JAKARTA - Upaya memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah terus dilakukan berbagai pihak, salah satunya melalui penguatan pasar modal syariah. Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (IDX) dan Phintraco Sekuritas untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam aktivitas ekonomi syariah yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Kolaborasi ini tidak hanya menunjukkan peran penting entitas sosial dalam dunia keuangan, tetapi juga memperlihatkan sinergi positif antara lembaga keuangan dan regulator dalam mendukung perkembangan instrumen investasi syariah di Tanah Air.
Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, menyoroti pentingnya membedakan antara sedekah dan wakaf, terutama dalam konteks kebermanfaatan jangka panjang. Menurutnya, sedekah memberikan manfaat sesaat, sementara wakaf dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan. Ia menekankan bahwa wakaf bukanlah untuk kepentingan pribadi atau kelompok, melainkan harus dikelola agar memberi dampak luas bagi umat.
“Sedekah biasanya manfaatnya sesaat, tapi kalau wakaf manfaatnya panjang. Wakaf harus mempunyai nilai kebermanfaatan yang sangat luas, bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan,” ujar Ahmad Juwaini dalam kegiatan Sekolah Pasar Modal Syariah yang digelar baru-baru ini.
Kegiatan ini dihadirkan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek pasar modal syariah, mulai dari konsep dan mekanisme investasi halal hingga pengenalan wakaf saham. Peserta diberikan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana wakaf saham bisa menjadi instrumen filantropi yang produktif berbasis aset.
Dalam paparannya, Ahmad juga menjelaskan bahwa keuntungan dari pengelolaan wakaf saham harus diarahkan kepada penerima manfaat sesuai prinsip syariah. Surplus yang dihasilkan bukan untuk konsumsi pribadi, melainkan digunakan secara produktif untuk kepentingan umat. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat nilai sosial dari instrumen keuangan syariah.
Dari sisi regulator, Reza Sadat Shahmeini selaku Spesialis Pengembangan Produk Syariah dari BEI, menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan pasar modal syariah nasional. Ia memaparkan bahwa indeks saham syariah Indonesia menunjukkan kinerja yang kuat dalam beberapa waktu terakhir.
“Indeks saham syariah Indonesia naik 12,67% dalam satu bulan terakhir, lebih tinggi dibanding indeks saham gabungan yang naik 9,55%,” jelas Reza. Data ini menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan investor terhadap instrumen investasi berbasis syariah terus meningkat.
Capaian tersebut tidak hanya menjadi indikator positif bagi pelaku industri pasar modal, tetapi juga memberikan keyakinan bahwa instrumen investasi syariah mampu bersaing di tengah dinamika pasar. Performa ini menjadi bukti bahwa investasi berbasis prinsip syariah bisa menjadi alternatif strategis yang potensial.
Sementara itu, dari sisi pengelolaan wakaf saham, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pengembangan dan Investasi Wakaf juga terus mendorong pemanfaatan instrumen ini untuk mendukung aktivitas sosial dan pemberdayaan masyarakat. Kepala lembaga tersebut, Prima Hadi Putra, menilai bahwa wakaf saham menjadi solusi inovatif untuk memperluas manfaat filantropi secara lebih modern.
“Wakaf saham menjadi solusi filantropi modern yang menjangkau aspek sosial secara luas,” tegas Prima. Menurutnya, potensi wakaf saham sangat besar, namun masih dibutuhkan upaya masif dalam edukasi kepada masyarakat agar memahami dan tertarik untuk berpartisipasi.
Ia juga mengakui bahwa tantangan utama dalam pengembangan wakaf saham adalah pada sisi sosialisasi dan ajakan kepada publik, khususnya masyarakat umum yang belum banyak mengenal instrumen ini. Hingga saat ini, pemanfaatan wakaf saham masih banyak bergantung pada kontribusi perusahaan besar atau kalangan terbatas.
“Tantangan kita saat ini adalah edukasi dan ajakan kepada masyarakat luas akan pentingnya wakaf saham, yang hingga kini masih bertumpu pada stakeholder maupun perusahaan besar,” lanjutnya.
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai konsep wakaf produktif seperti wakaf saham dinilai menjadi langkah strategis untuk memperkuat fondasi ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, sinergi antara lembaga sosial, pelaku pasar, dan otoritas keuangan menjadi penting agar program literasi ini dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya nasional dalam mengembangkan sektor keuangan syariah sebagai bagian dari strategi besar untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Melalui penguatan pasar modal syariah, masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi objek filantropi, tetapi juga subjek pembangunan ekonomi melalui kepemilikan aset dan keterlibatan aktif dalam instrumen investasi halal.
Dengan terus meningkatnya kesadaran akan pentingnya investasi syariah, diharapkan ekosistem pasar modal di Indonesia akan semakin kuat dan beragam. Lebih dari itu, literasi keuangan berbasis nilai-nilai keislaman juga diyakini mampu membangun budaya ekonomi yang adil, beretika, dan berorientasi pada kemaslahatan bersama.
Kerja sama antara Dompet Dhuafa, BEI, dan Phintraco Sekuritas menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor mampu menciptakan dampak sosial yang luas melalui pendekatan inovatif. Sinergi ini mencerminkan semangat membangun ekonomi umat secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi besar dari pasar modal syariah.