Belajar saham untuk pemula kini semakin mudah di era digital. Dengan akses informasi yang luas, siapa pun bisa memulai perjalanan investasi hanya bermodal internet.
Memahami strategi jual beli saham dengan baik dapat membantu investor meraih keuntungan optimal.
Hingga saat ini, saham tetap menjadi salah satu pilihan investasi yang mampu mempercepat pertumbuhan kekayaan. Instrumen ini tergolong aman selama investor memahami cara trading saham harian serta risiko yang menyertainya.
Sebelum terjun ke dunia investasi, sebaiknya luangkan waktu untuk mendalami ilmu saham, baik melalui sumber online maupun buku.
Dengan pemahaman yang tepat, belajar saham untuk pemula dapat menjadi langkah awal yang menjanjikan dalam membangun masa depan finansial.
Sekilas tentang Saham
Berdasarkan penjelasan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham merupakan tanda kepemilikan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Individu yang menanamkan modal dalam perusahaan disebut pemegang saham, yang memiliki hak atas pendapatan serta aset perusahaan, dan juga berhak berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dari definisi tersebut, saham dapat dianggap sebagai bukti kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan atau badan usaha. Dengan memiliki saham, seseorang secara langsung menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, saham termasuk dalam kategori surat berharga karena menjadi bukti sah atas kepemilikan dalam suatu perusahaan.
Semakin besar jumlah saham yang dimiliki, semakin besar pula pengaruh seseorang dalam pengambilan keputusan di perusahaan tersebut.
Bagi perusahaan, penerbitan saham merupakan strategi untuk memperoleh pendanaan jangka panjang dan menjadi salah satu metode dalam meningkatkan modal bisnis, selain melalui penerbitan obligasi.
Sementara dari perspektif investor, saham menjadi salah satu pilihan investasi yang diminati karena berpotensi memberikan keuntungan yang menarik.
Jenis-jenis Saham
Jenis Saham Berdasarkan Hak Tagih atau Klaim
1. Saham Biasa
Saham biasa adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
Pemegang saham jenis ini berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen serta menanggung risiko apabila perusahaan mengalami kerugian.
Investor yang memiliki saham biasa juga dapat berpartisipasi dalam pengelolaan perusahaan, dengan besarnya wewenang yang bergantung pada jumlah saham yang dimiliki.
Semakin besar kepemilikan saham, semakin besar pula pengaruh terhadap pengambilan keputusan perusahaan. Saat perusahaan mencetak keuntungan, pemegang saham dengan kepemilikan lebih besar akan memperoleh dividen lebih banyak.
Namun, jika perusahaan mengalami kerugian, mereka juga harus siap menghadapi dampaknya.
2. Saham Preferen
Saham preferen merupakan kombinasi antara obligasi dan saham biasa. Banyak investor menyukai jenis saham ini karena menawarkan pendapatan tetap, mirip dengan bunga obligasi.
Selain itu, saham preferen tetap merepresentasikan kepemilikan ekuitas dalam erusahaan, tanpa tanggal jatuh tempo yang tercantum di lembar sahamnya, serta memberikan dividen bagi pemiliknya.
Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihannya
1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Saham ini tidak mencantumkan nama pemiliknya secara fisik, sehingga lebih mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
Jenis saham ini sering kali dipilih untuk tujuan jual beli, sehingga kepemilikannya diakui berdasarkan siapa yang memegangnya. Pemegang saham ini juga berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Berbeda dengan saham atas unjuk, saham ini mencantumkan nama pemilik secara jelas dalam lembar saham. Proses perpindahan kepemilikannya harus mengikuti prosedur tertentu yang telah ditetapkan.
Jenis Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan
1. Blue Chip Stocks
Jenis saham ini banyak diminati investor karena berasal dari perusahaan besar dengan reputasi tinggi dan pendapatan yang stabil. Perusahaan yang menerbitkan blue chip stocks dikenal memiliki konsistensi dalam membayar dividen.
Contohnya adalah saham dari PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Unilever Tbk. (UNVR).
