JAKARTA - Tren investasi dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia terus meningkat seiring dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon. Indonesia pun mulai melirik peluang ini dengan mendorong masuknya investasi energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk nuklir. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) bersama pemerintah terus berupaya menarik investasi guna memperkuat infrastruktur energi hijau.
Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KADIN Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, mengapresiasi langkah pemerintah yang menjadikan sektor energi hijau sebagai salah satu prioritas investasi. "Presiden menyebutkan energi terbarukan, energi hijau berkali-kali. Beliau secara khusus menyebutkan tambahan dana segar," ujarnya di Jakarta.
Investasi Nuklir Dunia Terus Meningkat
Data dari Pusat Data KADIN Indonesia Bidang ESDM, yang mengacu pada laporan International Energy Agency (IEA) Januari 2025, menunjukkan bahwa investasi nuklir global mengalami pertumbuhan signifikan. Dalam tiga skenario outlook energi dunia yang disusun IEA, tren investasi nuklir diproyeksikan terus meningkat.
- Stated Policies Scenario (STEPS) - Skenario konservatif ini memperkirakan investasi nuklir global naik dari US$ 65 miliar per tahun saat ini menjadi US$ 70 miliar per tahun pada 2030. Kapasitas reaktor nuklir diperkirakan meningkat lebih dari 50 persen dan mendekati 650 gigawatt (GW) pada 2050.
- Announced Pledges Scenario (APS) - Jika ada dukungan kuat dari pemerintah serta kebijakan energi dan iklim yang berjalan sesuai target, investasi nuklir bisa mencapai US$ 120 miliar per tahun pada 2030 dengan kapasitas lebih dari dua kali lipat pada 2050.
- Net Zero Emissions Scenario - Dalam skenario ini, investasi diproyeksikan mencapai US$ 150 miliar per tahun pada 2030, dengan kapasitas terinstal mencapai 1000 GW pada 2050.
Hingga 2023, terdapat lebih dari 410 reaktor nuklir yang beroperasi di 30 negara dan menyuplai 9 persen pasokan listrik global. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 420 reaktor pada 2025. Negara-negara berkembang semakin berlomba membangun PLTN sebagai solusi energi alternatif, dengan teknologi yang didominasi oleh China dan Rusia.
PLTN, Sumber Energi Rendah Emisi dan Efisien
Energi nuklir diakui sebagai sumber energi rendah emisi kedua setelah hydropower. PLTN mampu menghasilkan listrik 20 persen lebih tinggi dibanding tenaga angin dan 70 persen lebih tinggi dibanding tenaga surya. Selain itu, PLTN juga memiliki manfaat tambahan seperti menghasilkan panas untuk industri serta mendukung proses desalinasi air laut menjadi air bersih.
Sejak tahun 1971, energi nuklir telah berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 72 gigaton dengan menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Teknologi ini juga telah memperkuat ketahanan energi di berbagai negara.
KADIN Dorong Indonesia Menuju Energi Hijau
KADIN Indonesia telah menetapkan inisiatif "Indonesia Hijau" sebagai salah satu program prioritas pada 2025 dengan fokus pada promosi investasi proyek energi baru terbarukan (EBT), termasuk PLTN. "Kami terus menarik minat investor dan mendorong pemerintah untuk memberikan insentif kepada mereka yang ingin berinvestasi di sektor ini," ungkap Aryo.
Saat ini, tiga negara besar telah menyampaikan proposal untuk membangun PLTN di Indonesia, yakni Amerika Serikat, Rusia, dan China. Ketiga negara tersebut menawarkan teknologi mereka melalui mitra yang juga merupakan anggota KADIN.
- Amerika Serikat diwakili oleh Westinghouse Electric Corporation, perusahaan produsen peralatan listrik terkemuka.
- China mengajukan proposal melalui China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah China di bidang tenaga nuklir.
- Rusia mengusulkan teknologi mereka melalui Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom).
"Dari tiga negara ini, semuanya sudah berkomunikasi dengan anggota KADIN Indonesia. Kami melihat ada pembicaraan yang serius dan proses negosiasi sedang berlangsung dengan pemerintah untuk mencapai kesepakatan terbaik bagi Indonesia," jelas Aryo.
Masa Depan Energi Nuklir di Indonesia
Peluang pengembangan PLTN di Indonesia masih terbuka lebar, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat dan target dekarbonisasi nasional. Dengan dukungan kebijakan yang tepat serta masuknya investasi dari mitra global, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam energi nuklir di Asia Tenggara.
KADIN dan pemerintah akan terus memantau perkembangan investasi ini serta memastikan bahwa semua aspek, termasuk regulasi dan keselamatan, dipersiapkan dengan matang sebelum implementasi PLTN di Tanah Air. "Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita, di anggota-anggota KADIN Indonesia, sehingga sudah ada pembicaraan yang serius," tutup Aryo.