JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengajukan permintaan kepada pemerintah daerah untuk membuka rute penerbangan baru dari Bandara Frans Seda Maumere. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Usulan Rute Penerbangan Langsung
Wakil Ketua Kadin Kabupaten Sikka, Etwar Atuna, mengusulkan pembukaan rute penerbangan langsung dari Maumere ke Denpasar dan Makassar. Menurutnya, konektivitas langsung ini akan mempermudah akses wisatawan ke Kabupaten Sikka, sehingga berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan.
"Perlu ada penerbangan langsung dari Maumere ke Bali dan Makassar guna meningkatkan kunjungan wisatawan," ujar Etwar Atuna.
Etwar menambahkan, peningkatan kunjungan wisatawan akan berdampak positif pada sektor-sektor terkait, seperti perhotelan, transportasi, penjualan suvenir, dan pendapatan retribusi daerah. Sebelum pandemi COVID-19, Kabupaten Sikka mencatat kedatangan sekitar 230 ribu penumpang per tahun. Namun, sejak pandemi melanda pada 2020 hingga 2022, jumlah tersebut menurun drastis menjadi 120 ribu penumpang.
Alternatif Transportasi Laut
Selain usulan rute penerbangan, Kadin Sikka juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan kapal cepat untuk membuka rute pelayaran di pantai utara Flores. Rute yang diusulkan meliputi Labuan Bajo, Ngada, Maumere, Lewoleba, dan Kupang. Inisiatif ini bertujuan menyediakan alternatif transportasi bagi wisatawan dan masyarakat lokal.
"Kadin Sikka juga sedang melakukan pendekatan kepada perusahaan kapal cepat untuk membuka rute pelayaran pantai utara Flores dari Labuan Bajo, Ngada, Maumere, Lewoleba, dan Kupang sehingga ada alternatif transportasi," ungkap Etwar.
Kontribusi Kadin Sikka Selama Pandemi
Pada masa pandemi COVID-19, Kadin Sikka menunjukkan peran aktif dalam mendukung sektor kesehatan. Bekerja sama dengan Gojek dan Tokopedia, Kadin Sikka menghadirkan generator oksigen senilai Rp1,8 miliar ke Kabupaten Sikka. Peralatan ini digunakan di RSUD TC Hillers Maumere untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis.
Selain itu, Kadin Sikka bersama komunitas Tionghoa Maumere dan Kecamatan Alok memberikan bantuan kepada anak-anak yang mengalami stunting. Langkah ini menunjukkan komitmen Kadin dalam mendukung program kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Harapan untuk Kerja Sama dengan Pemda
Etwar berharap Kadin Sikka dan Pemerintah Daerah dapat menjalin kerja sama yang erat untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sikka. Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dianggap krusial dalam menghadapi tantangan ekonomi pasca-pandemi.
Penertiban Pungutan Liar di Destinasi Wisata
Ketua Bidang UMKM Kadin Sikka, Theresia Isidoris Fernandez, menyoroti maraknya pungutan liar di lokasi wisata Kabupaten Sikka. Ia menegaskan bahwa pelaku wisata yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) mengharapkan adanya penertiban terhadap praktik tersebut.
Theresia, yang akrab disapa Isye, menyatakan bahwa pelaku wisata tidak keberatan dengan adanya pungutan asalkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Retribusi yang telah ditetapkan. Ia mencontohkan pengalaman saat membawa tamu ekspatriat ke Desa Egon Gahar untuk melihat potensi kopi, di mana mereka diminta membayar Rp25 ribu per orang tanpa dasar yang jelas.
"Saya membawa tamu ekspatriat berkunjung ke Desa Egon Gahar untuk melihat potensi kopi dan kami mampir ke wilayah Egon Buluk. Kami diminta membayar per orang Rp25 ribu," ungkap Isye.
Isye juga menyoroti kondisi di Pantai Koka, Kecamatan Paga, yang sering terjadi pungutan liar kepada wisatawan. Terdapat empat titik pungutan liar di lokasi pantai wisata ini, yang membuat wisatawan dan pemandu wisata kebingungan dalam menetapkan paket wisata.
Harapan untuk Rumah Produksi Kemasan UMKM
Pelaku UMKM di Kabupaten Sikka berharap agar rumah produksi kemasan yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah dapat segera beroperasi. Selama ini, banyak UMKM harus membuat kemasan produk mereka di Pulau Jawa, yang mengakibatkan biaya produksi lebih tinggi. Dengan beroperasinya rumah produksi kemasan di Kabupaten Sikka, diharapkan biaya produksi dapat ditekan dan meningkatkan daya saing produk lokal.
"Selama ini banyak UMKM membuat kemasan produk mereka di Pulau Jawa sehingga biayanya lebih tinggi dibandingkan bila bisa diproduksi di Kabupaten Sikka," pungkas Isye.
Kadin Sikka mengajak Pemerintah Daerah untuk mengambil langkah strategis dalam meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi lokal. Pembukaan rute penerbangan dan pelayaran baru, penertiban pungutan liar di destinasi wisata, serta pengoperasian rumah produksi kemasan bagi UMKM menjadi beberapa langkah konkret yang diusulkan. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sikka.