Pengertian Variable Cost, Karakteristik, Jenis, dan Contoh

Senin, 30 Juni 2025 | 13:52:06 WIB
pengertian variable cost

JAKARTA - Pengertian variable cost dalam konteks bisnis mengacu pada biaya yang berhubungan langsung dengan tingkat produksi barang atau jasa. 

Setiap perusahaan yang beroperasi pasti menghasilkan keuntungan dari penjualan produk mereka, dan untuk menentukan laba, perusahaan akan menghitung perekonomian mereka menggunakan sistem biaya variabel. 

Biaya variabel, yang juga dikenal dengan istilah variable cost, merujuk pada biaya yang fluktuatif sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. 

Sebagai contoh, biaya bahan baku dan kemasan merupakan bentuk dari biaya variabel yang akan naik atau turun sesuai dengan volume produksi. Biaya ini berbeda dengan biaya tetap yang tetap konstan meskipun volume produksi berubah.

Secara keseluruhan, baik biaya variabel maupun biaya tetap merupakan bagian dari total biaya produksi yang harus dikelola oleh perusahaan. 

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pengertian variable cost, karakteristik, contoh, dan perbedaan antara biaya variabel dan biaya tetap atau fixed cost.

Pengertian Variable Cost

Berdasarkan penjelasan dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengertian variable cost merujuk pada jenis biaya operasional yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas atau volume transaksi perusahaan. 

Biaya ini bersifat fluktuatif, artinya akan meningkat seiring dengan bertambahnya aktivitas produksi dan menurun ketika produksi menurun atau berhenti. Oleh karena itu, biaya variabel sering disebut juga sebagai kebalikan dari biaya tetap.

Secara sederhana, biaya variabel merupakan pengeluaran yang hanya muncul ketika proses produksi berjalan. Contohnya adalah biaya bahan baku, yang nilainya bergantung pada jumlah barang yang diproduksi. 

Saat jumlah produksi meningkat, kebutuhan akan bahan baku juga naik, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, biaya variabel dianggap sebagai beban langsung yang berkaitan erat dengan output.

Selain itu, biaya variabel dapat dihitung sebagai biaya marginal untuk setiap unit barang yang diproduksi. Oleh sebab itu, biaya ini sering juga disebut sebagai biaya per unit atau biaya tingkat, karena berubah sesuai dengan volume produksi. 

Jika proses produksi dihentikan sepenuhnya, maka biaya variabel pun otomatis tidak lagi muncul.

Dasar-dasar Biaya Variabel (Variable Cost)

Seluruh pengeluaran dalam operasional suatu bisnis pada dasarnya terdiri dari dua jenis utama, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 

Biaya tetap merupakan jenis pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari seberapa besar atau kecil volume produksi yang dilakukan. 

Dengan kata lain, perusahaan tetap harus menanggung biaya ini meskipun tidak ada penjualan atau kegiatan produksi. Contoh dari biaya tetap meliputi sewa gedung, gaji karyawan tetap, asuransi, dan berbagai keperluan kantor lainnya. 

Biaya-biaya ini tetap dibayarkan berdasarkan kontrak atau kesepakatan, meskipun pendapatan perusahaan menurun. 

Bahkan jika terjadi kenaikan dalam beberapa komponen seperti gaji atau sewa, biaya tetap tetap tidak terkait langsung dengan jumlah produksi atau penjualan.

Berbeda dari biaya tetap, biaya variabel merupakan pengeluaran yang berubah-ubah tergantung pada volume produksi atau jumlah penjualan. 

Biaya ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah output, dan sebaliknya akan menurun ketika produksi menurun. Biaya produksi variabel umumnya memiliki tarif tetap per unit barang yang diproduksi. 

Contoh dari biaya ini adalah komisi penjualan, biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, serta tagihan utilitas yang berkaitan langsung dengan aktivitas produksi. 

Total biaya variabel dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang diproduksi dengan biaya variabel per unitnya.

Selain itu, terdapat pula jenis pengeluaran lain yang berada di antara biaya tetap dan variabel, yakni biaya semi-variabel. Biaya ini memiliki karakteristik gabungan, di mana pada tingkat produksi atau penjualan tertentu, ia bersifat tetap. 

Namun, setelah melewati batas tertentu, biaya tersebut akan berubah mengikuti volume kegiatan, menjadi biaya variabel. 

Artinya, apabila volume produksi belum mencapai ambang tertentu, perusahaan masih harus menanggung biaya tetap. 

Namun, begitu volume tersebut terlampaui, biaya akan meningkat seiring aktivitas. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

  • Biaya variabel adalah jenis biaya yang berubah sesuai dengan tingkat output yang dihasilkan oleh perusahaan.
  • Biaya ini sepenuhnya bergantung pada volume produksi atau penjualan yang terjadi.

Tidak seperti biaya tetap yang sifatnya konstan, biaya variabel bersifat fleksibel dan bisa naik atau turun dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi.

