Olahraga Lebih Nyaman di CFD Berkat Pemisahan Zona UMKM

Kamis, 07 Agustus 2025 | 09:58:47 WIB
Olahraga Lebih Nyaman di CFD Berkat Pemisahan Zona UMKM

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat saat mengikuti Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Sudirman-Thamrin. Kini, area untuk olahraga dan area pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dipisahkan secara tegas.

Langkah ini merupakan bagian dari evaluasi dan penyempurnaan pelaksanaan CFD yang selama ini telah menjadi salah satu ruang publik andalan warga ibu kota untuk beraktivitas sehat setiap akhir pekan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengungkapkan bahwa kebijakan ini diambil untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan warga, khususnya dalam menjaga ruang olahraga tetap optimal, sembari tetap memberi ruang bagi UMKM berkembang."Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik, maka dilakukan pemisahan aktivitas warga secara tegas. Warga yang akan berolahraga areanya dipisahkan dengan UMKM," ujar Syafrin.

Mendorong Keteraturan dalam Ruang Publik

Selama ini, CFD bukan hanya menjadi tempat warga berolahraga, tetapi juga lokasi berkumpulnya masyarakat dari berbagai kalangan untuk menikmati suasana jalan protokol tanpa kendaraan bermotor. Banyak pula pelaku UMKM yang memanfaatkan momen ini untuk berjualan, menghadirkan suasana semarak seperti pasar rakyat.

Namun, antusiasme tersebut sering kali menimbulkan kepadatan dan kurangnya ruang gerak bagi peserta olahraga. Untuk mengatasi potensi tumpang tindih kepentingan tersebut, Pemprov DKI kini menetapkan batasan area yang lebih teratur.

Syafrin menjelaskan bahwa UMKM tetap diizinkan membuka stan, namun hanya di area tertentu. Hal ini bertujuan agar aktivitas dagang tidak mengganggu kenyamanan para pejalan kaki maupun pesepeda yang memanfaatkan CFD untuk olahraga. "UMKM diizinkan membuka stan di lokasi tertentu yang tidak mengganggu aktivitas olahraga, lalu lintas pejalan kaki, ataupun pesepeda," tambahnya.

Kolaborasi antara Kesehatan dan Ekonomi Kreatif

Kebijakan ini menandakan bahwa Pemprov DKI Jakarta berupaya menjaga keseimbangan antara mendorong gaya hidup sehat melalui olahraga dan mendukung perekonomian lokal lewat sektor UMKM. Dengan pembagian zona ini, setiap elemen masyarakat mendapat ruang yang layak dan sesuai dengan kebutuhannya.

Warga yang ingin berlari, bersepeda, atau sekadar berjalan santai, kini dapat menikmati ruang gerak yang lebih lega tanpa terganggu oleh keramaian stan dagangan. Sementara itu, pelaku UMKM juga tetap mendapat panggung untuk menjajakan produk lokal mereka secara tertib dan terorganisir.

Kehadiran UMKM dalam CFD bukan hanya memberi warna, tapi juga membuka peluang ekonomi yang cukup besar, terutama bagi pelaku usaha kuliner dan produk kreatif. Karena itu, langkah pemisahan zona ini diyakini akan menciptakan harmoni yang lebih baik dalam pemanfaatan ruang publik.

Menyambut CFD yang Lebih Ramah dan Rapi

Masyarakat Jakarta selama ini menyambut CFD sebagai momentum untuk melepaskan diri dari hiruk-pikuk lalu lintas kota. Jalanan yang biasanya penuh kendaraan, setiap akhir pekan berubah menjadi lintasan lari, arena bersepeda, tempat pertunjukan seni, hingga bazar kreatif.

Namun dengan beragam kegiatan tersebut, penataan yang rapi menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan antar kelompok pengguna jalan. Inilah mengapa pemisahan zona seperti yang dilakukan saat ini menjadi langkah penting dalam pengelolaan CFD yang berkelanjutan.

Kebijakan ini juga didukung penuh oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang sebelumnya telah menyarankan agar pelaksanaan CFD dievaluasi, terutama terkait kecenderungannya berubah menjadi pasar kaget. Pemprov DKI merespons masukan tersebut dengan pendekatan yang konstruktif.

Semangat Positif Menuju Jakarta yang Lebih Sehat

Kebijakan pemisahan area di CFD Sudirman-Thamrin menunjukkan semangat pemerintah dalam menjaga Jakarta tetap menjadi kota yang inklusif dan sehat. Olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan bagian dari gaya hidup yang perlu didukung oleh ekosistem perkotaan yang memadai.

Dengan ruang olahraga yang lebih terfokus, masyarakat bisa lebih nyaman dan aman dalam beraktivitas. Di sisi lain, pelaku UMKM pun tidak dirugikan karena tetap mendapat ruang yang jelas untuk berdagang secara tertib.

Langkah ini memperlihatkan bahwa penataan kota bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga bagaimana ruang publik bisa dikelola untuk memberi manfaat maksimal bagi semua pihak. Dari para pelari hingga penjual kopi keliling, semuanya dapat berpartisipasi dalam suasana CFD yang lebih baik.

Ruang untuk Semua, Jakarta untuk Semua

Dengan memisahkan zona aktivitas olahraga dan UMKM di CFD, Jakarta selangkah lebih maju dalam pengelolaan ruang publik yang inklusif dan berdaya guna. Warga tidak hanya menikmati udara segar dan jalanan bebas kendaraan, tetapi juga dapat menikmati sajian kuliner dan produk lokal dalam suasana yang lebih tertata.

Ini adalah bentuk komitmen nyata pemerintah kota dalam merawat ruang hidup bersama. Ruang yang bukan hanya memberi tempat untuk bergerak dan berusaha, tetapi juga membangun interaksi sosial yang sehat dan positif.

Car Free Day Jakarta tak hanya tentang jalan kosong dari kendaraan, melainkan juga tentang ruang yang hidup, tertib, dan menyenangkan bagi semua.

Terkini