JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) terus berupaya mempercepat pembangunan Pelabuhan Anggrek di Gorontalo, yang merupakan bagian dari proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan investasi mencapai Rp1,4 triliun, proyek ini menjadi salah satu bagian penting dari Proyek Strategis Nasional yang bertujuan untuk memperkuat konektivitas logistik di Kawasan Timur Indonesia. Pembangunan Pelabuhan Anggrek diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi lokal serta meningkatkan daya saing komoditas Indonesia.
Saat ini, progres konstruksi Pelabuhan Anggrek telah mencapai 65%, dengan rincian pengerjaan yang terbagi dalam dua area utama, yaitu sisi laut dan sisi darat. Proyek ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelabuhan sebagai pusat alih muat peti kemas (transhipment) dari kapal besar ke kapal feeder, yang akan menghubungkan Gorontalo dengan pelabuhan strategis lainnya di Indonesia Timur.
Proyek Strategis Nasional dan Kontribusi terhadap Perekonomian
Pelabuhan Anggrek dirancang untuk mendukung rute perdagangan utama di Kawasan Timur Indonesia. Dengan kapasitas yang mampu menampung hingga 30.000 hingga 35.000 TEUs per tahun, pelabuhan ini diproyeksikan dapat menurunkan biaya logistik hingga 15 hingga 25%. Angka ini tentunya akan memberi dampak besar terhadap daya saing produk lokal, seperti jagung, ikan, serta hasil perkebunan, yang selama ini menjadi komoditas unggulan di Gorontalo dan wilayah sekitarnya.
Selain itu, keberadaan pelabuhan ini diharapkan dapat membuka lebih dari 500 hingga 700 lapangan kerja baru, baik langsung maupun tidak langsung, bagi masyarakat sekitar. Proyek ini juga menjadi salah satu upaya untuk mempercepat distribusi barang dan memperluas pasar lokal serta internasional bagi komoditas Indonesia Timur.
Progres Konstruksi dan Tantangan di Sisi Darat
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa pembangunan Pelabuhan Anggrek terbagi dalam dua area utama, yakni sisi laut dan sisi darat. “Saat ini, progres pekerjaan di sisi laut telah mencapai 85%, sementara sisi darat baru mencapai 30% akibat kendala pembebasan lahan,” ungkapnya dalam keterangan pers.
Pekerjaan sisi laut, yang meliputi struktur dermaga, trestle (jalan akses), pemancangan, serta proteksi pantai, telah hampir selesai. "Kami menargetkan seluruh pekerjaan sisi laut akan rampung pada akhir Agustus mendatang. Sementara itu, percepatan pekerjaan sisi darat sangat bergantung pada penyelesaian pembebasan lahan," lanjut Adjib.
Meskipun demikian, Hutama Karya berkomitmen untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai dengan jadwal dan memenuhi standar mutu tinggi. Dalam hal ini, Hutama Karya bekerja sama dengan PT Gotrans Logistic International dan PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic dalam membangun proyek ini melalui skema KPBU dengan model BOT (Build-Operate-Transfer) selama 30 tahun.
Desain Modern dan Fasilitas Terintegrasi
Pelabuhan Anggrek dibangun dengan desain modern yang dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk dermaga baru yang dapat menampung tiga kapal besar sekaligus. Di samping itu, pelabuhan ini juga akan dilengkapi dengan area penampungan kontainer seluas 19.000 meter persegi, depo empty berukuran 9.700 meter persegi, serta berbagai fasilitas pergudangan dan perkantoran.
“Pelabuhan Anggrek ini diharapkan bisa memberikan kemudahan dalam hal logistik, dengan adanya pengelolaan limbah yang terintegrasi dan area penghijauan. Semua fasilitas ini akan dibangun di atas lahan seluas 4,8 hektar dari total 9,3 hektar lahan yang telah disediakan sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan,” jelas Adjib.
Pembangunan pelabuhan ini juga mengedepankan penggunaan produk dalam negeri serta membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan konstruksi dan operasional. Dalam proses pembangunannya, Hutama Karya memastikan bahwa operasional dermaga eksisting tidak terganggu.
Pelabuhan Anggrek: Pelabuhan Transhipment di Indonesia Timur
Pelabuhan Anggrek dirancang untuk menjadi pelabuhan transhipment pertama di Indonesia Timur, yang akan menghubungkan Gorontalo dengan pelabuhan-pelabuhan besar seperti Makassar, Bitung, Ternate, dan Sorong, serta pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia bagian barat. Pelabuhan ini diproyeksikan akan meningkatkan efisiensi dalam distribusi barang ke seluruh Indonesia.
“Dengan kapasitas yang besar, Pelabuhan Anggrek ini akan menjadi pusat logistik utama di kawasan timur Indonesia. Kehadirannya diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, memperlancar arus distribusi barang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Gorontalo serta wilayah sekitarnya,” ujar Adjib.
Selain itu, proyek ini juga menerapkan konsep green port, dengan penggunaan lampu LED hemat energi, sistem pengelolaan limbah terintegrasi, serta area penghijauan sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Pengembangan Infrastruktur
Pelabuhan Anggrek merupakan proyek yang dibangun melalui skema KPBU, dengan melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Proyek ini menunjukkan bahwa kerja sama antara kedua belah pihak dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang strategis dan membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Hutama Karya berperan sebagai kontraktor utama dalam pembangunan pelabuhan ini. PT Gotrans Logistic International dan PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic bergabung dalam konsorsium untuk mendukung pembangunan dan operasional pelabuhan. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan turut serta dalam memastikan keberlanjutan proyek ini.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemilik proyek PT AGIT, Kementerian Perhubungan, dan berbagai pihak terkait untuk memastikan bahwa proyek ini diselesaikan tepat waktu dengan kualitas terbaik," kata Adjib menutup keterangannya.
Dengan pembangunan Pelabuhan Anggrek, Hutama Karya tidak hanya berkontribusi terhadap proyek infrastruktur besar di Indonesia Timur, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan konektivitas logistik yang semakin baik. Seiring dengan rampungnya pembangunan pelabuhan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian, efisiensi logistik, dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat setempat.
Pembangunan Pelabuhan Anggrek merupakan langkah penting dalam mendukung konektivitas logistik di Kawasan Timur Indonesia. Dengan fasilitas modern dan desain yang ramah lingkungan, pelabuhan ini tidak hanya akan memperlancar distribusi barang, tetapi juga meningkatkan daya saing komoditas lokal dan memberikan dampak positif bagi perekonomian. Proyek yang dibangun melalui skema KPBU ini menjadi bukti nyata kerja sama antara pemerintah dan swasta dalam mewujudkan infrastruktur yang lebih baik untuk Indonesia.