2. Income Stocks
Income stocks menarik bagi investor karena kemampuannya membayar dividen lebih tinggi dibandingkan rata-rata dividen pada tahun sebelumnya. Saham ini memberikan pendapatan yang stabil dengan pembagian dividen tunai secara teratur.
3. Growth Stocks
Saham ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan biasanya berasal dari perusahaan dengan reputasi kuat di industrinya.
Meski serupa dengan blue chip stocks, pertumbuhan pendapatan growth stocks lebih dinamis dan menjanjikan bagi investor yang mencari potensi keuntungan jangka panjang.
4. Lesser-Known Stocks
Saham ini dimiliki oleh perusahaan yang memiliki karakteristik growth stock tetapi tidak termasuk dalam kategori pemimpin industri. Biasanya, perusahaan penerbitnya berasal dari daerah tertentu dan kurang dikenal di kalangan investor besar.
5. Speculative Stocks
Jenis saham ini menawarkan peluang keuntungan tinggi tetapi juga memiliki risiko besar.
Investor yang menyukai tantangan dengan potensi laba besar di masa depan biasanya tertarik pada speculative stocks, meskipun pendapatan dari saham ini tidak selalu konsisten setiap tahunnya.
6. Counter Cyclical Stocks
Jenis saham ini tetap stabil meskipun kondisi ekonomi sedang bergejolak. Tidak terpengaruh oleh situasi ekonomi makro atau bisnis secara umum, saham ini tetap memiliki nilai tinggi bahkan dalam masa resesi.
Emitennya mampu mempertahankan pendapatan dan tetap membayar dividen tinggi meskipun pasar sedang mengalami tekanan.
Jenis-Jenis Index Saham di Bursa Efek Indonesia
Bagi pemula yang ingin memahami dunia saham, penting untuk mengetahui bahwa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki 35 indeks saham.
Indeks saham sendiri merupakan ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga dari sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan dievaluasi secara berkala. Beberapa tujuan dari indeks saham antara lain:
- Menjadi indikator sentimen pasar
- Dijadikan tolok ukur untuk portofolio aktif
- Berfungsi sebagai dasar dalam produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks
- Sebagai proksi untuk kelas aset dalam strategi alokasi aset
- Digunakan dalam analisis pengembalian investasi, risiko sistematis, dan evaluasi kinerja
Di bawah ini adalah dua indeks saham yang dapat menjadi referensi bagi pemula dalam belajar saham.
1. Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi di Bursa Efek Indonesia.
Saham-saham dalam indeks ini juga memiliki fundamental perusahaan yang kuat. Evaluasi dan pemilihan saham dalam LQ45 dilakukan setiap enam bulan. Berikut adalah 10 dari 45 saham yang masuk dalam indeks LQ45:
No | Kode | Nama Saham |
1 | ADRO | Adaro Energy Tbk. |
2 | ACES | Ace Hardware Indonesia Tbk |
3 | ANTM | Aneka Tambang Tbk. |
4 | ASII | Astra International Tbk. |
5 | AKRA | AKR Corporindo Tbk. |
6 | BBNI | Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. |
7 | BBCA | Bank Central Asia Tbk. |
8 | BBRI | Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. |
9 | BBTN | Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. |
10 | BMRI | Bank Mandiri (Persero) Tbk. |
2. IDX Quality 30
Indeks ini mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki solvabilitas tinggi, profitabilitas yang baik, serta pertumbuhan laba yang stabil.
Saham-saham dalam indeks ini dipilih berdasarkan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan yang solid. Berikut adalah 10 dari 30 saham dalam indeks IDX Quality 30:
No | Kode | Nama Saham |
1 | BBCA | Bank Central Asia Tbk. |
2 | ACES | Ace Hardware Indonesia Tbk. |
3 | BBRI | Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. |
4 | BBNI | Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. |
5 | BJTM | Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. |
6 | BMRI | Bank Mandiri (Persero) Tbk. |
7 | BJBR | Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. |
8 | CLEO | Sariguna Primatirta Tbk. |
9 | BTPS | Bank BTPN Syariah Tbk. |
10 | CPIN | Charoen Pokphand Indonesia Tbk. |
Indeks-indeks ini dapat menjadi acuan bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam mengenai pergerakan saham dan potensi investasi di pasar modal.
