JAKARTA - Transformasi logistik di Provinsi Jambi tengah memasuki fase penting yang akan menentukan peran strategis daerah ini dalam mendukung pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Tidak lagi sekadar wacana, gagasan relokasi Bandara Sultan Thaha dan Pelabuhan Talang Duku menjadi cerminan dari semangat baru membangun sistem logistik yang modern, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan masa depan.
Sebagai provinsi dengan kekayaan sumber daya alam berlimpah seperti minyak dan gas bumi, batu bara, kelapa sawit, serta hasil pertanian dan perikanan, Jambi memiliki modal kuat untuk menjadi simpul logistik utama di jalur tengah Sumatera. Letaknya yang strategis berhadapan langsung dengan Selat Malaka, jalur pelayaran internasional tersibuk di dunia, memperkuat posisi ini. Namun hingga kini, potensi tersebut belum tergarap optimal.
Permasalahan utama terletak pada sistem logistik yang masih terfragmentasi dan tidak cukup tangguh menghadapi dinamika industri modern. Dua titik vital logistik Jambi hingga Bandara Sultan Thaha dan Pelabuhan Talang Duku mengalami tekanan besar dari sisi teknis dan sosial-ekologis, yang justru menghambat pembangunan wilayah.
Tantangan Infrastruktur Eksisting
Bandara Sultan Thaha saat ini beroperasi dalam ruang terbatas di tengah kepadatan kota. Dikepung permukiman dan fasilitas umum, bandara ini nyaris mustahil untuk dikembangkan lebih jauh. Keterbatasan ruang ekspansi, potensi gangguan keamanan, serta tekanan lingkungan menjadikannya semakin sulit memenuhi kebutuhan transportasi udara yang kian meningkat.
Pelabuhan Talang Duku juga menghadapi kendala serius. Berlokasi di kawasan Cagar Budaya Nasional Candi Muaro Jambi, pelabuhan ini memunculkan risiko terhadap pelestarian sejarah dan budaya. Selain itu, aktivitas kendaraan berat dan limbah pelabuhan menciptakan ketegangan sosial dan dampak lingkungan bagi masyarakat sekitar.
Kedua simpul logistik ini saat ini ibarat berada dalam persimpangan waktu. Terlalu berharga untuk ditinggalkan, namun terlalu sempit untuk berkembang. Dibutuhkan keberanian untuk melepaskan diri dari belenggu keterbatasan dan membuka jalan baru bagi sistem logistik yang lebih relevan dengan semangat zaman.
Relokasi sebagai Lompatan Strategis
Relokasi bukan hanya pemindahan fasilitas, melainkan proses restrukturisasi sistem logistik yang menyeluruh. Dalam konteks ini, langkah tersebut dapat menjadi fondasi utama pembangunan ekonomi regional yang lebih kuat dan berkelanjutan. Ini bukan tentang mengganti lokasi, tapi tentang membangun paradigma baru.
Salah satu rencana besar yang tengah digagas adalah pemindahan bandara ke kawasan Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kawasan ini memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan berbasis konektivitas udara, dengan akses langsung ke Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Selain menawarkan ruang luas untuk pengembangan jangka panjang, wilayah ini juga bebas dari gangguan permukiman.
Bandara internasional di Ujung Jabung diharapkan menjadi simpul aerotropolis yang tidak hanya melayani penerbangan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi baru berbasis logistik, ekspor komoditas unggulan, dan pariwisata. Dengan konsep kawasan terintegrasi seperti zona industri, bea cukai, dan pusat logistik berikat, kawasan ini dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Sumatera bagian timur.
Pelabuhan Terpadu di Muara Sabak
Selain bandara, pengembangan pelabuhan juga menjadi prioritas. Relokasi Pelabuhan Talang Duku ke Muara Sabak menawarkan solusi menyeluruh terhadap persoalan lingkungan dan sosial. Terletak jauh dari cagar budaya dan permukiman, Muara Sabak sangat ideal dikembangkan menjadi pelabuhan terpadu yang mendukung Kawasan Industri Terpadu (KIT) berbasis hilirisasi sumber daya alam.
Dengan sistem logistik yang terkoneksi ke kawasan industri, Jambi dapat mengolah langsung komoditas unggulannya seperti CPO, batu bara, karet, dan hasil laut. Ini bukan hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga membuka lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan menekan biaya logistik nasional.
Konsep pelabuhan ini juga selaras dengan strategi nasional pengembangan koridor ekonomi. Jika berhasil direalisasikan, Jambi dapat berperan sebagai simpul baru dalam jejaring logistik nasional, sejajar dengan Palembang, Batam, dan Pekanbaru.
Menjawab Tantangan Waktu
Langkah relokasi ini bukan sekadar respons terhadap masalah teknis, melainkan sebuah keputusan strategis untuk menjawab tantangan zaman. Keterlambatan hanya akan memperpanjang krisis efisiensi logistik, meningkatkan biaya distribusi, dan menghambat potensi pertumbuhan ekonomi lokal.
Bonus demografi Indonesia yang akan mencapai puncak satu dekade mendatang adalah momentum yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Jika tidak ditopang oleh infrastruktur logistik yang adaptif dan terintegrasi, potensi besar ini bisa terbuang sia-sia.
Relokasi menjadi langkah awal menciptakan ekosistem ekonomi yang terhubung secara global dan inklusif secara sosial. Jambi akan menjadi provinsi yang siap menyambut era industri hijau, perdagangan bebas, dan ekonomi sirkular.
Transformasi Menuju Indonesia Emas
Relokasi Bandara Sultan Thaha dan Pelabuhan Talang Duku tidak hanya merefleksikan kesiapan infrastruktur, tetapi juga kesiapan visi dan kepemimpinan. Dengan komitmen bersama dan pandangan jangka panjang, Jambi memiliki peluang besar menjadi pelopor transformasi logistik regional yang mendorong pertumbuhan nasional.
Proses ini adalah bagian dari mimpi besar menuju Indonesia Emas 2045. Ia mencerminkan keberanian untuk meninggalkan warisan yang stagnan demi masa depan yang lebih dinamis dan berkelanjutan. Langkah ini tidak mengingkari sejarah, tetapi justru menghormatinya dengan cara menata ulang untuk generasi mendatang.
Pembangunan infrastruktur logistik yang tepat, efisien, dan adaptif adalah investasi sosial dan ekonomi. Jambi telah diberi modal alam dan posisi strategis. Kini, tantangannya adalah keberanian untuk melangkah maju dan menjadikan logistik sebagai penggerak utama kemajuan wilayah.
Keputusan ini bukan sekadar wacana, melainkan lompatan menuju masa depan yang lebih cerah. Jambi tidak hanya siap berubah, tetapi juga siap menjadi inspirasi transformasi logistik di seluruh Indonesia.