JAKARTA - Dalam rangka memperkuat konektivitas dan menjamin stabilitas pasokan kebutuhan pokok, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) terus menjalankan peran vitalnya sebagai operator kapal logistik nasional. Sejak mendapatkan mandat dari pemerintah pada 2015, Pelni telah secara konsisten melayani wilayah-wilayah Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan (3TP) melalui pengiriman barang pokok dan penting (bapokting).
Keberadaan kapal logistik Pelni terbukti membawa manfaat besar, khususnya dalam menekan disparitas harga kebutuhan pokok antarwilayah. Direktur Utama Pelni, Tri Andayani, menyampaikan bahwa pelayanan logistik yang terjadwal memberikan kepastian kepada pelaku usaha dan masyarakat, terutama di kawasan timur Indonesia.
“Secara variatif, disparitas harga barang pokok dan penting dapat ditekan hingga 40 persen. Hal ini tentunya dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama masyarakat kepulauan 3TP yang merasakan peranan pemerintah dalam pemerataan ekonomi melalui penugasan kapal logistik Pelni ke wilayah mereka,” jelas Tri di Jakarta, Kamis, 24 Juli 2025.
Menurutnya, keteraturan kapal logistik dalam berlayar turut menciptakan stabilitas harga pasar. Hal ini memberikan ruang bagi pelaku usaha setempat untuk menyesuaikan harga jual tanpa kekhawatiran terhadap lonjakan biaya distribusi.
Penurunan harga barang pokok pun sangat terasa di berbagai wilayah. Untuk daerah barat Indonesia seperti Kabupaten Simeulue, Anambas, hingga Natuna, harga kebutuhan pokok seperti beras, terigu, gula, minyak goreng, dan daging sapi mengalami penurunan antara 5 hingga 17 persen. Di wilayah tengah seperti Nunukan, Kepulauan Sangihe, dan Sabu Raijua, penurunan mencapai 6 hingga 33 persen. Sementara itu, wilayah timur Indonesia mencatatkan penurunan harga paling signifikan, yakni berkisar 13 hingga 48 persen di daerah seperti Kabupaten Seram Bagian Barat, Fak Fak, dan Kepulauan Tanimbar.
Dampak positif ini tidak hanya terlihat dari sisi ekonomi rumah tangga, namun juga memperkuat geliat usaha lokal di daerah-daerah tersebut. Dengan biaya logistik yang lebih efisien, daya beli masyarakat meningkat dan arus barang lebih lancar.
Pelni menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga keberlangsungan armada logistiknya. “Melalui penugasan pemerintah, kami berkomitmen untuk memastikan kesiapan alat produksi kami agar dapat berlayar sesuai jadwal dan konsisten memberikan jaminan ketersediaan angkutan yang terjangkau dan diandalkan masyarakat,” ujar Tri.
Dalam semangat mendukung pemerataan pembangunan nasional dan menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, keberadaan kapal logistik menjadi bagian dari upaya menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045.
Sejak awal penugasannya pada 2015, kapal logistik Pelni telah mengangkut sebanyak 86.023 TEUS melalui 1.074 perjalanan (voyage). Bahkan untuk kinerja Semester I tahun 2025 saja, tercatat volume angkut sebesar 5.849 TEUS, naik signifikan sebesar 102 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Di tahun 2025, Pelni mengoperasikan kapal logistik untuk 8 trayek dengan total 52 pelabuhan yang disinggahi. Untuk mendukung kelancaran distribusi, Pelni juga menyiapkan satu kapal logistik tambahan sebagai cadangan. Kapasitas angkut total per keberangkatan mencapai 1.151 TEUS, menjadikan armada Pelni sebagai tulang punggung distribusi logistik nasional ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau moda transportasi lainnya.
Namun begitu, Tri juga menggarisbawahi bahwa operasional kapal logistik di wilayah 3TP tidak lepas dari tantangan. Faktor cuaca ekstrem serta keterbatasan sarana dan prasarana pelabuhan menjadi kendala utama yang kerap menyebabkan keterlambatan jadwal kapal.
Ia berharap perbaikan sarana pelabuhan segera diupayakan, agar proses bongkar muat dapat lebih efisien dan pergerakan logistik menjadi lebih cepat. “Perlu juga ada kolaborasi pemda setempat dengan stakeholder untuk mengoptimalkan muatan balik (produk unggulan daerah),” tegasnya.
Pengoptimalan muatan balik menjadi penting untuk mendorong produktivitas ekonomi lokal. Jika kapal logistik tidak hanya membawa barang dari pusat ke daerah, tetapi juga dapat memuat hasil produksi lokal kembali ke pusat atau wilayah lain, maka potensi ekonomi daerah akan lebih terangkat. Selain efisiensi biaya operasional, hal ini juga akan memperluas pasar bagi produk-produk unggulan daerah.
Penugasan kapal logistik Pelni adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam menjangkau masyarakat di wilayah-wilayah dengan keterbatasan akses. Pemerintah melalui sinergi dengan BUMN seperti Pelni terus berupaya menjamin keadilan distribusi dan keterjangkauan harga.
Pelni juga terus berinovasi dalam pengelolaan operasional kapal agar mampu menjawab dinamika kebutuhan logistik nasional. Dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, efisiensi biaya, dan layanan yang andal, kapal logistik Pelni berperan penting sebagai jembatan penghubung antarwilayah yang mendukung terciptanya satu harga di seluruh Indonesia.
Secara keseluruhan, peran kapal logistik tidak hanya sekadar mengangkut barang, tetapi juga memegang peran strategis dalam membangun pemerataan ekonomi dan memperkuat keutuhan nasional. Dari pelabuhan ke pelabuhan, dari barat ke timur, kapal logistik Pelni melayarkan harapan dan kestabilan bagi jutaan masyarakat Indonesia yang tinggal di kepulauan 3TP.