makanan pencegah kanker

Daftar 10 Makanan Pencegah Kanker yang Dijamin Menyehatkan

Daftar 10 Makanan Pencegah Kanker yang Dijamin Menyehatkan
makanan pencegah kanker

Makanan pencegah kanker memainkan peran penting dalam mengurangi risiko terkena penyakit yang mengancam nyawa ini. 

Meskipun faktor genetik dan lingkungan turut berkontribusi pada perkembangan kanker, pola makan yang sehat dapat menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif. 

Penelitian menunjukkan bahwa makanan tertentu, yang kaya akan antioksidan, vitamin, dan senyawa alami lainnya, dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh serta mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker. 

Dengan memahami dan mengonsumsi makanan pencegah kanker, kita dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas hidup.

Daftar Makanan Pencegah Kanker

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, dan untuk mengurangi risikonya, menjaga pola makan yang sehat menjadi langkah penting.

Beberapa makanan terbukti memiliki kemampuan untuk membantu mencegah perkembangan sel kanker dalam tubuh. Berikut adalah beberapa jenis makanan pencegah kanker yang dikenal memiliki efek perlindungan terhadap kanker:

1. Blueberry

Blueberry kaya akan senyawa tanaman pelindung yang bermanfaat bagi kesehatan otak, mata, dan jantung, serta dapat mengurangi risiko kanker. 

Buah ini mengandung berbagai nutrisi penting seperti serat pangan, vitamin C, antosianin, flavonol, stilben, asam fenolik, flavon, flavan-3-ol, dan tannin. 

Bahkan blueberry yang dibekukan tetap mempertahankan kandungan nutrisi dan fitokimia pentingnya, menjadikannya pilihan yang baik saat tidak musim.

Penelitian menunjukkan bahwa blueberry berpotensi memiliki efek anti-kanker berkat kandungan fitokimia dan nutrisinya. 

Beberapa studi menemukan bahwa mengonsumsi blueberry dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam darah dan membantu mencegah kerusakan DNA. 

Walaupun hasil studi buah kaya antioksidan ini bervariasi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran blueberry secara lebih mendalam. 

Bukti menunjukkan bahwa makanan kaya serat pangan dapat mengurangi risiko kanker kolorektal dan masalah penambahan berat badan. 

Kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan juga dapat menurunkan risiko kanker aerodigestif secara keseluruhan. 

Selain itu, bukti terbatas mengindikasikan bahwa makanan yang mengandung vitamin C serta buah-buahan secara umum dapat mengurangi risiko kanker tertentu, seperti kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker esofagus.

2. Tomat

Tomat adalah makanan sehat pencegah kanker. Tomat kaya akan likopen, senyawa fitokimia berwarna merah yang telah banyak diteliti terkait dengan pengurangan risiko kanker, menurut American Institute for Cancer Research (AICR). 

Tomat mengandung vitamin C, vitamin A, likopen, fitoen, fitofluen, dan beta-karoten. Meskipun penelitian awal mengaitkan tomat dengan pengurangan risiko kanker prostat, bukti ini semakin tidak jelas seiring peningkatan kualitas penelitian. 

Berbagai faktor seperti jenis kanker, jumlah tomat yang dikonsumsi, bentuk konsumsi, dan interaksi dengan makanan lain masih menyisakan banyak pertanyaan terkait manfaat potensial tomat.

Tomat termasuk dalam kategori sayuran non-pati, yang menurut bukti, dapat mengurangi risiko kanker aerodigestif, termasuk kanker mulut, faring, nasofaring, laring, esofagus, paru-paru, lambung, dan kolorektal. 

Bukti terbatas juga menyarankan bahwa sayuran non-pati dapat mengurangi risiko kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-) dan kanker kandung kemih. 

Selain itu, makanan yang mengandung beta-karoten diketahui dapat menurunkan risiko kanker paru-paru, dan karotenoid dalam makanan bisa mengurangi risiko kanker paru-paru serta kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-). 

Vitamin C juga berperan dalam menurunkan risiko kanker paru-paru, terutama pada perokok, serta tumor ganas kolon.

3. Wortel

Wortel adalah salah satu makanan yang dapat mencegah kanker, berkat kandungan karotenoidnya yang menunjukkan potensi dalam mengurangi risiko kanker, menurut AICR. 

Wortel mengandung karotenoid, poliasetilen seperti fulkarinol, serta asam fenolat seperti asam klorogenat. 

Wortel parut atau cincang dapat menjadi tambahan yang bergizi untuk berbagai hidangan seperti salad, pasta, tumisan, saus spageti, dan sup.

Kemampuan wortel dalam melawan kanker berasal dari sifatnya sebagai sayuran non-pati dan sumber karotenoid serta fitokimia lainnya. 

Beta-karoten, karotenoid utama dalam wortel, telah banyak diteliti, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami manfaat wortel secara keseluruhan.

