JAKARTA - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), salah satu perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia, menetapkan target penjualan batu bara yang ambisius untuk tahun 2025. Perusahaan ini memproyeksikan penjualan batu bara bisa mencapai antara 5,6 juta ton hingga 6,1 juta ton. Target ini, menurut manajemen ADMR dalam keterangannya yang dirilis dengan menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan Produksi yang Signifikan
ADMR berlatar belakang sebagai salah satu pemain utama dalam industri batu bara metalurgi, dengan volume produksi yang ditargetkan mencapai 6,63 juta ton pada tahun 2024. "Volume produksi batu bara metalurgi pada tahun 2024 mencapai 6,63 juta ton, sedangkan penjualan mencapai 5,62 juta ton, atau masing-masing naik 30 persen dan 26 persen dari tahun 2023," ungkap manajemen ADMR.
Belanja Modal dan Investasi Strategis
Untuk mendukung target ambisius tersebut, ADMR mengalokasikan belanja modal sebesar US$300 juta hingga US$325 juta pada tahun 2025. Alokasi belanja modal ini menunjukkan penurunan dari anggaran 2024 yang mencapai US$405,68 juta. Penurunan ini disebabkan oleh selesainya beberapa konstruksi besar yang terjadi pada tahun 2024. "Peningkatan belanja modal tahun 2024 disebabkan oleh konstruksi smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) dan proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC)," jelas manajemen.
ADMR juga terfokus pada kelanjutan proyek smelter aluminium KAI yang diproyeksikan mencapai Commercial Operation Date (COD) akhir tahun 2025. Beberapa bagian penting seperti area sandar untuk bahan baku di jetty sudah rampung, sementara konstruksi fondasi, struktur baja untuk fasilitas anode dan elektrolisis, serta pemasangan struktur ban konveyor dan gedung kantor terus berjalan.
Kinerja Keuangan dan Tantangan yang Dihadapi
Menyusul perkembangan proyek dan upaya ekspansi, ADMR berhasil mencatatkan pendapatan usaha yang positif sepanjang 2024 dengan total pendapatan mencapai US$1,15 miliar atau setara Rp19,13 triliun. Ini representasi dari kenaikan tahunan sebesar 6,28 persen dari US$1,08 miliar pada 2023. Namun, laba bersih perusahaan sepanjang 2024 sedikit turun sebesar 0,99 persen, menjadi US$436,6 juta dibandingkan US$441,02 juta pada tahun sebelumnya.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR, Christian Ariano Rachmat, mengomentari kinerja perusahaan dengan optimisme. "Walaupun Average Selling Price (ASP) melemah, peningkatan volume berkontribusi untuk mengimbangi dampak terhadap profitabilitas. Kami terus mengeksekusi investasi strategis untuk mendukung pengembangan di masa depan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang. Fokus kami terhadap ekspansi didukung dengan profitabilitas yang tinggi dan saldo kas yang sehat,” ungkapnya.
Langkah Selanjutnya, Menatap Masa Depan
Dengan strategi investasi dan peningkatan produksi berkelanjutan, ADMR tetap optimis menatap masa depan. Kombinasi dari fokus pada pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan peluang pasar diyakini akan menjaga kestabilan pertumbuhan laba dan pendapatan perusahaan. "Kami percaya bahwa dengan kebijakan investasi strategis, perusahaan dapat mempertahankan posisi pasar yang kuat dan terus bergerak maju meski di tengah tantangan industri," tambah Christian.
ADMR menunjukkan komitmennya untuk memperluas kapasitas dan output produksi dengan dukungan belanja modal yang selektif namun strategis. Jika target dicapai, tahun 2025 bisa menjadi tahun yang monumental bagi ADMR, membuktikan bahwa strategi jangka panjang dan eksekusi yang tepat dapat menghasilkan hasil yang luar biasa dalam industri yang sangat kompetitif.
Dengan berbagai langkah progresif yang telah dan akan diambil, ADMR tidak hanya fokus pada peningkatan volume penjualan namun juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan serta pertumbuhan keuntungan bagi semua pemangku kepentingan. Di tengah perkembangan industri dan dinamika harga pasar global, ADMR siap untuk meraih peluang dan menghadapi tantangan yang ada di depan.