Kerja Sama Pemerintah dan Bank Indonesia, Belanja di Kopling Pakai QRIS Dapat Potongan Harga

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:42:56 WIB
Kerja Sama Pemerintah dan Bank Indonesia, Belanja di Kopling Pakai QRIS Dapat Potongan Harga

JAKARTA — Dalam upaya menjaga kestabilan harga komoditas pangan, pemerintah daerah NTB melakukan inovasi melalui kolaborasi Operasi Pasar Keliling (Kopling) yang melibatkan Bank Indonesia (BI) NTB. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan dengan harga yang lebih terjangkau, khususnya pada komoditas yang harga pasarnya cenderung berfluktuasi, seperti cabai, telur, dan minyak goreng. Salah satu daya tarik utama dari kegiatan Kopling kali ini adalah diskon yang ditawarkan bagi masyarakat yang berbelanja menggunakan sistem pembayaran digital QRIS.

Operasi Pasar Keliling yang Melibatkan Berbagai Pihak

Operasi Pasar Keliling atau Kopling adalah kegiatan yang melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Bank Indonesia NTB. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan kendaraan pikap yang akan berkeliling ke beberapa titik strategis di Kota Mataram. Sejak dimulai pada 3 Maret lalu, program ini diharapkan dapat mengurangi ketidakstabilan harga beberapa komoditas pangan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.

Kepala Bidang Bahan Pokok dan Tertentu (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Sri Wahyunida, menjelaskan bahwa kegiatan Kopling ini akan berlangsung hingga 26 Maret 2025. "Kopling ini sudah berjalan sejak Senin lalu (3/3) dan akan berlanjut hingga Rabu (26/3) nanti," ujar Sri Wahyunida. Menurutnya, program ini merupakan salah satu langkah nyata dari pemerintah daerah untuk memastikan harga pangan yang stabil, khususnya di wilayah Mataram.

Komoditas yang Tersedia dalam Program Kopling

Pada setiap titik kegiatan Kopling, berbagai komoditas pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat tersedia dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran. Di antaranya adalah cabai rawit, telur ayam ras, beras, minyak goreng, serta bahan makanan lainnya yang dibutuhkan sehari-hari.

Harga cabai rawit yang sempat mengalami lonjakan harga cukup tinggi di pasaran, dijual dengan harga Rp 90.000 per kilogram. Dalam kegiatan Kopling, petani klaster cabai binaan Bank Indonesia NTB membawa sekitar 50 kilogram cabai. Cabai tersebut dikemas dalam ukuran 250 gram yang dijual dengan harga Rp 22.500 per kemasan, jauh lebih murah dibandingkan harga di pasar tradisional.

Selain cabai rawit, harga cabai merah besar juga cukup terjangkau di kegiatan Kopling, yakni Rp 60.000 per kilogram. Cabai merah besar ini juga dijual dalam kemasan 250 gram dengan harga Rp 15.000. Bahan pangan lain yang dijual dalam kegiatan Kopling adalah bawang merah seharga Rp 30.000 per kilogram, tomat seharga Rp 10.000 per kilogram, dan telur ayam ras dengan harga Rp 50.000 per tray (isi 30 butir).

Sri Wahyunida menambahkan bahwa masyarakat yang melakukan pembelian menggunakan metode pembayaran digital QRIS dapat menikmati potongan harga. “Untuk di Kopling, jika masyarakat membayar dengan QRIS, mereka tetap dapat potongan harga sebesar Rp 10.000,” katanya.

QRIS: Solusi Pembayaran Digital yang Mendorong Transformasi Ekonomi

Salah satu inovasi dalam kegiatan Kopling kali ini adalah penerapan metode pembayaran digital melalui QRIS. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah standar pembayaran menggunakan kode QR yang memudahkan transaksi digital antar berbagai aplikasi pembayaran. Bank Indonesia NTB melihat ini sebagai kesempatan untuk mendorong peningkatan literasi digital dan penggunaan transaksi non-tunai di masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Yudi Pranoto, menyampaikan bahwa program ini bukan hanya tentang stabilisasi harga pangan, tetapi juga bertujuan untuk memperkenalkan transaksi digital kepada masyarakat yang masih jarang menggunakannya. "Metode pembayaran menggunakan QRIS ini merupakan langkah konkret dari Bank Indonesia NTB untuk mendorong masyarakat agar semakin terbiasa bertransaksi secara digital. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan inklusi keuangan di NTB," ujar Yudi.

Lebih lanjut, Yudi menjelaskan bahwa penggunaan QRIS bukan hanya menguntungkan bagi konsumen dengan adanya potongan harga, tetapi juga memberikan kemudahan transaksi yang lebih cepat dan aman. "Dengan menggunakan QRIS, masyarakat bisa melakukan transaksi dengan cepat, aman, dan tidak perlu khawatir membawa uang tunai," tambahnya.

Manfaat Bagi Masyarakat: Akses Pangan Terjangkau dan Diskon QRIS

Muliana, salah satu warga Kota Mataram yang turut berbelanja di kegiatan Kopling, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat membantu masyarakat yang membutuhkan sembako dengan harga terjangkau. "Saya sangat terbantu dengan adanya Kopling ini, karena harga sembako, terutama cabai, sangat terjangkau. Selain itu, saya juga mendapatkan potongan harga kalau menggunakan QRIS. Ini benar-benar bermanfaat buat saya, dan saya berharap acara Kopling seperti ini sering diadakan," harapnya.

Bukan hanya Muliana, warga lainnya juga mengungkapkan hal serupa. Program Kopling memberikan akses langsung kepada masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih rendah, serta mendukung gerakan penggunaan pembayaran digital yang semakin berkembang di tengah masyarakat.

Harapan untuk Keberlanjutan Program Kopling

Dengan respon positif dari masyarakat, pihak pemerintah daerah dan Bank Indonesia NTB berharap agar kegiatan Kopling ini bisa lebih sering dilaksanakan. Program ini tidak hanya membantu stabilisasi harga pangan, tetapi juga berpotensi untuk memperkuat ekonomi lokal dan mendukung inklusi keuangan melalui penggunaan transaksi digital.

Sri Wahyunida menambahkan, "Kami berharap kegiatan Kopling ini bisa menjadi model yang dapat diikuti oleh daerah lain, agar lebih banyak masyarakat yang terbantu, terutama dalam mendapatkan sembako dengan harga yang lebih terjangkau."

Kegiatan Kopling yang berlangsung selama bulan Maret ini tentunya memberikan angin segar bagi warga NTB, terutama di tengah ketidakpastian harga pangan yang kerap berubah. Ke depan, program ini diharapkan dapat diperluas dan dikembangkan, dengan melibatkan lebih banyak komoditas dan titik lokasi yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

Kegiatan Operasi Pasar Keliling (Kopling) yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah NTB bekerja sama dengan Bank Indonesia NTB menawarkan solusi cerdas dalam stabilisasi harga pangan dan promosi transaksi digital melalui QRIS. Selain memberikan akses kepada masyarakat untuk membeli bahan pangan dengan harga lebih terjangkau, program ini juga turut mendorong masyarakat untuk semakin akrab dengan teknologi pembayaran digital yang praktis dan aman. Harapannya, kegiatan serupa dapat diteruskan dan diperluas untuk menciptakan dampak positif bagi ekonomi daerah NTB, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Terkini