Euforia Olahraga Padel Dorong Harga Tanah di Jakarta

Jumat, 22 Agustus 2025 | 12:52:30 WIB
Euforia Olahraga Padel Dorong Harga Tanah di Jakarta

JAKARTA - Jakarta tengah mengalami gelombang baru dalam dunia olahraga urban. Setelah tren bersepeda dan lari, kini padel—olahraga yang menggabungkan unsur tenis dan squash—menjadi favorit masyarakat perkotaan. Popularitasnya yang melonjak ternyata tidak hanya berdampak pada gaya hidup, tetapi juga berimbas pada kenaikan harga sewa tanah, terutama di kawasan strategis ibukota.

Menurut Dayu Dara Permata, CEO & Founder Pinhome, fenomena ini terjadi di office districts (distrik perkantoran) maupun residential districts (distrik residensial) kelas atas seperti Kemang, Cipete, dan Cilandak. Lokasi-lokasi ini menjadi incaran karena memenuhi spesifikasi ideal untuk pembangunan lapangan padel, sekaligus mudah diakses oleh target pasar.

"Ada kenaikan harga tanah di sana sudah pasti itu karena pemilik tanah, terutama tanah yang luasnya di atas 1.000 meter persegi. Hampir semua lapangan padel yang kita lihat luasnya di atas 1.000 meter persegi. Jadi, enggak banyak suplai tanah dengan spesifikasi tersebut," jelas Dayu saat diskusi di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Lokasi dan Spesifikasi Tanah Ideal

Menurut Dayu, lapangan padel ideal membutuhkan tanah dengan ukuran minimal 12 meter persegi x 20 meter persegi, atau bahkan lebih luas jika dikombinasikan dengan fasilitas komersial tambahan. Keberadaan lapangan di dekat distrik perkantoran memberi keuntungan regulasi, karena pengusaha tidak perlu menunggu izin dari RT/RW setempat, sehingga pembangunan lebih cepat dan praktis.

Fenomena kenaikan harga sewa tanah ini cukup signifikan. Tanah yang sebelumnya disewakan dengan harga Rp 250.000–Rp 300.000 per meter persegi kini melambung menjadi sekitar Rp 700.000–Rp 800.000 per meter persegi per tahun. Lonjakan ini menggambarkan permintaan tinggi untuk lahan yang bisa menampung lapangan padel dan fasilitas penunjang lainnya.

"Meskipun sewa tanah sudah tinggi, bisnis lapangan padel tetap feasible. Dengan sewa Rp 700.000–Rp 800.000 per meter persegi per tahun, break even point bisnis ini biasanya tercapai dalam 2–3 tahun. Jadi, jika kontrak sewa 5 tahun, ROI rata-rata bisa di atas Rp 1,5 miliar," ungkap Dayu.

Dampak Ekonomi dan Bisnis

Pertumbuhan euforia padel ini tidak hanya menjadi tren gaya hidup, tetapi juga menjadi peluang bisnis baru. Pemilik tanah yang sebelumnya tidak terlalu tertarik mengembangkan lahan kini melihat potensi tinggi dari olahraga yang digandrungi warga urban. Bagi investor dan pengusaha olahraga, padel menawarkan return of investment (ROI) menarik, terutama di kawasan strategis dengan konsumen yang siap membayar harga premium.

Selain itu, kehadiran lapangan padel juga menghidupkan sektor komersial sekitar, karena pemain dan penonton kerap mengunjungi kafe, restoran, dan fasilitas pendukung lain. Dengan kata lain, euforia padel memberikan dampak ekonomi yang lebih luas, tidak terbatas pada olahraga semata.

Tren Olahraga Urban yang Mengubah Lanskap Kota

Fenomena padel di Jakarta adalah contoh bagaimana tren olahraga dapat mengubah nilai aset dan pola bisnis perkotaan. Sebelumnya, tren lari dan bersepeda sudah mendorong pembukaan fasilitas pendukung seperti jogging track, gym, dan kafe sehat. Kini, padel menghadirkan kebutuhan lahan lebih luas, sekaligus menciptakan pasar baru untuk investasi tanah dan properti.

Hal ini menunjukkan interaksi antara gaya hidup urban dan dinamika ekonomi perkotaan. Popularitas olahraga tertentu bisa memicu peningkatan permintaan lahan, mempengaruhi harga sewa, dan membuka peluang bisnis baru bagi pengusaha yang tanggap terhadap tren.

Peluang dan Tantangan

Meski tren padel menjanjikan, Dayu menekankan bahwa suplai tanah yang terbatas menjadi tantangan utama. Tidak semua lahan di kawasan premium bisa digunakan, karena harus memenuhi ukuran minimal dan lokasinya strategis. Selain itu, pengusaha juga perlu mempertimbangkan biaya pembangunan dan operasional, agar bisnis tetap berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Karena hampir semua lapangan padel luasnya di atas 1.000 meter persegi, enggak banyak suplai tanah dengan spesifikasi tersebut. Jadi, peluang bisnis memang besar, tapi pengusaha harus cermat memilih lokasi," kata Dayu.

Euforia padel di Jakarta menunjukkan bahwa tren olahraga bisa berdampak signifikan terhadap ekonomi perkotaan, khususnya sektor properti dan bisnis lahan. Dari sisi masyarakat, padel menghadirkan alternatif olahraga modern yang menyenangkan dan menantang. Dari sisi bisnis, padel menciptakan peluang investasi dengan ROI tinggi, terutama di distrik perkantoran dan residensial premium.

Fenomena ini membuktikan bahwa gaya hidup urban tidak hanya memengaruhi pola konsumsi, tetapi juga nilai aset dan strategi bisnis di kota besar. Jakarta, dengan permintaan lahan terbatas dan minat tinggi terhadap olahraga modern, menjadi contoh nyata bagaimana tren olahraga dapat mendorong perubahan ekonomi dan lanskap kota.

Terkini

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB

Suku Bunga Acuan BI: Fungsi, Tujuan dan Cara Kerjanya

Kamis, 04 September 2025 | 12:29:43 WIB

Inilah Perbedaan Pajak dan Retribusi Beserta Contohnya

Kamis, 04 September 2025 | 12:35:19 WIB