Bukti yang cukup menunjukkan bahwa kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan dapat mengurangi risiko kanker aerodigestif secara keseluruhan, termasuk kanker mulut, faring, laring, esofagus, paru-paru, perut, dan kanker kolorektal. 

Makanan yang mengandung karotenoid juga dapat menurunkan risiko kanker paru-paru dan kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-). 

Bukti terbatas juga menunjukkan bahwa beta-karoten dalam makanan dapat membantu mengurangi risiko kanker paru-paru, sementara sayuran non-pati dapat menurunkan risiko kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-). 

Kombinasi sayuran non-pati dan buah dapat memiliki efek positif terhadap risiko kanker kandung kemih.

4. Brokoli

Menurut AICR, brokoli adalah salah satu sayuran pencegah kanker. Brokoli, sebagai salah satu sayuran cruciferous yang umum dikonsumsi, mengandung glukosinolat, asam folat, flavonol, serat pangan, vitamin C, dan karotenoid seperti beta-karoten, lutein, dan zeaksantin. 

Disarankan untuk mengolah brokoli dengan cara merebus, menumis, menggoreng, atau memanaskannya sebentar menggunakan microwave untuk mempertahankan kandungan nutrisinya.

Studi laboratorium menunjukkan bahwa sulforafan, senyawa yang terbentuk dari glukosinolat dalam brokoli, dapat menghambat perkembangan kanker prostat. 

Namun, uji intervensi pada manusia masih terbatas mendukung potensi ini, dan studi populasi belum menunjukkan hubungan yang jelas dengan kanker prostat.

Bukti menunjukkan bahwa konsumsi makanan kaya serat pangan dapat menurunkan risiko kanker usus besar, obesitas, dan masalah penambahan berat badan. 

Bukti terbatas menunjukkan bahwa makanan yang mengandung karotenoid, beta-karoten, dan vitamin C dapat mengurangi risiko kanker paru-paru, kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-), dan kanker usus besar. 

Brokoli, sebagai sayuran non-pati, juga dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-), sementara kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan dapat mengurangi risiko kanker kandung kemih.

5. Kembang Kol

Kembang kol termasuk dalam kategori sayuran cruciferous yang kaya akan vitamin C dan senyawa pelindung kesehatan lainnya, menurut AICR. 

Sayuran ini dapat digunakan dalam berbagai masakan, termasuk masakan Mediterania, Timur Tengah, India, atau dihaluskan dalam sup, dan juga bisa disajikan mentah dengan saus sebagai camilan sehat.

Penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam kembang kol memiliki potensi untuk mencegah kanker. Meskipun ada dorongan untuk "makan pelangi," kembang kol adalah contoh mengapa makanan dengan warna putih tidak boleh diabaikan.

Studi laboratorium menunjukkan bahwa senyawa dalam kembang kol memiliki potensi perlindungan yang kuat terhadap kanker. Meski begitu, studi pada manusia menunjukkan hasil yang bervariasi terkait penurunan risiko kanker. 

Perbedaan manfaat ini bisa disebabkan oleh faktor individual dan cara persiapan sayuran tersebut.

Bukti menunjukkan bahwa kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan dapat menurunkan risiko kanker aerodigestif secara keseluruhan. 

Selain itu, bukti terbatas menyarankan bahwa makanan yang mengandung vitamin C dapat membantu mengurangi risiko kanker paru-paru (terutama pada perokok) dan kanker usus besar. 

Sayuran non-pati juga dapat mengurangi risiko kanker payudara reseptor estrogen-negatif (ER-), sementara kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan dapat menurunkan risiko kanker kandung kemih.

6. Flaxseed

Biji rami, atau flaxseed, adalah sumber serat dan fitokimia, terutama lignan, yang dikenal dengan aktivitas anti-kankernya. 

Makanan yang dapat mencegah kanker ini mengandung serat pangan, lignan, asam alfa-linolenat, gamma-tokoferol (bentuk vitamin E), dan asam fenolik. 

Disarankan untuk mengonsumsi flaxseed satu jam sebelum atau dua jam setelah mengonsumsi obat-obatan untuk menghindari penurunan penyerapan obat.

Potensi flaxseed dalam pencegahan dan kelangsungan hidup kanker payudara, prostat, dan kanker terkait hormon lainnya telah menarik perhatian dalam penelitian. Meskipun hasilnya bervariasi, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan.

Bukti menunjukkan bahwa makanan kaya serat pangan dapat mengurangi risiko kanker kolorektal dan membantu mengatasi masalah penambahan berat badan, obesitas, dan kelebihan berat badan.

7. Jeruk

Jeruk merupakan buah pencegah kanker yang kaya akan vitamin C dan senyawa fitokimia yang sedang diteliti ilmuwan karena potensi perlindungannya terhadap kanker. 

Jeruk mengandung serat pangan, flavanon, terpena dalam kulit jeruk, dan vitamin C. Jeruk dapat bertahan segar selama dua hingga tiga minggu di dalam lemari es, menjadikannya pilihan yang baik untuk camilan atau bahan dalam hidangan.

