Energi Hijau PLN NP Tumbuh Lewat Inovasi

Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:16:44 WIB
Energi Hijau PLN NP Tumbuh Lewat Inovasi

JAKARTA - Langkah nyata menuju masa depan energi bersih terus digencarkan oleh PT PLN Nusantara Power (PLN NP) yang berhasil memproduksi energi hijau sebesar 472,2 GWh sepanjang semester I-2025. Produksi ini bukan hanya angka semata, melainkan menjadi bukti konkret peran aktif PLN NP dalam mendukung kelestarian lingkungan sekaligus mempercepat transisi energi di Indonesia.

Capaian tersebut juga diiringi dengan keberhasilan perusahaan dalam menurunkan emisi karbon hingga 525 ribu ton CO₂, sebuah kontribusi signifikan terhadap target penurunan emisi nasional. Inovasi ini didorong oleh komitmen mendalam PLN NP terhadap agenda keberlanjutan dan transisi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Inovasi Co-Firing Jadi Kunci Strategis

Produksi energi bersih sebesar itu merupakan hasil penerapan teknologi co-firing yang telah diimplementasikan pada 25 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Teknologi ini memungkinkan pengurangan penggunaan batu bara dengan menggantinya sebagian dengan biomassa, sehingga memperkecil jejak karbon.

“Produksi itu sebagai hasil dari inovasi co-firing yang diterapkan pada 25 PLTU batu bara,” ujar Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Ruly, co-firing tidak hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi merupakan bagian dari strategi nasional dalam mempercepat transisi energi. Ia menegaskan bahwa PLN NP tidak hanya fokus pada pengembangan pembangkit baru berbasis energi terbarukan (EBT), tetapi juga mengadopsi cara-cara efektif untuk mengoptimalkan pembangkit yang sudah ada.

Penerapan Bertahap dan Luas

PLN NP telah menjalankan studi teknologi co-firing sejak tahun 2018, dan kini pengaplikasian teknologi tersebut telah menyebar ke berbagai wilayah. Tidak hanya terbatas di Jawa, beberapa PLTU di luar pulau Jawa bahkan telah berhasil mencapai tingkat co-firing hingga 100 persen.

“Beberapa PLTU di luar Jawa bahkan telah mencapai tingkat co-firing hingga 100 persen,” jelas Ruly.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa implementasi co-firing memiliki fleksibilitas tinggi dan dapat diadaptasi sesuai karakteristik masing-masing pembangkit. Hal ini membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk mempercepat bauran energi terbarukan dalam sistem kelistrikan nasional.

Efisien Tanpa Pembangunan Baru

Salah satu keunggulan utama dari teknologi co-firing adalah kemampuannya memberikan solusi transisi energi tanpa perlu membangun pembangkit baru. Dengan mengoptimalkan infrastruktur PLTU yang sudah ada, co-firing menjadi langkah strategis dan efisien.

Ruly menyampaikan bahwa pendekatan ini sangat cocok dengan program green booster yang sedang dijalankan PLN. Program ini menargetkan peningkatan bauran energi hijau nasional secara signifikan, dan co-firing menjadi salah satu tulang punggung utamanya.

“Co-firing dinilai sebagai solusi cepat dan efektif dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kontribusi energi hijau tanpa perlu membangun pembangkit baru,” kata Ruly.

Menjawab Tantangan Lingkungan dan Ekonomi

Selain manfaat lingkungan, co-firing juga memberikan kontribusi pada solusi permasalahan sosial dan ekonomi, terutama dalam hal pengelolaan sampah dan penguatan ekonomi sirkular. Biomassa yang digunakan dalam proses co-firing berasal dari bahan-bahan seperti limbah pertanian, kayu, serta Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang juga dapat mengurangi beban tempat pembuangan akhir.

“Co-firing adalah teknik substitusi pembakaran di PLTU yaitu sebagian bahan bakar batu bara digantikan dengan biomassa, yang turut mendukung pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil,” tambah Ruly.

Dengan demikian, co-firing tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi, tetapi juga menciptakan rantai ekonomi baru yang memberdayakan masyarakat sekitar dan mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan.

Energi yang Menjaga Masa Depan

Langkah PLN NP mencerminkan paradigma baru dalam pengelolaan energi nasional. Dengan tetap memanfaatkan pembangkit eksisting, namun bertransformasi menjadi lebih hijau, PLN NP menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari dalam sistem yang sudah ada—bukan selalu dari hal yang sepenuhnya baru.

Transformasi ini diharapkan terus bergulir, tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari peningkatan kesadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya energi bersih bagi masa depan. Co-firing menjadi bukti bahwa dengan inovasi dan kemauan untuk berubah, energi yang lebih ramah lingkungan bisa diwujudkan secara berkelanjutan.

Menuju Bauran Energi yang Lebih Seimbang

Program co-firing PLN NP secara langsung memperkuat upaya nasional untuk meningkatkan bauran EBT. Dengan target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 yang telah ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), langkah seperti ini menjadi krusial.

Inovasi co-firing bukan hanya menambah volume energi bersih dalam sistem nasional, tetapi juga menciptakan narasi baru bahwa transisi energi dapat dilakukan dengan pendekatan adaptif dan inklusif. Upaya ini membuka ruang kolaborasi lintas sektor, dari pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat.

Terkini