Penerbangan Kembali Mengudara Lebih Kuat

Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:02:57 WIB
Penerbangan Kembali Mengudara Lebih Kuat

JAKARTA - Industri penerbangan nasional menunjukkan langkah nyata menuju pemulihan yang lebih kuat. Setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi, geliat operasional maskapai kembali terasa dengan stabilitas yang kian membaik. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyampaikan, hingga pertengahan tahun ini, penerbangan berjadwal nasional telah melibatkan sebanyak 334 unit pesawat yang aktif melayani penumpang dan kargo.

Pesawat-pesawat ini termasuk dalam kategori penerbangan berjadwal, yaitu jenis layanan udara yang dijalankan secara rutin sesuai jadwal tetap. Layanan tersebut menjangkau rute domestik dan internasional, dan biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat luas baik untuk keperluan perjalanan pribadi maupun kegiatan logistik.

Jaringan Maskapai Masih Terjaga

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, saat ini terdapat 14 perusahaan angkutan udara niaga berjadwal serta 2 maskapai kargo yang masih aktif memberikan pelayanan. Jumlah tersebut memperlihatkan bahwa ekosistem bisnis penerbangan tetap berjalan dan menjaga kesinambungan konektivitas di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam kategori penerbangan niaga tidak berjadwal, masih ada 51 badan usaha yang menyediakan layanan untuk penumpang serta 4 lainnya fokus pada kargo. Penerbangan niaga tidak berjadwal ini dikenal lebih fleksibel karena dapat melayani penerbangan charter dan layanan khusus yang disesuaikan dengan permintaan pasar.

“Jumlah ini menunjukkan bahwa jaringan layanan udara nasional tetap terjaga dan mendukung konektivitas masyarakat serta distribusi logistik secara luas,” ujar Lukman dalam pernyataannya.

Pemulihan Mobilitas Udara

Tren pergerakan penumpang selama semester pertama tahun ini juga menunjukkan pencapaian yang signifikan. Untuk rute domestik, jumlah penumpang yang telah diangkut mencapai lebih dari 30 juta orang, tepatnya 30.353.609 orang. Angka ini berada pada kisaran pemulihan 85 persen dibandingkan dengan kondisi pada 2019 sebelum pandemi.

Di sisi lain, rute internasional mencatatkan angka 18.342.439 penumpang, dengan tingkat pemulihan yang bahkan telah melampaui kondisi pra-pandemi, mencapai target 110 persen. Ini menjadi sinyal positif bahwa penerbangan internasional mulai kembali diminati dan membaik secara cepat.

“Angka-angka ini menjadi sinyal kuat bahwa mobilitas udara nasional bergerak stabil menuju pemulihan penuh,” jelas Lukman.

Rute yang Kian Terhubung

Dalam periode Summer 2025, tercatat ada 301 rute domestik yang menghubungkan 126 kota di seluruh Indonesia. Angka ini menjadi gambaran bahwa penetrasi konektivitas udara ke berbagai pelosok tetap menjadi prioritas. Sementara itu, untuk rute internasional, ada 129 jalur penerbangan yang menghubungkan 15 kota di Indonesia dengan 27 negara tujuan.

Konektivitas ini penting tidak hanya untuk sektor pariwisata, tetapi juga perdagangan dan pergerakan sumber daya manusia lintas negara. Dengan semakin banyaknya jalur penerbangan yang aktif, berbagai sektor ekonomi turut mendapatkan dorongan.

Minat Investor Terus Tumbuh

Tak hanya dari sisi operasional, minat pelaku usaha untuk masuk ke sektor penerbangan juga menunjukkan tanda-tanda positif. Lukman mengungkapkan bahwa sepanjang semester pertama tahun ini, terdapat lima badan usaha angkutan udara niaga tidak berjadwal yang mengajukan rencana untuk mulai beroperasi.

Pesawat yang direncanakan untuk digunakan juga menunjukkan variasi yang menarik. Mulai dari jenis Fletcher FU24-950 dan Trush S2R-T34 yang biasa digunakan untuk keperluan agrikultur atau misi khusus, hingga Boeing 737-73Q dan BBJ yang digunakan untuk transportasi penumpang. Beberapa unit lainnya yang direncanakan adalah Legacy 600 EMB 135, Boeing 737-300F, dan Cessna 172.

“Masuknya entitas baru ini mencerminkan iklim usaha yang tetap menarik, terutama di segmen layanan khusus dan charter yang fleksibel dan berkembang,” kata Lukman.

Arah Positif Sektor Penerbangan

Data yang dirilis Kementerian Perhubungan ini memberikan optimisme bagi pelaku industri penerbangan dan masyarakat luas. Kondisi saat ini menggambarkan bahwa berbagai langkah pemulihan yang dilakukan pemerintah dan pelaku usaha telah menunjukkan hasil konkret. Dukungan terhadap konektivitas udara terus dijaga, sehingga peran strategis transportasi udara dalam perekonomian nasional bisa terus ditingkatkan.

Secara keseluruhan, capaian semester pertama tahun ini menjadi fondasi penting bagi fase pertumbuhan selanjutnya. Dengan tetap mempertahankan keselamatan, pelayanan, dan efisiensi, sektor penerbangan diharapkan tidak hanya pulih, tetapi juga mampu menjadi salah satu penggerak utama dalam mendorong pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Terkini