JAKARTA – Maskapai nasional Garuda Indonesia secara resmi memulai fase pertama operasional penerbangan haji 2025 dengan memberangkatkan 4.158 calon jemaah haji ke Tanah Suci. Penerbangan ini menjadi awal dari rangkaian panjang pelaksanaan ibadah haji tahun ini yang melibatkan puluhan ribu jemaah dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada hari pertama pemberangkatan, Garuda Indonesia mengoperasikan 11 kelompok terbang (kloter) yang berangkat dari lima embarkasi utama, yakni Solo, Jakarta, Ujung Pandang (Makassar), Lombok, dan Medan. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyampaikan bahwa penerbangan perdana ini menjadi momentum penting dalam komitmen perusahaan untuk mendukung kelancaran dan kenyamanan ibadah haji tahun ini. “Keseluruhan layanan penerbangan bagi jemaah tersebut akan diterbangkan dengan menggunakan 13 armada wide body Garuda Indonesia,” ujar Wamildan.
Adapun rinciannya, jumlah jemaah yang diberangkatkan dari masing-masing embarkasi pada hari pertama adalah sebagai berikut:
-Embarkasi Solo: 1.440 jemaah
-Embarkasi Jakarta: 1.179 jemaah
-Embarkasi Ujung Pandang: 786 jemaah
-Embarkasi Lombok: 393 jemaah
-Embarkasi Medan: 360 jemaah
Selain calon jemaah, Garuda Indonesia juga turut memberangkatkan sebanyak 730 petugas haji yang akan bertugas mendampingi jemaah selama di Tanah Suci. Para petugas ini tergabung dalam total 246 kloter yang dijadwalkan berangkat dari tujuh embarkasi, yaitu Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Fase keberangkatan jemaah akan berlangsung mulai 2 Mei hingga 31 Mei 2025. Garuda Indonesia membagi penerbangan ke dua kota tujuan, yakni Madinah dan Jeddah. Penerbangan menuju Madinah dijadwalkan berlangsung dari 2 hingga 16 Mei 2025, sedangkan penerbangan ke Jeddah akan dilaksanakan mulai 17 sampai 31 Mei 2025. Sementara itu, fase pemulangan jemaah haji direncanakan akan dimulai pada 11 Juni hingga 10 Juli 2025.
Penerbangan perdana keberangkatan ibadah haji 2025 dimulai dari Kloter I Lombok dengan nomor penerbangan GA-5101. Penerbangan ini membawa 386 calon jemaah dan dijadwalkan lepas landas dari Bandara Internasional Lombok pukul 01.15 WITA. Penerbangan ini diperkirakan tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah, pukul 07.20 waktu setempat.
Menyoroti aspek pelayanan, Garuda Indonesia menempatkan perhatian khusus pada penyediaan layanan ramah lansia. Hal ini mengingat sekitar 28,4 persen dari total jemaah yang dilayani tahun ini merupakan jemaah lanjut usia berusia di atas 65 tahun, atau sekitar 25.000 orang. “Pada operasional haji tahun ini, terdapat lebih dari 25.000 calon jemaah haji lanjut usia di atas 65 tahun atau sebesar 28,4 persen dari total jemaah yang dilayani oleh Garuda Indonesia,” ujar Wamildan.
Guna mengakomodasi kebutuhan lansia dan memberikan pelayanan optimal, Garuda Indonesia telah menyiapkan sejumlah skema pelayanan khusus. Mulai dari prosedur sebelum penerbangan (pre flight), layanan di dalam pesawat (in flight), hingga proses penanganan setelah penerbangan (post flight). “Memastikan penyediaan layanan penerbangan terbaik merupakan komitmen berkelanjutan yang terus kami upayakan dalam rangka mobilisasi jemaah dari embarkasi menuju Tanah Suci,” tambah Wamildan.
Layanan ramah lansia ini mencakup penyediaan kursi prioritas, kemudahan akses boarding, pelayanan khusus oleh awak kabin yang telah mendapat pelatihan penanganan lansia, hingga prosedur evakuasi dan asistensi medis yang disesuaikan dengan kondisi fisik jemaah lansia.
Garuda Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama dan otoritas penyelenggara haji, untuk memastikan kesiapan operasional di seluruh titik embarkasi dan debarkasi. Selain itu, maskapai pelat merah ini juga telah melakukan berbagai simulasi teknis dan operasional guna memastikan kelancaran proses embarkasi dan debarkasi, serta kesiapan armada dan kru.
Dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini, Garuda Indonesia mengoperasikan armada wide body andalannya seperti Boeing 777-300ER dan Airbus A330. Pesawat-pesawat ini dilengkapi dengan fasilitas dan kenyamanan yang disesuaikan untuk penerbangan jarak jauh, termasuk peningkatan kualitas makanan halal, entertainment system, dan fasilitas tempat ibadah dalam pesawat.
Komitmen Garuda Indonesia terhadap pelayanan jemaah haji tidak hanya sebatas aspek teknis dan kenyamanan penerbangan. Maskapai ini juga menempatkan aspek spiritual dan keagamaan sebagai bagian dari layanan, antara lain dengan menyediakan murottal Al-Qur’an, doa-doa harian, dan pengumuman yang relevan dalam konteks pelaksanaan ibadah haji. “Kami memahami bahwa perjalanan haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga spiritual. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan atmosfer ibadah yang khusyuk selama perjalanan,” tutup Wamildan.
Sebagai tambahan, Garuda Indonesia telah menjalin koordinasi intensif dengan otoritas bandara, pihak keamanan, serta otoritas penerbangan sipil di Arab Saudi guna memastikan kelancaran seluruh rangkaian penerbangan. Sinergi ini menjadi krusial mengingat kompleksitas operasional haji yang melibatkan ribuan orang setiap harinya.
Dengan dimulainya fase keberangkatan haji ini, Garuda Indonesia sekali lagi memperkuat posisinya sebagai mitra utama pemerintah dalam penyelenggaraan transportasi haji. Pelayanan prima dan pendekatan humanis yang dilakukan maskapai ini diharapkan dapat menjadi standar baru dalam pelaksanaan haji di tahun-tahun mendatang.
Apakah Anda ingin saya bantu dengan visual seperti infografik atau bagan alur jadwal keberangkatan dan pemulangan haji 2025?