskap ketenagakerjaan yang kompleks: di satu sisi terdapat gelombang PHK besar-besaran, namun di sisi lain sektor perbankan dan teknologi justru terus tumbuh dan membutuhkan banyak tenaga kerja baru. Bagi pencari kerja, ini adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkan peluang karier di sektor yang tumbuh pesat ini.

Terkini