BNI Tunjukkan Ketahanan dan Kinerja Positif Konsisten

Jumat, 25 Juli 2025 | 13:54:43 WIB
BNI Tunjukkan Ketahanan dan Kinerja Positif Konsisten

JAKARTA - Di tengah dinamika industri perbankan yang menghadapi tantangan likuiditas serta ketidakpastian ekonomi global, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan ketangguhan fundamental dan konsistensi dalam pertumbuhan kinerja pada paruh pertama tahun ini. Perseroan tetap melanjutkan langkah strategis dalam memperkuat likuiditas dan mengelola kualitas aset secara berkelanjutan.

Kinerja positif ini tidak lepas dari keberhasilan BNI menjaga momentum pertumbuhan dana murah atau CASA yang diperkuat oleh konsistensi transformasi digital. Kedua elemen ini menjadi fondasi penting dalam meningkatkan kapasitas ekspansi kredit sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis secara menyeluruh.

Wakil Direktur Utama BNI, Alexandra Askandar, menjelaskan bahwa perseroan tetap mampu memperkuat posisi fundamental di tengah kondisi makroekonomi yang stabil serta transisi pemerintahan yang berjalan baik. Ia menyebut bahwa keberhasilan penguatan CASA dan kualitas aset menjadi kunci utama dalam mempersiapkan langkah ekspansi kredit yang lebih besar di semester kedua tahun ini. "Kami melihat penguatan CASA dan kualitas aset sebagai pilar utama untuk memperkuat kapasitas ekspansi kredit di semester kedua. Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," ungkap Alexandra.

Di tengah tantangan eksternal, BNI tetap mencatatkan capaian laba bersih sebesar Rp 10,1 triliun. Meski angka ini mengalami penurunan 5,6 persen secara tahunan, namun pencapaian ini tetap mencerminkan kemampuan adaptif perseroan dalam menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tekanan.

Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) juga tercatat tumbuh 2,3 persen secara tahunan menjadi Rp 19,52 triliun. Kinerja ini menunjukkan bahwa strategi intermediasi BNI berhasil memberikan hasil yang positif.

Dalam hal penyaluran kredit, hingga akhir semester pertama, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 7,1 persen secara tahunan, sehingga total kredit yang disalurkan mencapai Rp 778,7 triliun. Pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh sektor korporasi, dengan peningkatan mencapai 10,4 persen menjadi Rp 435,8 triliun. Pertumbuhan tersebut berasal dari korporasi swasta, BUMN, serta institusi pemerintah.

Secara lebih rinci, kredit kepada sektor swasta dan institusi tumbuh 11,1 persen menjadi Rp 314,6 triliun, sedangkan kredit ke BUMN meningkat 8,7 persen menjadi Rp 121,2 triliun. Segmen konsumer pun menunjukkan perkembangan yang positif dengan pertumbuhan sebesar 10,7 persen menjadi Rp 147 triliun.

Pertumbuhan tersebut terutama disumbang oleh peningkatan personal loan sebesar 11,7 persen menjadi Rp 60,1 triliun dan kredit pemilikan rumah (KPR) yang naik 9,9 persen menjadi Rp 68,4 triliun. Sementara itu, kredit pada segmen UMKM non-KUR menunjukkan kenaikan sebesar 9,2 persen menjadi Rp 44,4 triliun.

Momentum positif juga mulai terlihat pada segmen komersial yang berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,5 persen. Peningkatan ini menunjukkan bahwa berbagai inisiatif ekspansi yang dilakukan mulai menghasilkan dampak positif terhadap portofolio kredit secara menyeluruh.

Lebih jauh, anak usaha BNI turut mencatat kinerja yang kuat dengan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 27,1 persen menjadi Rp 17,2 triliun. Hal ini menjadi bukti bahwa sinergi grup terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja konsolidasi.

Hibank, sebagai anak usaha BNI yang berfokus pada pembiayaan segmen komersial dan UKM berbasis digital, mencatat pertumbuhan signifikan hingga 31 persen secara tahunan. Selain itu, kualitas aset di hibank tetap terjaga dengan baik, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang tetap stabil di bawah 1 persen.

Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit pada segmen dengan risiko rendah mendorong peningkatan kualitas aset BNI secara umum. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 1,9 persen, sementara Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan perbaikan dengan mencatat angka 11,0 persen.

Peningkatan kualitas aset ini turut memberikan ruang bagi BNI untuk menjaga biaya risiko atau Cost of Credit (CoC) tetap berada di level 1 persen. Hal ini menjadi indikator positif dalam memastikan efisiensi dan manajemen risiko yang semakin solid.

Kinerja semester pertama ini menunjukkan bahwa langkah-langkah strategis yang telah dijalankan BNI memberikan hasil nyata. Dengan pendekatan yang fokus pada sektor-sektor produktif serta sinergi dengan anak usaha yang semakin kuat, BNI optimistis akan mampu melanjutkan tren pertumbuhan positif pada paruh kedua tahun ini.

Terkini