JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah menorehkan langkah strategis dalam penguatan industri pertahanan nasional melalui proyek pembangunan Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A-B. Dengan nilai kontrak mencapai Rp275 miliar, proyek ini telah melampaui target progres fisik yang ditetapkan, yakni sudah mencapai 62,52 persen, lebih tinggi dari rencana awal sebesar 57,29 persen.
Proyek ini bukan sekadar pembangunan dermaga biasa. Dermaga shiplift tersebut dirancang khusus untuk kapal selam dengan tingkat presisi dan kekuatan yang sangat tinggi. Menjadi shiplift pertama di Indonesia yang diperuntukkan bagi kapal selam, infrastruktur ini diharapkan menjadi pondasi penting untuk mendukung kemandirian industri maritim nasional sekaligus mengokohkan kesiapan pertahanan laut Tanah Air.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, mengungkapkan, "PTPP tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga pondasi bagi masa depan industri maritim Indonesia yang kuat dan berdaulat." Pernyataan ini menegaskan komitmen PTPP dalam menghadirkan fasilitas pertahanan yang tidak hanya memenuhi standar teknis tinggi, tapi juga memiliki makna strategis bagi kedaulatan nasional.
Struktur dermaga shiplift ini memiliki kapasitas beban hingga 15 ton per meter persegi dengan ketebalan beton mencapai 2,5 meter. Kapasitas ini sangat krusial untuk menopang aktivitas naik-turun kapal selam secara aman dan efisien. Selain itu, dermaga ini memastikan proses perawatan serta peluncuran ulang kapal selam dapat berlangsung dengan presisi, yang menjadi kunci dalam menjaga kesiapsiagaan alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.
Selain aspek teknis, proyek ini juga menonjol dalam penerapan konsep pembangunan berkelanjutan. PTPP memanfaatkan bahan precast beton yang dilengkapi bekisting baja yang bisa dipakai berulang, guna mengurangi limbah konstruksi dan emisi karbon. Upaya ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mengedepankan teknologi ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, lokasi proyek juga dilengkapi dengan sistem penerangan tenaga surya. Penggunaan sumber energi terbarukan di area konstruksi ini merupakan bagian dari strategi PTPP untuk mengurangi jejak karbon selama pengerjaan proyek. Inisiatif ini selaras dengan tren global yang menuntut pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan.
Di lapangan, PTPP memanfaatkan teknologi digital canggih untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi kerja. Penggunaan Internet of Things (IoT) dan Building Information Modeling (BIM) hingga level 9D memungkinkan pengawasan proses konstruksi secara detail dan real-time. Dengan demikian, selain hasil akhir yang berkualitas, aspek keselamatan kerja pun tetap terjaga.
Teknologi seperti automatic bucket cor dan automatic curing beton memastikan proses pengecoran dan pengeringan berlangsung merata dan presisi. Ditambah lagi, mesin roller besi tulangan digunakan untuk memastikan besi tulangan terpasang dengan tepat sesuai standar kekuatan struktur. Menurut Joko Raharjo, "teknologi ini juga membantu mengurangi risiko kecelakaan kerja sehingga proyek berjalan efisien dan aman."
Salah satu nilai tambah dari proyek ini adalah kerja sama strategis dengan Syncrolift AS, perusahaan teknologi asal Norwegia yang terkenal dalam pengembangan sistem shiplift dunia. Kolaborasi ini membuka peluang transfer teknologi yang penting bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal. Tenaga kerja Indonesia berkesempatan mengasah kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mengoperasikan dan merawat fasilitas canggih ini.
Kerja sama ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang ingin memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional dan mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. Transfer teknologi dari Syncrolift AS menjadi salah satu pilar utama dalam upaya membangun ekosistem maritim yang mandiri dan berdaya saing global.
Dengan target penyelesaian proyek dalam 600 hari kalender, progres pembangunan yang sudah menembus 62 persen membuat PTPP optimistis proyek selesai tepat waktu, bahkan lebih cepat dari jadwal. Keberhasilan proyek ini akan semakin memperkuat reputasi PTPP sebagai kontraktor utama nasional yang berpengalaman dalam menangani proyek infrastruktur strategis, mulai dari sektor pertahanan hingga energi dan fasilitas kesehatan.
Dari kacamata geopolitik dan strategi nasional, pembangunan dermaga shiplift kapal selam merupakan simbol kemajuan Indonesia dalam mengelola armada laut secara mandiri. Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan perbaikan kapal selam, tapi juga menjadi pusat vital untuk menjaga kesiapsiagaan dan keberlanjutan operasional TNI Angkatan Laut.
Melalui pembangunan dermaga shiplift yang dilakukan di dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap fasilitas luar negeri untuk logistik dan pemeliharaan kapal selam. Hal ini berdampak positif pada efisiensi operasional serta pengendalian proses perawatan alutsista yang bersifat sangat rahasia dan strategis.
Lebih dari itu, integrasi prinsip pembangunan hijau dalam proyek ini menegaskan bahwa sektor pertahanan pun mampu beradaptasi dengan tuntutan era rendah karbon dan keberlanjutan lingkungan. PTPP menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dan inovasi konstruksi dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab ekologis.
Ke depan, PTPP berkomitmen untuk terus mendorong transformasi industri konstruksi nasional melalui inovasi teknologi dan kolaborasi global. Proyek Dermaga Kapal Selam Block A-B menjadi wujud nyata semangat membangun Indonesia yang modern, kuat, dan mandiri, baik dari sisi teknologi, sumber daya manusia, maupun penguatan keamanan nasional.