Cara Beli dan Jual Saham
1. Membuka Rekening Saham
Langkah pertama untuk memulai investasi saham adalah membuka rekening saham di perusahaan sekuritas.
Pastikan kamu memilih perusahaan sekuritas yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, atau Indo Premier Sekuritas.
Untuk proses pendaftarannya, kamu perlu menyiapkan beberapa dokumen seperti kartu identitas, buku tabungan, NPWP, data ahli waris, serta informasi mengenai pekerjaan atau usaha yang kamu jalankan.
2. Melakukan Setoran Awal
Setelah membuka rekening saham, kamu perlu menyetorkan sejumlah dana sebagai modal awal investasi. Besaran setoran pertama bervariasi tergantung kebijakan masing-masing perusahaan sekuritas.
Setelah dana berhasil disetorkan, rekening saham akan diproses dan kamu resmi menjadi investor yang turut berkontribusi dalam pergerakan pasar modal.
3. Menentukan Metode Investasi Saham
Bagi pemula yang baru belajar saham dari nol, penting untuk memahami bahwa harga saham selalu bergerak dinamis.
Nilainya bisa naik dan turun setiap hari, sehingga memerlukan perhatian lebih dari investor. Secara umum, ada dua metode investasi saham yang bisa dipilih.
a. Trading saham jangka pendek
Pada metode ini, investor membeli saham saat harganya sedang rendah, kemudian menjualnya kembali ketika harga naik. Keuntungan yang diperoleh berasal dari selisih harga beli dan jual saham dalam waktu yang relatif singkat.
b. Investasi jangka panjang
Jika kamu lebih tertarik dengan keuntungan dari dividen perusahaan, maka strategi ini lebih cocok. Investor membeli saham dan menyimpannya dalam jangka waktu lama tanpa menjualnya.
Dividen biasanya dibagikan setahun sekali setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Untuk metode ini, sebaiknya pilih saham dari perusahaan besar yang memiliki kinerja stabil serta prospek keuntungan yang baik dalam beberapa tahun ke depan.
4. Menganalisis Kondisi Perusahaan
Setelah menentukan metode investasi yang sesuai, langkah berikutnya adalah mempelajari latar belakang serta performa perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli.
Selain itu, perhatikan juga faktor eksternal yang bisa mempengaruhi harga saham, seperti kondisi ekonomi atau isu sosial politik.
5. Mengunduh Aplikasi Online Trading
Setelah menentukan perusahaan mana yang akan dibeli sahamnya, langkah berikutnya adalah mengunduh aplikasi online trading. Setiap perusahaan sekuritas biasanya memiliki platform trading masing-masing yang digunakan oleh para nasabah.
Aplikasi ini berfungsi untuk memantau pergerakan harga saham secara real-time. Melalui aplikasi, kamu dapat melakukan transaksi jual beli saham yang berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap Senin hingga Jumat.
Sesi pertama dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, sedangkan sesi kedua berlangsung dari pukul 13.30 hingga 16.15 WIB.
Selain itu, aplikasi online trading menyediakan tampilan harga saham dari berbagai perusahaan yang tergabung di pasar modal, lengkap dengan grafik perkembangan harga serta persentase kenaikan dan penurunannya.
Saham perusahaan terdaftar dengan kode empat huruf kapital, misalnya saham Bank BCA memiliki kode BBCA. Agar lebih memahami cara penggunaan aplikasi dan fitur-fiturnya, kamu bisa berkonsultasi dengan pihak perusahaan sekuritas.
6. Memulai Pembelian Saham
Saat membeli saham, ada dua pendekatan utama yang bisa digunakan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, situasi politik, dan tren industri. Data dari laporan keuangan perusahaan juga menjadi acuan penting dalam menentukan apakah saham suatu perusahaan layak dibeli.
Analisis teknikal lebih fokus pada pola pergerakan harga saham dalam rentang waktu tertentu. Indikator seperti harga tertinggi, harga terendah, serta pola fluktuasi menjadi pertimbangan utama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham:
- Jangan hanya tergiur oleh harga saham murah, tetapi perhatikan kualitas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Membeli saham dari perusahaan yang memiliki kinerja buruk berisiko tidak memberikan keuntungan.
