Harga Emas Terus Meroket, Apakah Tren Ini Akan Berlanjut? Begini Pandangan Para Analis

Rabu, 12 Februari 2025 | 08:43:56 WIB
Harga Emas Terus Meroket, Apakah Tren Ini Akan Berlanjut? Begini Pandangan Para Analis

JAKARTA - Dalam beberapa bulan terakhir, harga emas dunia terus melambung dan mencetak rekor baru, membuat banyak kalangan penasaran apakah tren ini akan berlanjut di masa mendatang. Situasi ketidakpastian ekonomi global, terutama setelah Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif tinggi terhadap impor baja dan aluminium, menjadi salah satu pemicu utama kenaikan harga emas.

Pada Selasa, 11 Februari 2025, harga emas spot mencapai puncaknya di angka US$2.942,70 per ons troi, melampaui batas psikologis US$2.900 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sementara itu, harga emas berjangka pun ikut melonjak, mengalami peningkatan sekitar 11% sejak awal tahun ini. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian perdagangan global dan ketegangan geopolitik yang menguatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.

Apakah Kenaikan Harga Emas Akan Berlanjut?

Edward Meir, seorang analis dari Marex, menyatakan bahwa lonjakan permintaan emas mencerminkan ketidakpastian global yang meningkat. "Namun, pasar harus berhati-hati terhadap kemungkinan koreksi harga setelah kenaikan tajam ini," ungkap Meir. Meskipun demikian, sejumlah analis lainnya tetap optimis dengan proyeksi pertumbuhan permintaan emas ke depan.

Lukman Leong dari Doo Financial Futures memperkirakan permintaan emas global akan tetap kuat. "Total permintaan emas pada 2024 diperkirakan mencapai 4.974 ton, naik dari 4.899 ton di 2023," katanya kepada Kontan.co.id. Leong juga menambahkan bahwa permintaan emas akan terus ditopang oleh bank sentral, investor institusi, dan ritel, dengan target harga emas pada tahun ini berada di kisaran US$3.250 per troi ons.

Kebijakan China Membuka Peluang Baru

Selain faktor global, kebijakan terbaru dari China memberikan sinyal positif bagi pasar emas. Pemerintah China telah mengumumkan bahwa perusahaan asuransi di negaranya diizinkan untuk mengalokasikan investasi dalam bentuk emas, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai 200 miliar yuan (US$27,4 miliar). Kebijakan ini dipandang sebagai langkah strategis yang dapat mendorong permintaan emas lebih jauh.

Saham-saham dari produsen emas pun ikut terdongkrak. Di Hong Kong, saham Zijin Mining Group Co. mengalami kenaikan lebih dari 4%, mencapai level tertinggi sejak November 2023. Hal ini menunjukkan dampak langsung dari kebijakan China terhadap pasar emas dunia.

Tren Bullish Masih Kuat

Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, menyebut bahwa reli harga emas yang dimulai Desember 2024 dengan sudut kenaikan 45 derajat mengindikasikan tren bullish yang masih kuat dan berkelanjutan. "Kami merevisi target harga emas tahun ini ke kisaran US$3.250 hingga US$3.500 per troi ons," ujarnya. Ia mengantisipasi permintaan tinggi dari investor dan bank sentral global akan terus mendukung harga emas di masa depan.

Emas sebagai Aset Lindung Nilai

Dalam lingkungan ekonomi yang penuh ketidakpastian serta kebijakan proteksionisme AS, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari aset lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik. Kombinasi antara kebijakan global, kondisi ekonomi makro, dan langkah strategis negara seperti China, memberi sinyal bahwa tren kenaikan harga emas masih berpotensi berlanjut, meskipun dengan catatan kewaspadaan terhadap potensi koreksi pasar yang bisa terjadi.

Para investor disarankan untuk tetap memantau dinamika pasar dan kebijakan-kebijakan global yang dapat mempengaruhi harga emas, sembari memperhitungkan strategi investasi yang tepat dalam menghadapi fluktuasi harga tersebut. Apapun skenario yang terjadi di masa depan, emas akan tetap menempati posisi penting dalam portofolio investasi sebagai instrumen lindung nilai yang diandalkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Terkini