Optimisme Kinerja Rumah Sakit dan BPJS

Minggu, 10 Agustus 2025 | 12:17:18 WIB
Optimisme Kinerja Rumah Sakit dan BPJS

JAKARTA - Emiten sektor kesehatan terus menunjukkan performa positif sepanjang paruh pertama tahun 2025. Berbagai upaya efisiensi dan pengelolaan pendapatan yang lebih optimal menjadi faktor utama peningkatan kinerja mereka. Meski demikian, dinamika pasien BPJS menjadi salah satu hal yang mulai menjadi perhatian dalam proyeksi kinerja sektor ini ke depan.

Menurut analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Muthia Sofi, peningkatan efisiensi biaya serta pendapatan yang lebih intensif turut mendorong performa emiten rumah sakit pada kuartal kedua 2025. “Ini didukung peningkatan porsi pasien untuk emiten rumah sakit, meski di tengah tekanan BPJS,” ungkap Ismail.

Tantangan dari Dinamika Pasien BPJS

Meski kinerja semester pertama menunjukkan tren positif, para emiten rumah sakit harus mewaspadai tekanan yang datang dari sisi BPJS, terutama terkait volume pasien serta verifikasi klaim yang semakin ketat. Hal ini berpotensi mempengaruhi pendapatan dan laba perusahaan di paruh kedua tahun ini.

Contohnya, PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) masih mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 6,8% dan laba naik 5,5% secara tahunan pada kuartal kedua 2025. Namun, perusahaan menyesuaikan target pertumbuhan pendapatan menjadi high single digit untuk sisa tahun ini, menyusul turunnya trafik pasien JKN BPJS.

Sementara itu, PT Medikaloka Hermina (HEAL) menghadapi tantangan dari proses verifikasi klaim BPJS yang lebih ketat, sehingga kinerja mereka pada semester pertama terpengaruh. Biaya operasional seperti gaji dan obat mengalami kenaikan sebesar 14% year-on-year, sementara pendapatan hanya naik 4% year-on-year. “Pertumbuhan biaya operasional utama HEAL tidak seimbang dengan pendapatan,” jelas Ismail.

Selain itu, kontribusi pasien rawat inap dengan layanan privat turun menjadi 46% pada semester pertama 2025, yang menambah dinamika di sektor ini.

Prospek dan Rekomendasi Investasi Sektor Kesehatan

Meski menghadapi beberapa tantangan, analis memandang bahwa prospek sektor kesehatan tetap cerah. Tantangan dari BPJS diperkirakan akan terus ada hingga ada pengumuman terbaru mengenai kode Indonesian Diagnosis Related Group (iDRG) maupun kenaikan premi BPJS.

Ismail mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor kesehatan karena potensi pertumbuhan laba jangka panjang yang solid.

Ia memproyeksikan pertumbuhan laba bersih gabungan emiten rumah sakit dan farmasi akan mencapai rata-rata 13% per tahun (CAGR) selama periode 2025 hingga 2029. Hal ini didukung oleh kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang tetap tinggi meskipun ada kenaikan harga, mengingat fasilitas kesehatan terjangkau yang masih terbatas di beberapa wilayah.

“Jumlah penduduk lanjut usia terus bertambah, sehingga meningkatkan prevalensi penyakit tidak menular,” tambah Ismail. Kondisi ini menjadi pendorong alami kebutuhan layanan kesehatan yang berkelanjutan.

Saham Pilihan dengan Potensi Pertumbuhan Menjanjikan

Dalam laporan risetnya, Ismail menilai PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) sebagai pilihan saham yang menarik dengan target harga Rp 3.200 per saham. Sementara itu, PT Medikaloka Hermina (HEAL) juga direkomendasikan beli dengan target harga yang direvisi naik menjadi Rp 1.850 per saham dari sebelumnya Rp 1.750.

Rekomendasi ini didasarkan pada fundamental kuat kedua perusahaan dan peluang pertumbuhan di sektor layanan kesehatan yang tetap relevan dan dibutuhkan masyarakat luas.

Meskipun ada tantangan dari sisi pasien BPJS dan verifikasi klaim yang ketat, emiten rumah sakit berhasil mempertahankan kinerja positif dengan strategi efisiensi dan peningkatan layanan. Prospek sektor kesehatan tetap menjanjikan karena permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat seiring perubahan demografi dan kondisi kesehatan masyarakat.

Investasi di sektor ini dapat menjadi pilihan tepat bagi investor yang mengincar pertumbuhan jangka panjang, dengan beberapa emiten seperti MIKA dan HEAL yang menunjukkan potensi kuat untuk berkembang di tengah dinamika pasar saat ini.

Terkini