Karakteristik Biaya Variabel

Biaya variabel memiliki sifat khas yang dijelaskan secara rinci dalam studi Akuntansi Biaya. Beberapa karakteristik utama dari biaya variabel antara lain:

  • Jumlah totalnya akan berubah secara langsung seiring dengan perubahan volume produksi atau aktivitas.
  • Meskipun jumlah totalnya berubah, biaya per unit cenderung tetap stabil selama volume produksi masih berada dalam kisaran yang relevan.
  • Biaya ini dapat dengan mudah dan akurat dialokasikan ke bagian operasional tertentu dalam perusahaan.
  • Selain itu, pengeluaran jenis ini biasanya berada di bawah kendali seseorang dari departemen tertentu yang bertanggung jawab atas aktivitas terkait.

Jenis- jenis Variable Cost

Biaya Variabel Teknis

Dalam konteks akuntansi manajerial, biaya variabel teknis adalah jenis biaya yang berkaitan langsung dan nyata dengan tingkat aktivitas atau output tertentu. 

Hubungan antara input dan output pada biaya ini sangat jelas—misalnya, pada biaya bahan baku. 

Berdasarkan literatur akuntansi biaya, sebagian besar biaya variabel termasuk dalam kategori teknis ini. Artinya, jika jumlah input mengalami perubahan, maka output juga akan berubah secara proporsional, dan begitu juga sebaliknya. 

Hubungan yang terjadi bersifat langsung dan seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.

Biaya Variabel Diskresioner

Jenis biaya ini berubah sesuai dengan volume aktivitas, namun perubahannya ditentukan oleh kebijakan atau keputusan internal manajemen. 

Contoh umum dari biaya variabel diskresioner adalah pengeluaran untuk iklan, yang sepenuhnya ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. 

Dalam perspektif akuntansi manajerial, biaya ini dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik yang memperlihatkan perubahan, meski tidak disebabkan oleh faktor-faktor teknis seperti bahan langsung atau tenaga kerja langsung. 

Kenaikan biaya diskresioner ini lebih mencerminkan otoritas pengelolaan dalam pengambilan keputusan terkait pengeluaran.

Berbeda dengan biaya variabel teknis, ketika input pada biaya diskresioner berubah, output belum tentu berubah secara langsung. 

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku biaya ini tidak sepenuhnya murni variabel, melainkan bersifat fleksibel tergantung pada keputusan yang diambil. 

Biaya jenis ini cenderung berubah dalam jumlah besar dan membutuhkan tingkat aktivitas tertentu agar perubahannya signifikan.

Contoh Biaya Variabel (Variable Cost)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kita bisa mulai mengidentifikasi apa saja yang tergolong ke dalam biaya variabel. Jika Anda masih merasa bingung, beberapa contoh berikut dapat membantu memperjelas:

Bahan Baku

Merupakan komponen utama dalam proses produksi dan sering disebut sebagai bahan langsung. 

Karena jumlah bahan baku yang digunakan bergantung pada seberapa banyak produk yang diproduksi, maka biaya ini tergolong sebagai biaya variabel. Semakin besar volume produksi, semakin tinggi pula biaya bahan bakunya.

Tenaga Kerja Langsung

Jenis tenaga kerja ini terlibat secara langsung dalam proses produksi. Upah mereka biasanya dibayarkan berdasarkan hasil atau jumlah unit yang berhasil diproduksi. 

Namun, hanya tenaga kerja yang bersifat tidak tetap—seperti pekerja harian atau kontrak—yang dianggap sebagai biaya variabel. Sementara tenaga kerja tetap dengan gaji bulanan tidak termasuk dalam kategori ini.

Pemakaian Bahan Penunjang Mesin Produksi

Bahan-bahan seperti pelumas mesin, listrik, atau gas yang dibutuhkan agar mesin produksi berfungsi juga termasuk dalam biaya variabel. 

Walaupun tidak berinteraksi langsung dengan produk, penggunaannya sangat bergantung pada aktivitas produksi yang berjalan.

Upah Lembur

Waktu lembur yang dilakukan oleh pekerja untuk menambah jumlah produksi biasanya dihitung sebagai biaya variabel. 

Akan tetapi, jika perusahaan menerapkan sistem gaji tetap harian tanpa memperhitungkan jam tambahan, maka biaya lembur tidak lagi dianggap sebagai biaya variabel.

Komisi Penjualan

Komisi diberikan berdasarkan jumlah produk yang berhasil dijual, sehingga besarannya akan mengikuti volume penjualan. Karena sifatnya yang fluktuatif dan tergantung pada hasil penjualan, komisi termasuk dalam kategori biaya variabel.

Biaya Transaksi Kartu Kredit

Bagi perusahaan yang menerima pembayaran melalui kartu kredit, biaya yang dikenakan oleh penyedia layanan akan dihitung berdasarkan jumlah transaksi. 

Selama biayanya dihitung per transaksi, maka pengeluaran ini tergolong biaya variabel. Sebaliknya, jika tarifnya bersifat tetap setiap bulan, maka tidak lagi masuk dalam kategori ini.

