JAKARTA – Dalam sebuah langkah strategis untuk mendukung ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca, PT Timah Tbk melanjutkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui inisiasi program penghijauan. Kali ini, perusahaan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Bangka, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), dan PLN Bangka Belitung, dengan menanam 1.500 pohon angsana di Taman Energi Balai Karya PT Timah Tbk, tepatnya di Sungailiat.
Penanaman ini berlangsung dan tidak hanya dimaksudkan untuk rehabilitasi lahan kritis dan bekas tambang, tetapi juga memicu langkah nyata dalam upaya transisi energi di Indonesia. Saat ini, transisi menuju energi baru terbarukan baru mencapai 12 hingga 13 persen dari target pemerintah sebesar 25 persen, di mana percepatan sangat diperlukan dalam lima tahun ke depan untuk mewujudkan sasaran tersebut.
Penguatan Ekonomi Masyarakat melalui Kebun Energi
Ir. Widi Pancono, Ketua Bidang III METI, menjelaskan bahwa kebun energi bukan sekadar rehabilitasi lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat. Menurutnya, limbah kayu dari pohon angsana yang dipangkas dapat diolah menjadi woodchip, produk bernilai ekonomi tinggi yang bisa mendukung program energi hijau.
Kebun energi ini bukan hanya upaya rehabilitasi lingkungan, tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat. Limbah kayu dari pemangkasan pohon angsana dapat diolah menjadi woodchip, yang bernilai ekonomi tinggi dan bisa dimanfaatkan untuk mendukung program energi hijau, ujarnya.
Pemilihan pohon angsana didasari oleh kemampuannya menyerap karbon dioksida secara signifikan, menghasilkan oksigen, serta mencegah erosi tanah. Pohon ini juga terbukti mudah beradaptasi dengan kondisi tanah di Bangka dan relatif mudah dirawat. Widi menambahkan bahwa satu pohon angsana dewasa dapat menghasilkan sekitar 270 kg oksigen per hari, cukup untuk memenuhi kebutuhan 200 orang. Angsana tumbuh cepat di Bangka. Jika mencapai 10 meter, satu pohon dapat menghasilkan sekitar 270 kg oksigen per hari, cukup untuk memenuhi kebutuhan 200 orang. Ini selaras dengan target nasional penurunan emisi sebesar 400 juta ton COâ‚‚ pada 2030, jelasnya.
Selain itu, ia berharap PT Timah akan terus melanjutkan dukungannya terhadap pengembangan konsep bio energy, di mana masyarakat lokal berperan aktif dalam penyediaan bahan baku energi.
Peran Bio Energy dan Kontribusi PT Timah Tbk
Konsep bio energy menekankan pengembangan hutan energi di luar kawasan hutan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi langsung. Menurut Widi, jika selama ini PLTU mengandalkan batu bara dari luar Bangka, dengan adanya bio energy, masyarakat lokal bisa berkontribusi sebagai pemasok kayu untuk bahan bakar alternatif. Konsep bio energy ini berfokus pada hutan energi di luar kawasan hutan, sehingga masyarakat dapat terlibat langsung. Jika selama ini PLTU membeli batu bara dari luar Bangka, ke depan masyarakat lokal bisa menyuplai kayu sebagai bahan bakar alternatif, tambahnya.
Fajri Hutazami, Asmen Operasi Pemeliharaan dan Pembangkit PT PLN (Persero) UPK Babel, menegaskan bahwa inisiatif PT Timah ini sejalan dengan strategi cofiring PLN untuk menekan emisi karbon dan mempercepat transisi energi. PLN kini menargetkan pemanfaatan 60.000 ton woodchip di PLTU Air Anyir pada 2025. Saat ini, sekitar 13 persen woodchip atau 100 ton per hari digunakan, yang menghasilkan energi hijau rata rata 68 MWh.
Program cofiring dengan woodchip menjadi langkah penting dalam menurunkan emisi. Kami menargetkan pemanfaatan 60.000 ton woodchip di PLTU Air Anyir pada 2025. Saat ini baru sekitar 13 persen atau 100 ton per hari, yang menghasilkan energi hijau rata-rata 68 MWh. Harapannya, penggunaan woodchip bisa meningkat hingga 25 persen jika bahan baku tersedia, paparnya.
Dukungan Nyata untuk Energi Berkelanjutan
Fajri juga mengapresiasi kontribusi PT Timah dalam mendukung pasokan bahan baku energi berkelanjutan. Ia mengungkapkan bahwa tanpa program penanaman ini, produksi woodchip bisa terganggu, sehingga langkah PT Timah dinilai sangat berharga dalam upaya mendukung energi hijau. Tanpa program penanaman ini, produksi woodchip bisa terganggu. Kami sangat berterima kasih kepada PT Timah yang telah mengambil langkah konkret dalam mendukung energi hijau, tegasnya.
Dari sisi PT Timah, Anggi Siahaan, Departement Head Corporate Communication, menyatakan bahwa perusahaan akan terus mengembangkan berbagai inisiatif untuk mendukung ketahanan energi. Selain itu, PT Timah berkomitmen menggunakan energi ramah lingkungan dalam operasionalnya guna menghadapi tantangan industri global yang semakin berorientasi pada ekonomi hijau. Inisiatif ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat daya saing PT Timah dalam menghadapi tantangan industri global yang semakin berorientasi pada ekonomi hijau, pungkasnya.
Dengan komitmen terhadap pelestarian lingkungan, pengembangan ekonomi masyarakat, serta penggunaan energi berkelanjutan, langkah strategis PT Timah ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi baru terbarukan.