Pesona Fashion Lokal di Hikayat Sabang Merauke

Selasa, 05 Agustus 2025 | 08:00:38 WIB
Pesona Fashion Lokal di Hikayat Sabang Merauke

JAKARTA - Sentuhan budaya Indonesia dari ujung barat hingga timur akan disajikan dalam pertunjukan spektakuler bertajuk Sabang Merauke The Indonesian Broadway Hikayat Nusantara. Diselenggarakan pada 23 hingga 24 Agustus 2025 di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, acara ini akan menjadi ajang pertemuan seni dari berbagai penjuru negeri yang menyatukan tarian, musik, narasi, hingga fashion etnik dalam balutan panggung bertaraf internasional.

Dengan total 1500 orang yang terlibat, termasuk 351 penari dari total 600 seniman, pagelaran ini menjanjikan kemegahan yang tak hanya menghibur, tetapi juga sarat makna. Kolaborasi lintas disiplin seni dalam satu panggung akan menjadi pengingat betapa kayanya budaya Indonesia dan bagaimana seni pertunjukan bisa menjadi medium untuk mempersatukan.

Mode Tradisional Jadi Sorotan Panggung Pertunjukan

Salah satu yang tak kalah menarik dalam pertunjukan ini adalah kemunculan busana tradisional dari berbagai daerah Indonesia. Fashion bukan sekadar pelengkap, tetapi menjadi bagian integral dalam menggambarkan identitas daerah dan memperkuat narasi yang disampaikan melalui tarian dan musik.

Ragam busana daerah, mulai dari songket Sumatera, kebaya Jawa, hingga kain tenun dari Papua, akan turut menghiasi pentas dan mempertegas karakter tokoh-tokoh yang diangkat dalam cerita. Setiap pakaian dirancang dengan detail untuk mencerminkan cerita rakyat yang ditampilkan, seperti kisah Malin Kundang, Sangkuriang, hingga Calon Arang.

Latihan Intensif, Semangat Menyatu untuk Pementasan Spektakuler

Persiapan pertunjukan telah dimulai jauh sebelum hari pelaksanaan. Latihan gabungan telah dilangsungkan pada 3 dan 4 Agustus 2025 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta. Sebelumnya, para penari juga menggelar latihan intensif di Yogyakarta pada 25 Juli 2025.

CEO & Presiden Direktur iForte dan Protelindo Group, Ferdinandus Aming Santoso, menyebut bahwa latihan bersama penting agar para seniman bisa menyampaikan ekspresi dan emosi yang bisa langsung dirasakan oleh penonton.

“Untuk latihan musik hari ini bisa langsung merasakan keindahan harmoninya, ada 60 orang paduan suara, 60 musisi orkestra, 10 penyanyi dan 50 seniman musik tradisional. Belum show sebenarnya sudah terasa kolosal, spektakuler dan menghibur,” ujarnya.

Cerita Rakyat yang Dibawakan dengan Narasi Kekinian

Rusmedie Agus, selaku sutradara, menjelaskan bahwa Hikayat Nusantara mengangkat kisah-kisah rakyat yang telah dikenal luas, seperti Malin Kundang dari Sumatera, Sangkuriang dari Jawa, Mahadewi dari Yogyakarta, serta Calon Arang dari Bali. Pagelaran ini tidak hanya sekadar mengulang cerita lama, melainkan menyusunnya kembali dalam narasi modern dengan kemasan yang kreatif dan menyentuh.

Tiga tokoh pewayangan Petruk, Bagong, dan Semar menjadi pengantar yang akan membawa penonton menelusuri berbagai kisah legenda, bertemu dengan karakter dari masing-masing daerah. Unsur kejutan hadir lewat keterlibatan generasi muda (Gen Z) yang menyatu dalam cerita tersebut.

Musik Tradisional dan Orkestra Jadi Jembatan Emosi

Tak hanya visual, kekuatan pagelaran juga datang dari aspek musikal. Elwin Hendrijanto, sebagai penata musik, menjelaskan bahwa penggunaan alat musik tradisional dipadukan dengan orkestra dan lirik emosional menciptakan kekuatan tersendiri dalam pertunjukan ini.

“Musik tidak hanya untuk mengiringi tapi menjadi penggerak dari cerita. Semoga bisa menginspirasi banyak momen untuk lebih mencintai budaya sekaligus musik,” ucapnya.

Avip Priatna dipercaya sebagai pemimpin orkestra, sementara Dunung Basuki atau Kidung memimpin jalannya musik tradisional. Total 31 lagu akan dibawakan, menandai perjalanan musikal dari berbagai budaya daerah.

Kolaborasi Artis Nasional Hadirkan Warna yang Dinamis

Salah satu penyanyi yang terlibat dalam pagelaran ini adalah Yura Yunita. Ia menyampaikan bahwa pengalaman tampil dalam pagelaran ini sangat berbeda dengan pertunjukan biasanya. Kolaborasinya dengan Padi Reborn dalam lagu Mahadewi menjadi salah satu sajian yang dinanti.

“Sebagai performer yang biasanya membawakan karya saya sendiri, di sini saya harus menyesuaikan ekspresi vokal dan panggung untuk menjadi bagian dari cerita besar yang sudah disusun,” ujar Yura.

Ia juga menyampaikan pentingnya berdialog dengan Music Director, Konduktor, dan Koreografer untuk memastikan penyampaian yang utuh dari pertunjukan ini.

Busana Daerah Menjadi Jembatan Masa Lalu dan Masa Kini

Lebih dari sekadar pementasan budaya, Sabang Merauke Hikayat Nusantara juga memberi ruang bagi dunia fashion untuk bersinar. Desain busana yang digunakan tak hanya menonjolkan estetika, tetapi juga memperkenalkan nilai dan filosofi di balik kain-kain tradisional.

Ragam warna, pola, dan teknik pembuatan seperti batik tulis, songket tenun, dan sulam khas daerah Indonesia menjadi bagian dari cerita, sekaligus mengangkat kembali fashion etnik ke panggung utama.

Para perancang kostum bekerja sama dengan tim produksi untuk memastikan bahwa setiap kostum mendukung gerak para penari dan penyanyi, serta memperkuat identitas budaya yang ditampilkan.

Warisan Budaya yang Layak Disaksikan dan Dikenang

Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway Hikayat Nusantara bukan hanya tontonan, melainkan pengalaman budaya yang kaya makna. Disajikan secara modern, megah, dan kolosal, pertunjukan ini merayakan kekayaan seni dan budaya Indonesia melalui musik, tari, narasi, serta fashion yang mewakili keindahan ragam Nusantara.

Dibuka untuk umum, pertunjukan ini akan menjadi salah satu agenda budaya paling dinantikan tahun ini. Tiket pertunjukan sudah tersedia melalui platform digital, dengan harapan bisa menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda yang perlu lebih dekat dengan budaya bangsa.

Sebagai simbol keberagaman yang mempersatukan, pertunjukan ini layak menjadi kebanggaan bersama. Fashion, sebagai salah satu elemennya, turut membuktikan bahwa budaya Indonesia selalu relevan, dinamis, dan tak lekang oleh waktu.

Terkini