Biaya Pengiriman

Pengeluaran untuk mengirim produk ke berbagai lokasi sangat tergantung pada volume barang dan wilayah tujuan. Jika jumlah barang yang dikirim sedikit atau pengiriman tidak dilakukan ke area tertentu, maka total biaya pun berkurang. 

Oleh karena itu, biaya pengiriman tergolong sebagai biaya variabel karena sifatnya yang berubah sesuai kondisi operasional.

Perbedaan Mendasar antara Biaya Variabel (Variable Cost) dan Biaya Tetap (Fixed Cost)

Setelah memahami pengertian biaya tetap dan biaya variabel, kini saatnya meninjau perbedaan antara keduanya berdasarkan berbagai aspek penting. Berikut adalah beberapa poin pembeda utama:

Waktu Terjadinya

Perbedaan pertama terletak pada frekuensi kemunculannya. Biaya variabel umumnya bersifat jangka pendek, seperti harian atau mingguan, karena tergantung pada aktivitas produksi. 

Sebaliknya, biaya tetap muncul dalam periode yang lebih panjang, misalnya bulanan, tahunan, atau bahkan beberapa tahun sekali.

Nilai Pembayaran

Dari sisi besaran pembayaran, biaya tetap biasanya memiliki nominal yang lebih besar dibanding biaya variabel. Namun, meskipun laba perusahaan naik turun, jumlah biaya tetap cenderung konstan. 

Di sisi lain, biaya variabel lebih fleksibel dan dapat disesuaikan sesuai kondisi keuangan perusahaan, terutama ketika produksi meningkat atau menurun.

Keterkaitan dengan Output

Biaya variabel sangat erat kaitannya dengan jumlah output. Semakin banyak produksi, semakin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan. 

Sebaliknya, biaya tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang diproduksi. Bahkan jika produksi menurun, nilai biaya tetap tidak akan berubah.

Pencatatan dalam Akuntansi

Dalam praktik akuntansi, pelaporan biaya variabel umumnya dilakukan secara rutin, bisa harian, mingguan, atau bulanan, tergantung pada arus kas dan aktivitas produksi. 

Hal ini umum dijumpai di perusahaan manufaktur, terutama yang fokus pada ekspor. Sebaliknya, laporan biaya tetap tidak dibuat sesering itu, dan biasanya hanya dilaporkan setiap bulan, tahun, atau sesuai kebutuhan.

Penentuan Harga Produk

Terakhir, dalam proses penetapan harga jual, biaya variabel memainkan peran yang sangat penting. Meskipun nilainya lebih kecil, biaya ini langsung memengaruhi harga pokok produksi. 

Sementara itu, biaya tetap yang nilainya besar justru tidak terlalu berpengaruh dalam menentukan harga jual per unit, melainkan lebih relevan dalam menentukan titik impas atau biaya dasar perusahaan saat berada pada kondisi tanpa laba.

Rumus Variable Cost

Contoh perhitungan biaya variabel dapat dilihat pada produksi tas. Jika bahan kulit tas harganya Rp 2.000 per pasang dan biaya tenaga kerja Rp 500 per sepatu, maka total biaya produksi untuk satu tas adalah Rp 2.500. 

Jika dalam sehari diproduksi 10 pasang tas, maka biaya produksi total adalah 10 x Rp 2.500 = Rp 25.000. 

Namun, jika dalam sehari diproduksi 20 pasang tas, biaya produksinya menjadi 20 x Rp 2.500 = Rp 50.000. Ini menggambarkan penerapan rumus biaya variabel yang bergantung pada jumlah produksi.

Rasio Biaya Variabel

Rasio biaya variabel digunakan dalam laporan pengeluaran untuk menunjukkan proporsi biaya variabel dalam proses produksi perusahaan. 

Rasio ini dihitung sebagai persentase dari penjualan bersih, yaitu dengan membagi biaya variabel dengan laba bersih. 

Rasio biaya variabel membandingkan biaya variabel yang dikeluarkan untuk produksi dengan pendapatan yang dihasilkan, sementara biaya tetap tidak dimasukkan dalam perhitungan ini.

Selain itu, rasio biaya variabel dapat dihitung dengan cara lain, yaitu menggunakan rasio 1-kontribusi. 

Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan bisnis untuk mencapai atau mempertahankan keseimbangan, di mana pendapatan dapat tumbuh lebih cepat daripada biaya.

Rasio biaya variabel juga mengukur hubungan antara total penjualan dan biaya produksi yang terkait dengan pendapatan yang diperoleh. 

Hal ini sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja manajerial dalam menentukan titik impas (break-even point), memperkirakan keuntungan, serta menetapkan harga jual optimal untuk produk yang akan dijual.

Sebagai penutup, pengertian variable cost merujuk pada biaya yang berubah seiring dengan volume produksi, mempengaruhi perhitungan laba dan strategi harga perusahaan.

Terkini