KAI Dorong Ekosistem Komponen Lokal untuk Majukan Industri

Senin, 04 Agustus 2025 | 08:05:32 WIB
KAI Dorong Ekosistem Komponen Lokal untuk Majukan Industri

JAKARTA - KAI terus memperkuat komitmennya dalam membangun ekosistem industri perkeretaapian nasional yang tangguh dan mandiri. Salah satu upaya strategis yang ditekankan adalah pentingnya ketersediaan pabrik komponen lokal sebagai fondasi utama dalam meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Dalam sebuah diskusi yang difokuskan pada potensi pengembangan komponen kereta api dalam negeri, KAI mengangkat persoalan mendasar terkait minimnya fasilitas produksi komponen sarana dan prasarana kereta api di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan utama dalam upaya peningkatan TKDN, yang menjadi salah satu indikator penting dalam mendorong kemandirian industri transportasi nasional.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada operasional, namun juga menjadi penghambat dalam mengoptimalkan potensi industri dalam negeri. Terbatasnya kapasitas pabrikan lokal turut memperkuat urgensi pengembangan manufaktur komponen secara mandiri. Menurut KAI, beberapa faktor lain juga menjadi tantangan dalam pengembangan TKDN, seperti sempitnya pangsa pasar karena permintaan spesifik yang sebagian besar hanya berasal dari KAI, belum tersedianya pendanaan riset yang berkesinambungan, keterbatasan tenaga ahli, serta belum optimalnya laboratorium dan fasilitas pengujian yang ada.

Meski demikian, KAI tetap berpandangan positif dan menyampaikan bahwa kondisi ini justru membuka peluang untuk kolaborasi antara pemangku kebijakan, pelaku industri, serta lembaga riset. Harapannya, kerja sama ini akan menciptakan solusi jangka panjang dalam membentuk rantai pasok nasional yang kuat.

Untuk itu, KAI mendorong agar lahir kebijakan-kebijakan afirmatif yang bisa memperkuat keberadaan industri komponen lokal. Di antaranya adalah pentingnya dukungan terhadap riset dan inovasi, serta monitoring berkala terhadap kualitas produk yang digunakan. Dengan pendekatan menyeluruh dan kolaboratif, KAI optimistis bahwa penggunaan komponen lokal bisa menjadi kekuatan utama dalam sistem transportasi berbasis rel di Indonesia.

Sementara itu, PT Industri Kereta Api (INKA) turut memberikan pandangan dan solusi terhadap tantangan TKDN. INKA menyoroti adanya dilema yang dihadapi pabrikan ketika harus memilih antara efisiensi biaya dan penggunaan komponen lokal. Biaya rantai pasok menjadi pertimbangan utama dalam proses produksi, dan tidak dapat dipungkiri bahwa harga komponen dalam negeri saat ini masih relatif lebih tinggi dibandingkan produk impor. Hal tersebut berdampak pada harga akhir produk yang lebih mahal jika seluruh komponennya berasal dari dalam negeri.

Namun demikian, INKA tetap menunjukkan komitmen kuat untuk memperkuat kapasitas industri nasional. Melalui berbagai inisiatif, seperti peningkatan kapasitas produksi di fasilitasnya di Madiun dan Banyuwangi, INKA berupaya membangun sistem produksi yang efisien dan kompetitif. Sertifikasi perusahaan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta kerja sama dengan mitra luar negeri seperti JR East, JTREC, Toyo Denki, dan pabrikan dari Tiongkok merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat daya saing.

INKA juga tengah fokus membentuk ekosistem rantai pasok yang sehat dan berkelanjutan dengan melibatkan perusahaan lokal. Kolaborasi ini menjadi sangat penting untuk memastikan adanya transfer teknologi yang efektif, sekaligus mendorong percepatan pelokalan berbagai jenis komponen penting.

Beberapa hasil nyata dari upaya pelokalan tersebut telah terlihat. Salah satu contohnya adalah komponen brake shoe yang kini telah berhasil dilokalkan oleh perusahaan Indoprima Gemilang melalui kerja sama teknologi dengan perusahaan global seperti Nabtesco dan Knorr-Bremse. Selain itu, perusahaan lokal Velasto Indonesia juga telah berhasil melokalkan komponen karet yang digunakan pada sistem perkeretaapian.

Keberhasilan ini menjadi sinyal positif bahwa pelokalan bukan hanya wacana, melainkan telah memasuki tahap implementasi nyata yang memberikan dampak langsung bagi penguatan industri nasional. Bahkan, ke depan INKA bersama Indoprima Gemilang telah merencanakan untuk menyuplai brake shoe buatan dalam negeri kepada KAI Commuter dan MRT Jakarta, yang artinya kontribusi lokal akan semakin dominan dalam penyediaan komponen-komponen utama kereta.

Kolaborasi ini diharapkan terus berkembang sehingga semakin banyak komponen strategis yang dapat diproduksi secara lokal. Hal ini tidak hanya akan mendorong pencapaian TKDN yang lebih tinggi, namun juga mendukung kemandirian industri serta membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah melalui keterlibatan perusahaan-perusahaan lokal.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh KAI dan INKA ini menjadi bagian dari peta jalan besar dalam pembangunan industri perkeretaapian nasional yang tangguh dan mandiri. Dengan memperkuat ekosistem lokal melalui riset, pelatihan tenaga ahli, serta transfer teknologi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pemain penting dalam industri perkeretaapian di kawasan.

Semangat kolaborasi yang dijalankan saat ini menunjukkan bahwa tantangan yang ada bukanlah penghalang, tetapi justru peluang untuk tumbuh dan berkembang bersama. Baik KAI maupun INKA percaya bahwa dengan dukungan dan komitmen dari seluruh pihak, cita-cita besar mewujudkan kemandirian industri kereta api berbasis lokal akan terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

Terkini