MIND ID Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Petani Tangguh

Sabtu, 02 Agustus 2025 | 11:32:52 WIB
MIND ID Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Petani Tangguh

JAKARTA - MIND ID terus menunjukkan perannya sebagai BUMN strategis dengan memberdayakan petani di berbagai wilayah operasionalnya. Melalui berbagai program pembinaan yang terarah, perusahaan ini memperkuat komitmennya untuk mendukung swasembada pangan nasional yang kini menjadi agenda penting pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian global.

Swasembada pangan tak hanya menyangkut soal ketersediaan bahan pokok, tetapi juga menjadi pilar penting untuk ketahanan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, MIND ID mengambil langkah konkret untuk memastikan masyarakat lokal di sekitar tambang dapat terlibat aktif dalam kegiatan pertanian yang produktif, berkelanjutan, dan berdampak langsung terhadap kehidupan mereka.

Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menegaskan bahwa kemandirian pangan bukan sekadar impian, melainkan kebutuhan yang semakin mendesak. “Swasembada pangan adalah visi bersama pemerintah. Seluruh Grup MIND ID berkomitmen mendukung program ini melalui berbagai inisiatif yang tepat sasaran untuk petani di wilayah sekitar tambang,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa tantangan menuju swasembada pangan sangat kompleks. Isu-isu seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan subur, kesenjangan teknologi, hingga kurangnya perhatian terhadap sektor pertanian menjadi faktor yang perlu diatasi secara terintegrasi.

Namun, alih-alih menjadikan tantangan itu sebagai hambatan, MIND ID justru memanfaatkannya sebagai peluang untuk menghadirkan solusi nyata. Komitmen itu diwujudkan melalui berbagai program unggulan yang dijalankan oleh entitas anak perusahaan di berbagai daerah.

Salah satu contoh sukses datang dari PT Antam Tbk, yang menginisiasi program Kebun Tani Harmoni di Halmahera Timur, Maluku Utara. Program ini menyulap lahan tak produktif menjadi kawasan pertanian hortikultura yang kini menghasilkan berbagai komoditas seperti jagung, cabai, pare, hingga semangka.

Sebanyak lebih dari 50 warga yang sebelumnya belum memiliki keahlian bertani kini aktif mengelola kebun tersebut. Program ini tak hanya menjadi sumber pangan lokal, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru melalui penjualan hasil panen ke wilayah sekitarnya.

“Kami memulai dari pendekatan partisipatif, memberikan pendampingan teknis, dan membuka akses pasar agar para petani benar-benar mampu mandiri,” ujar Pria. Pendekatan ini menjadi ciri khas program pembinaan yang dilakukan oleh seluruh grup MIND ID.

Tak hanya di Halmahera, upaya pemberdayaan juga dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Di sana, sistem irigasi berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dihadirkan untuk memberikan akses air stabil kepada lebih dari 1.100 petani.

Ketersediaan air yang memadai mendorong frekuensi tanam yang lebih tinggi serta meningkatkan produktivitas. Selain itu, keberadaan infrastruktur ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi desa secara menyeluruh.

Masih di wilayah yang sama, PTBA juga mendukung pengembangan budidaya itik petelur di Desa Tegal Rejo. Dengan mengelola hingga 500 ekor itik, peserta program ini berhasil meraih pendapatan di atas Rp5 juta per bulan, melampaui standar upah minimum daerah.

Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga turut memperkuat inisiatif serupa di Morowali, Sulawesi Tengah. Sebanyak 44 petani padi dari enam desa dibina untuk menerapkan sistem pertanian organik tanpa bahan kimia sintetis.

Dengan luas lahan mencapai 11,03 hektare, para petani tersebut berhasil memproduksi hingga 8.500 kilogram beras. Sebagian besar hasil panen ini bahkan telah memperoleh sertifikasi organik dari Inofice, menunjukkan standar kualitas dan keberlanjutan yang tinggi.

Penerapan sistem tanam organik tak hanya meningkatkan hasil panen dua kali lipat dibandingkan metode konvensional, tetapi juga menjadi bukti bahwa praktik pertanian berkelanjutan dapat dilakukan secara nyata. Ini menunjukkan bahwa upaya memperkuat pangan nasional tidak harus mengorbankan kelestarian lingkungan.

Menurut Pria Utama, seluruh kegiatan pemberdayaan yang dilakukan MIND ID selalu diawali dengan pemetaan kebutuhan masyarakat lokal. Setelah itu, dilakukan pelatihan intensif, pendampingan, dan pembukaan akses pasar agar program berdampak jangka panjang.

Tak berhenti di situ, MIND ID juga mengadopsi metode evaluasi berbasis Social Return on Investment (SROI) untuk memastikan bahwa manfaat program benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengukur efektivitas sosial dari setiap rupiah yang diinvestasikan ke dalam program pemberdayaan.

“Kami meyakini swasembada pangan adalah visi yang dapat dicapai. MIND ID hadir melalui berbagai program yang disesuaikan dengan kondisi sosial dan lingkungan masing-masing daerah untuk memberikan kontribusi terbaik,” tegas Pria.

Melalui aksi nyata ini, MIND ID tidak hanya memainkan peran sebagai pengelola sumber daya mineral, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang memberdayakan komunitas untuk hidup lebih mandiri dan sejahtera. Program-program pemberdayaan petani menjadi contoh sinergi positif antara dunia usaha dan misi pembangunan nasional.

Terkini