Penelitian menunjukkan bahwa jeruk memberikan manfaat antioksidan dan perlindungan lainnya terhadap kanker. 

Meskipun banyak yang mengonsumsinya dalam bentuk jus, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memahami bagaimana perbedaan kandungan nutrisi, fitokimia, dan serat dapat memengaruhi perlindungan terhadap kanker.

Bukti menunjukkan bahwa makanan yang mengandung serat pangan dapat mengurangi risiko kanker usus besar. Kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan juga dapat menurunkan risiko kanker aerodigestif secara keseluruhan. 

Bukti terbatas menyarankan bahwa buah-buahan, termasuk jeruk, dapat membantu mengurangi risiko kanker paru-paru (terutama pada perokok), kanker skuamosa esofagus, dan kanker lambung. 

Makanan yang mengandung vitamin C juga dapat menurunkan risiko kanker paru-paru pada perokok serta kanker kolon. Kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan juga dapat mengurangi risiko kanker kandung kemih.

8. Strawberry

Stroberi kaya akan vitamin C dan senyawa polifenol yang berpotensi membantu mengurangi risiko kanker, menurut American Institute for Cancer Research (AICR).

Komponen penting dalam stroberi meliputi vitamin C, serat pangan, antosianin, asam fenolik, stilben, flavan-3-ol, dan tannin. Stroberi bisa dimasukkan ke dalam oatmeal semalam untuk sarapan atau camilan sehat tanpa perlu dicairkan terlebih dahulu.

Penelitian menunjukkan bahwa stroberi dan makanan yang tinggi serat pangan serta buah-buahan secara umum dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker seperti kolorektal, aerodigestif, paru-paru, dan lainnya. 

Bukti juga menunjukkan bahwa makanan yang mengandung vitamin C dapat menurunkan risiko kanker paru-paru dan kolon.

9. Anggur

Anggur mengandung beragam senyawa fitokimia seperti flavonol, asam fenolat, resveratrol, flavan-3-ol, antosianin (terutama pada anggur merah dan ungu), dan tannin (terutama proantosianidin), yang berpotensi membantu mengurangi risiko kanker dalam diet. 

Penelitian sedang dilakukan untuk mengkaji efek senyawa proantosianidin dari biji dan kulit anggur terhadap ekspresi gen yang terkait dengan perkembangan kanker. 

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apakah senyawa ini dapat secara efektif mengurangi risiko kanker melalui kebiasaan makan.

Bukti menunjukkan bahwa konsumsi kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan dapat mengurangi risiko kanker aerodigestif secara keseluruhan, seperti kanker mulut, faring, laring, esofagus, paru-paru, lambung, dan kolorektal. 

Bukti terbatas juga menunjukkan bahwa buah-buahan, termasuk anggur, dapat mengurangi risiko kanker paru-paru pada perokok atau mantan perokok tembakau, serta kanker sel skuamosa esofagus. 

Selain itu, kombinasi sayuran non-pati dan buah-buahan juga dapat membantu mengurangi risiko kanker kandung kemih. 

Anggur dapat dimakan sebagai camilan portabel atau ditambahkan ke salad, hidangan utama, bahkan pizza atau tumis sayuran untuk variasi rasa yang menarik dalam diet sehari-hari.

10. Raspberry

Raspberry memiliki potensi untuk mendukung pertahanan antioksidan dan anti-inflamasi terhadap kanker, menurut penelitian laboratorium yang dilaporkan oleh AICR.

Komponen penting dalam raspberry meliputi serat pangan, vitamin C, anthosianin, ellagitannin, dan asam fenolik. Raspberry beku dapat digunakan untuk membuat yogurt raspberry sehat tanpa tambahan gula.

Penelitian menunjukkan bahwa raspberry dapat berperan dalam mengurangi risiko kanker, terutama karena kandungan serat tinggi dan senyawa ellagitannin yang dimilikinya. 

Faktor individu seperti genetik dan mikrobiota usus dapat mempengaruhi aktivitas anti-kanker dari raspberry. Bukti menunjukkan bahwa makanan tinggi serat pangan dapat menurunkan risiko kanker kolorektal dan masalah berat badan. 

Kombinasi sayuran non-amilase dan buah-buahan juga dapat mengurangi risiko kanker aerodigestif secara keseluruhan. Ada juga bukti terbatas yang menyarankan bahwa raspberry dapat membantu menurunkan risiko kanker paru-paru dan esofagus. 

Selain itu, kombinasi sayuran non-amilase dan buah-buahan juga dapat mengurangi risiko kanker kandung kemih, dan makanan yang mengandung vitamin C dapat berkontribusi pada pengurangan risiko kanker paru-paru dan kolon.

Sebagai penutup, dengan mengonsumsi makanan pencegah kanker secara teratur, kita bisa memperkuat tubuh dalam melawan berbagai risiko kesehatan dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index