- Amati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Perhatikan juga tren pasar, laba investasi pemegang saham, likuiditas perusahaan, serta pertumbuhan Earning per Share (EPS).
Untuk mendapatkan keuntungan optimal, ada beberapa strategi pembelian saham yang bisa digunakan:
- Buy If/On Breakout: Membeli saham saat harganya naik hingga mencapai resistance (harga tertinggi) atau melewati level tersebut.
- Buy On Weakness: Membeli saham saat harganya turun ke level tertentu yang masih dianggap aman untuk dibeli.
- Buy On Retracement: Membeli saham setelah mengalami breakout (penurunan tajam), di mana harga saham cenderung kembali naik setelah melewati titik tersebut.
Kamu bisa membeli saham dengan datang langsung ke kantor perusahaan sekuritas atau melakukannya secara online melalui aplikasi trading.
7. Menjual Saham
Sama halnya dengan membeli, menjual saham juga memerlukan strategi yang tepat. Waktu terbaik untuk menjual saham adalah ketika harga sedang naik, yang dikenal dengan istilah profit taking.
Namun, bagaimana jika harga saham justru turun? Dalam kondisi ini, kamu bisa menerapkan strategi cut loss, yaitu menjual saham dengan harga yang lebih rendah dari harga beli untuk meminimalkan kerugian lebih lanjut.
Jika kamu seorang trader aktif, waktu yang tepat untuk melakukan cut loss adalah saat harga saham terus mengalami penurunan tanpa tanda-tanda pemulihan. Selalu pantau pergerakan pasar untuk menentukan waktu terbaik dalam mengambil keputusan ini.
Bagi kamu yang lebih memilih investasi jangka panjang, cut loss bisa dilakukan ketika terjadi perubahan mendasar pada perusahaan.
Jika ada kabar buruk yang berdampak pada fundamental perusahaan atau harga saham mengalami koreksi besar akibat IHSG, maka itu bisa menjadi sinyal untuk melepas saham dan mengalihkan investasi ke aset yang lebih stabil.
Keuntungan Membeli Saham
1. Dividen
Dividen merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan dibagikan kepada pemegang saham. Dividen ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu dividen tunai dan dividen saham.
Dividen tunai berarti pemegang saham menerima sejumlah uang berdasarkan jumlah lembar saham yang mereka miliki.
Dividen saham diberikan dalam bentuk saham tambahan, sehingga kepemilikan saham investor bertambah tanpa menerima uang tunai.
Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen meskipun mereka memperoleh laba. Beberapa perusahaan memilih untuk menahan laba guna ekspansi atau pengembangan usaha.
2. Capital Gain (Kenaikan Harga Saham)
Capital gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual saham di bursa efek.
Contohnya, jika kamu membeli saham seharga Rp3.000 per lembar, lalu menjualnya di harga Rp4.000 per lembar, maka capital gain yang kamu peroleh adalah Rp1.000 per lembar saham.
3. Hak Mengikuti RUPS sebagai Pemilik Saham
Sebagai pemegang saham, kamu berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam RUPS, kamu bisa mendapatkan informasi mengenai pembagian dividen, rencana bisnis perusahaan, serta laporan keuangan tahunan.
4. Modal Kecil, Potensi Keuntungan Besar
Banyak pemula tertarik belajar saham karena potensi keuntungannya yang tinggi meski dengan modal kecil.
Dengan hanya Rp100 ribu, kamu sudah bisa membeli saham dan berkesempatan mendapatkan keuntungan berlipat ganda di masa depan. Dalam beberapa kasus, margin keuntungan bisa mencapai 100 persen atau lebih.
5. Investasi Fleksibel
Keuntungan lain dari investasi saham adalah fleksibilitasnya. Kamu tidak perlu meninggalkan pekerjaan utama untuk berinvestasi karena semua transaksi dapat dipantau dan dilakukan kapan saja melalui smartphone atau laptop.
