Energi Bersih Menggerakkan Masa Depan

Kamis, 10 Juli 2025 | 07:28:07 WIB
Energi Bersih Menggerakkan Masa Depan

JAKARTA - Perombakan jajaran komisaris di lingkungan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) kembali terjadi. Kali ini, posisi strategis komisaris diisi oleh figur yang memiliki rekam jejak di lingkaran dekat Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Dhani Wirianata, yang dikenal sebagai mantan sekretaris pribadi Prabowo, resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT PLN EPI.

Langkah ini menandai masuknya tokoh berlatar belakang politik dan militer ke dalam struktur pengawasan perusahaan energi pelat merah yang memegang peranan penting dalam rantai pasok energi nasional. Keputusan penunjukan ini tertera dalam Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham (KPPS-LRUPS) PT PLN Energi Primer Indonesia.

PT PLN EPI merupakan anak usaha dari PT PLN (Persero) yang dibentuk sebagai bagian dari restrukturisasi besar dalam tubuh induk usaha kelistrikan nasional. Perusahaan ini bertanggung jawab atas pengadaan dan pengelolaan energi primer untuk kebutuhan pembangkit listrik di seluruh Indonesia, termasuk batubara, gas, dan bahan bakar lainnya.

Selain Dhani Wirianata, perubahan juga terjadi di level direksi. Rachmat Gusti yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia, kini digantikan oleh Iwan Agung Firstantara. Nama terakhir bukanlah sosok asing dalam dunia ketenagalistrikan nasional. Iwan Agung pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) pada periode 2015 hingga 2017, serta memiliki pengalaman panjang di industri konstruksi melalui keterlibatannya di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

"Ya, benar. Sudah ada perubahan pengurus dan telah ditetapkan dalam keputusan pemegang saham," ungkap salah satu sumber dari internal PLN yang mengetahui proses pergantian ini.

Perubahan ini sekaligus menjadi penanda adanya konsolidasi lebih lanjut di sektor energi primer, terutama dalam rangka memperkuat koordinasi antara penyediaan bahan bakar dan kebutuhan operasional pembangkit PLN. PLN EPI menjadi aktor kunci dalam skema pasokan energi nasional yang berkelanjutan, seiring dengan tuntutan transisi energi menuju penggunaan sumber daya yang lebih bersih.

Penunjukan Dhani Wirianata ke dalam jajaran komisaris menambah panjang daftar tokoh dengan latar belakang militer atau relasi politik yang dipercaya mengemban jabatan strategis di perusahaan-perusahaan BUMN, khususnya sektor energi. Sebelumnya, figur-figur serupa juga ditempatkan di posisi penting di berbagai entitas energi lainnya.

Dhani bukanlah sosok baru di sekitar Prabowo. Selain pernah menjabat sebagai sekretaris pribadi, ia juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keorganisasian yang dekat dengan kelompok pendukung Prabowo. Langkahnya menapaki dunia korporasi BUMN menandai ekspansi pengaruh dari figur-figur sipil dan militer yang pernah berkarier di ranah politik dan pertahanan.

Di sisi lain, kembalinya Iwan Agung Firstantara ke lingkungan PLN EPI membawa harapan tersendiri bagi pembenahan struktur internal dan efisiensi operasional perusahaan. Dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berpengalaman, Iwan diperkirakan akan mengarahkan PLN EPI ke arah yang lebih adaptif terhadap perubahan global, khususnya dalam hal pengelolaan energi primer yang lebih ramah lingkungan.

Selama ini, PLN EPI memainkan peran vital dalam menjaga kestabilan pasokan energi nasional. Mereka menjadi garda terdepan dalam memastikan bahan bakar untuk pembangkit tersedia tepat waktu dan dalam jumlah yang memadai. Gangguan dalam rantai pasok energi primer bisa berdampak langsung pada kelistrikan di berbagai daerah.

Dengan formasi baru ini, diharapkan ada penyegaran kebijakan dan percepatan transformasi yang telah dirancang sebelumnya. Terlebih lagi, tantangan sektor energi nasional semakin kompleks, mulai dari harga komoditas global yang fluktuatif, tekanan dari transisi energi global, hingga isu efisiensi operasional di tubuh BUMN energi.

PLN EPI diharapkan dapat menjadi pionir dalam mengelola rantai pasok energi yang lebih hijau dan efisien. Salah satu fokus utama adalah mempercepat pengalihan dari energi berbasis fosil ke sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) tanpa mengorbankan keandalan pasokan listrik nasional.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menilai perubahan pengurus ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat struktur organisasi di sektor energi. "Figur-figur baru ini diharapkan bisa menjawab tantangan besar sektor energi, terutama dalam menghadapi era transisi energi global," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian BUMN belum memberikan pernyataan resmi terkait alasan dan strategi di balik perubahan pengurus ini. Namun, secara umum, kementerian telah berkali-kali menekankan pentingnya transformasi di tubuh BUMN, termasuk dalam hal tata kelola yang bersih dan profesional.

Meski begitu, penunjukan figur-figur dengan kedekatan politik tentu akan terus mendapat sorotan dari publik. Sebagian pihak menilai langkah ini berpotensi memunculkan konflik kepentingan, sementara lainnya melihatnya sebagai bentuk sinergi antara pemerintahan dan pengelolaan aset strategis negara.

Apa pun dinamika yang terjadi di balik layar, PLN EPI kini berada di bawah pengawasan dan arah baru. Masyarakat pun menaruh harapan agar perubahan ini benar-benar membawa dampak positif, khususnya dalam menjamin pasokan energi nasional yang stabil dan berkelanjutan.

Dengan kombinasi pengalaman lama dan figur baru, tantangan besar di sektor energi kini berada di depan mata. Mampukah formasi anyar ini menjawab harapan dan membuktikan kinerja yang lebih optimal? Waktu akan menjawabnya.

Terkini