JAKARTA - Indonesia tengah melangkah ke fase baru dalam pengembangan energi nasionalnya dengan sebuah inisiatif besar yang menjanjikan masa depan energi yang lebih bersih dan andal. PLN Nusantara Power (PLN NP), sebagai anak usaha PT PLN (Persero), menggandeng ThorCon International untuk melakukan studi kelayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berlokasi di Bangka Belitung. Kerja sama ini menjadi dorongan penting menuju diversifikasi sumber energi rendah emisi di Tanah Air.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua perusahaan ini menandai awal kolaborasi untuk menyusun studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek penting. Kajian tersebut meliputi evaluasi teknologi reaktor nuklir yang modern dan aman, desain operasional, aspek keselamatan, skema kerja sama hingga analisis finansial. Dengan upaya ini, Indonesia dapat melangkah lebih dekat pada potensi pembangkit nuklir pertama yang beroperasi di dalam negeri.
Menurut Ruly Firmansyah, Direktur Utama PLN Nusantara Power, diversifikasi energi merupakan fondasi utama untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional. Ia menegaskan bahwa penggunaan pembangkit nuklir dapat menjadi solusi untuk menyediakan pasokan listrik yang andal, berkelanjutan, dan rendah karbon.
“Kami ingin memastikan Indonesia memiliki pasokan energi yang andal, rendah karbon, dan berkelanjutan. PLTN bisa menjadi salah satu solusinya,” ujar Ruly firmansyah.
Di sisi lain, Niels Berger, Direktur Utama PT ThorCon Power Indonesia, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan momentum penting guna menghadirkan teknologi nuklir yang tidak hanya efisien tetapi juga aman bagi masyarakat dan lingkungan. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam pengembangan energi nuklir bersih di kawasan Asia Tenggara.
“Indonesia punya potensi besar menjadi pemimpin energi bersih berbasis nuklir di Asia Tenggara,” kata Niels Berger.
Inisiatif ini melengkapi rangkaian pengembangan energi terbarukan yang selama ini difokuskan pada tenaga surya, angin, dan hidro. Dengan kapasitas pembangkit nasional yang telah mencapai sekitar 18.573 MW, PLN NP menargetkan peningkatan kapasitas energi terbarukan lebih dari 6,3 GW demi mencapai visi utama yaitu Net Zero Emissions. Kehadiran teknologi nuklir modern diharapkan menjadi bagian penting dari peta energi nasional yang ramah lingkungan.
Langkah strategis ini juga disambut positif oleh pelaku industri dan investor energi, yang melihat potensi besar dalam pengembangan teknologi nuklir. Dengan meningkatnya kebutuhan listrik di Indonesia sekaligus tuntutan global untuk menurunkan emisi karbon, pembangkit listrik tenaga nuklir berteknologi canggih bisa menjadi terobosan yang sangat menguntungkan.
ThorCon sendiri telah menunjukkan kesiapan dengan desain reaktor TMSR-500 yang termasuk dalam teknologi reaktor garam cair modular (Molten Salt Reactor) yang dikembangkan di Amerika Serikat. Teknologi ini tidak hanya menawarkan keselamatan tinggi tetapi juga biaya produksi listrik yang kompetitif, sehingga berpeluang menguatkan ketahanan energi nasional sekaligus menarik investasi asing.
Proyek ini juga memperkuat sinergi antara institusi pemerintah, swasta, dan akademisi dalam memperkuat ekosistem energi masa depan Indonesia yang bersih dan berkelanjutan. Penyusunan studi kelayakan yang komprehensif ini menjadi fondasi penting bagi pengambilan keputusan dan regulasi terkait nuklir yang kedepannya harus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan lingkungan.
Dengan komitmen kuat dari PLN Nusantara Power dan ThorCon International, transformasi energi Indonesia tidak hanya fokus pada pengembangan energi terbarukan konvensional, tetapi juga membuka peluang teknologi nuklir sebagai sumber energi baru yang inovatif dan ramah lingkungan. Jika berhasil, proyek ini akan menempatkan Indonesia sebagai pelopor pembangkit listrik tenaga nuklir modern di Asia Tenggara, sekaligus menjawab tantangan kebutuhan energi yang terus meningkat dengan solusi yang berkelanjutan.