Bank Indonesia Dukung Program Qurban Minim Sampah di Kampung Mualaf Masjid Kayu Al Bina Bangka

Selasa, 10 Juni 2025 | 09:49:09 WIB
Bank Indonesia Dukung Program Qurban Minim Sampah di Kampung Mualaf Masjid Kayu Al-Bina Bangka

JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Komunitas BECAK BABEL bekerja sama dengan Bank Indonesia dan PT Mitra Karya Lestari (MKL) menggelar program qurban minim sampah plastik di Kampung Mualaf, Masjid Kayu Al-Bina, Desa Sempan, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka. Kegiatan yang dilaksanakan ini tidak hanya menjadi ajang ibadah dan berbagi, tetapi juga sebagai aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Program ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan terhadap Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2025 tentang pelaksanaan Idul Adha tanpa sampah plastik. Inisiatif tersebut menekankan pentingnya pengurangan limbah plastik yang kerap kali meningkat selama momen penyembelihan hewan qurban.

Sebagai bentuk implementasi, dua ekor sapi disembelih dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat sekitar. Penerima manfaat difokuskan pada kelompok yang selama ini menjadi perhatian Masjid Kayu Al-Bina, yakni para mualaf, guru ngaji, ustaz dan ustazah, masyarakat prasejahtera, lansia, janda, duda, serta anak yatim piatu. Semua distribusi dilakukan tanpa menggunakan kantong plastik sekali pakai.

Ketua Umum Komunitas BECAK BABEL, Arinda Unigraha, menegaskan bahwa program qurban ramah lingkungan ini bukanlah kegiatan baru. Sejak tahun 2019, komunitasnya telah konsisten menggelar kegiatan serupa sebagai upaya nyata mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan keagamaan yang seringkali memunculkan banyak limbah plastik. "Kami konsisten menjalankan program qurban minim sampah plastik dengan mengganti kantong plastik sekali pakai dengan alternatif lain seperti daun jati, daun pisang, besek, atau wadah plastik non sekali pakai," ujar Arinda Unigraha.

Lebih lanjut Arinda menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kesadaran lingkungan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pelaksanaan ibadah. Ia menyebut bahwa penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, selain bermanfaat untuk mengurangi sampah, juga memperkuat kearifan lokal yang selama ini mulai terpinggirkan.

Peran Bank Indonesia dalam Penguatan Ekosistem Sosial-Lingkungan

Keterlibatan Bank Indonesia dalam program ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga menjadi bagian dari upaya strategis lembaga keuangan negara tersebut dalam memperkuat peran sosial dan keberlanjutan lingkungan di daerah. Bank Indonesia kerap menginisiasi dan mendukung berbagai kegiatan sosial ekonomi, khususnya yang bersinggungan langsung dengan masyarakat akar rumput.

Melalui sinergi bersama Komunitas BECAK BABEL dan mitra korporasi seperti MKL, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung transisi masyarakat menuju pola hidup berkelanjutan. Partisipasi dalam program qurban ramah lingkungan menjadi bagian dari pendekatan kolaboratif antara sektor keuangan dan komunitas dalam membangun kesadaran kolektif untuk menjaga bumi.

Program ini juga dinilai sejalan dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan nomor 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab serta tujuan nomor 13 tentang penanganan perubahan iklim.

Kampung Mualaf sebagai Model Pemberdayaan

Masjid Kayu Al-Bina yang menjadi lokasi penyelenggaraan program merupakan masjid unik berbahan dasar kayu dengan fungsi ganda sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Kampung mualaf di sekitarnya telah menjadi lokasi pembinaan oleh berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan lembaga keuangan seperti Bank Indonesia.

Melalui program ini, masyarakat sekitar tidak hanya menerima manfaat langsung dari distribusi daging qurban, tetapi juga mendapatkan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup. Kegiatan ini juga mempererat hubungan antara masyarakat mualaf dengan komunitas muslim yang lebih luas.

Menurut Arinda, pendekatan ramah lingkungan yang dijalankan selama Idul Adha bukan hanya tentang membungkus daging tanpa plastik, melainkan menciptakan kesadaran jangka panjang bahwa keberlangsungan hidup manusia sangat tergantung pada perilaku terhadap alam. “Program ini bukan semata berbagi daging, tapi juga berbagi pemahaman. Kita ingin masyarakat tahu bahwa ibadah dan kepedulian terhadap bumi bisa berjalan berdampingan,” ucapnya.

Dukungan MKL dalam Infrastruktur Hijau

Selain Bank Indonesia, PT Mitra Karya Lestari (MKL) turut memberikan dukungan pada pelaksanaan program ini. Sebagai mitra strategis dalam pengembangan sosial dan lingkungan di Bangka, MKL membantu dalam logistik dan penyediaan bahan-bahan alternatif pengganti plastik. Mereka juga terlibat dalam mendistribusikan daging qurban kepada warga sasaran.

Kolaborasi lintas sektor seperti ini dinilai sangat penting oleh berbagai pengamat kebijakan lingkungan. Ketika pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas masyarakat bahu-membahu, maka dampaknya jauh lebih signifikan dan berkelanjutan.

Tantangan dan Harapan

Meski program qurban minim sampah sudah berjalan selama enam tahun, Arinda mengakui bahwa tantangan tetap ada, terutama dalam hal logistik dan edukasi masyarakat. Tidak semua warga terbiasa menggunakan daun jati atau besek sebagai pembungkus. Karena itu, setiap tahun pihaknya selalu melakukan sosialisasi dan pembinaan agar penerapan program berjalan optimal.

Namun begitu, ia tetap optimistis. Antusiasme masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan beberapa komunitas lain mulai mengadopsi pendekatan serupa dalam kegiatan keagamaannya. “Kami berharap ke depan, semakin banyak masjid, komunitas, dan instansi yang mengadopsi pola qurban tanpa sampah plastik ini. Apalagi Bank Indonesia sudah memberikan contoh kolaborasi yang sangat positif,” kata Arinda.

Aksi Nyata yang Patut Ditiru

Kegiatan qurban minim sampah yang diinisiasi oleh BECAK BABEL, didukung oleh Bank Indonesia dan PT MKL, di Masjid Kayu Al-Bina Bangka, menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi multi pihak bisa menghasilkan dampak sosial dan lingkungan yang besar. Dalam momentum sakral seperti Idul Adha, mereka tidak hanya berbagi daging tetapi juga berbagi nilai, inspirasi, dan harapan akan bumi yang lebih lestari.

Dengan keterlibatan Bank Indonesia, program ini diharapkan bisa menjadi model yang direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia. Sebuah wujud sinergi spiritual dan lingkungan hidup yang berpihak pada masa depan generasi mendatang.

Terkini