6. Pajak Lebih Ringan
Dibandingkan instrumen investasi lain, pajak pada saham tergolong rendah, yaitu hanya 0,1 persen dari keuntungan akhir.
Selain itu, investor tidak perlu repot membayar pajak saat pelaporan SPT tahunan karena sudah otomatis dipotong oleh broker saat transaksi saham selesai.
7. Aman dan Transparan
Investasi saham dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia, yang memastikan transaksi berlangsung secara aman dan transparan. Dengan sistem yang terorganisir dan diawasi, investor tidak perlu khawatir mengenai keamanan modal mereka.
Tips Belajar Saham untuk Pemula
Tips belajar saham untuk pemula dimulai dengan memahami langkah-langkah dasar agar bisa berinvestasi dengan lebih aman dan menguntungkan. Berikut ini panduannya.
1. Mulai dengan Modal Kecil
Meskipun trading saham memiliki risiko tinggi, kamu tetap bisa meminimalkan potensi kerugian dengan memulai dari modal yang kecil. Cara ini memungkinkan kamu untuk mencoba dan menilai apakah investasi saham sesuai dengan preferensimu.
Jika ternyata cocok dan kamu berhasil mendapatkan keuntungan di tahap awal, maka kamu bisa meningkatkan jumlah investasi secara bertahap.
Namun, jika mengalami kerugian, tidak ada salahnya untuk kembali mencoba dengan nominal yang lebih kecil terlebih dahulu.
2. Pengetahuan adalah Faktor Utama
Untuk bisa memperoleh keuntungan dalam investasi saham, pemahaman mengenai cara membaca grafik dan tren harga sangatlah penting. Kemampuan ini akan membantu dalam mengambil keputusan yang lebih tepat.
Akan lebih baik lagi jika kamu juga bisa memahami nilai intrinsik suatu saham atau melakukan analisis fundamental terhadap perusahaan yang akan kamu investasikan.
3. Menentukan Perusahaan Sekuritas yang Tepat
Setelah memiliki dana untuk investasi, langkah berikutnya adalah memahami analisis trading serta memilih perusahaan sekuritas yang sesuai.
Pemilihan broker saham bisa jadi cukup rumit, karena setiap platform memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Pastikan kamu memilih sekuritas yang memiliki biaya transaksi yang sesuai dengan kebutuhanmu, terutama jika kamu adalah seseorang yang sering melakukan jual-beli saham.
4. Hindari Saham Gorengan
Saham gorengan kurang ideal bagi pemula karena sulit dianalisis baik secara teknikal maupun fundamental.
Pergerakan harganya sering kali tidak bisa diprediksi dan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar serta aktivitas para "pompomers" yang sengaja menggerakkan harga untuk keuntungan pribadi.
Karena pergerakannya yang acak, saham jenis ini bukan pilihan yang baik untuk pembelajaran awal. Akan lebih baik jika kamu memulai dengan saham yang memiliki pergerakan lebih stabil, seperti saham blue chip atau second liner.
5. Perhatikan Ketimpangan Order Jual dan Beli
Sebelum melakukan pembelian saham, penting untuk memperhatikan keseimbangan antara jumlah order beli dan jual.
Saham yang memiliki ketimpangan tinggi, di mana jumlah order beli jauh lebih banyak dibandingkan order jual, bisa menjadi indikasi adanya kenaikan harga yang kuat.
Kamu juga bisa mulai memperhatikan pola transaksi pada waktu-waktu krusial, seperti saat pembukaan dan penutupan perdagangan, serta menjelang waktu istirahat (pukul 11.00-12.00).
6. Jangan Menempatkan Seluruh Modal dalam Satu Saham
Bagi pemula, membagi modal ke dalam beberapa saham yang potensial lebih disarankan daripada mengalokasikan seluruh dana hanya pada satu saham. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar dari satu transaksi.
Dengan memiliki beberapa saham berbeda, kamu bisa mengatur strategi investasi dengan lebih fleksibel dan memanfaatkan peluang di berbagai sektor.
Sebagai penutup, dengan memahami strategi yang tepat, belajar saham untuk pemula bisa menjadi langkah awal menuju investasi yang menguntungkan.