Wijaya Karya

Wijaya Karya Beton Raih Penghargaan Transparansi Emisi 2025, Tegaskan Komitmen ESG

Wijaya Karya Beton Raih Penghargaan Transparansi Emisi 2025, Tegaskan Komitmen ESG
Wijaya Karya Beton Raih Penghargaan Transparansi Emisi 2025, Tegaskan Komitmen ESG

JAKARTA – PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mencatat prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih penghargaan bergengsi “The Best Corporate Emission Reduction Transparency Award 2025”. Penghargaan ini menjadi bukti konkret atas komitmen perseroan dalam menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sekaligus memperkuat kontribusi perusahaan terhadap target dekarbonisasi nasional dan global.

Dalam acara penganugerahan yang berlangsung di The Sultan Hotel, Jakarta, pada 29 April 2025, WIKA Beton menerima langsung penghargaan tersebut melalui Corporate Secretary, Yushadi. Ia menyampaikan bahwa pencapaian ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi atas kerja keras internal, tetapi juga sebagai dorongan untuk terus memperbaiki praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

“Kami merasa terhormat menerima penghargaan ini. Ini adalah hasil dari dedikasi seluruh tim dalam memastikan bahwa setiap proses bisnis kami transparan, terukur, dan berorientasi pada pengurangan emisi karbon,” ujar Yushadi di sela acara penghargaan.

Proses Seleksi Ketat dan Pengakuan Atas Inovasi Nyata

Ajang penghargaan transparansi emisi ini diselenggarakan sebagai bentuk pengakuan terhadap perusahaan-perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab tinggi dalam mengelola emisi karbon. Dari total 370 perusahaan peserta, hanya 95 yang berhasil menyabet penghargaan berkat komitmen dan inovasi mereka. Sebanyak 10 perusahaan terbaik dianugerahi predikat "Best of The Best", dan WIKA Beton menjadi salah satu di antaranya.

Penilaian dilakukan secara ketat dalam dua tahap, meliputi kelengkapan pengungkapan data emisi, keterlibatan verifikasi pihak ketiga, hingga efektivitas pengelolaan dan inovasi teknologi dalam upaya pengurangan emisi. Dewan juri menilai bahwa WIKA Beton telah menunjukkan praktik unggulan yang sejalan dengan standar internasional melalui sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD) yang dimilikinya.

Wijaya Karya Beton Gandeng Fairatmos Kembangkan Teknologi Karbon

Salah satu inisiatif penting yang menjadi sorotan dalam ajang ini adalah kolaborasi strategis antara Wijaya Karya Beton dan perusahaan teknologi lingkungan, Fairatmos. Dipimpin oleh Natalia Rialucky Marsudi, Fairatmos menghadirkan platform AtmosCheck yang digunakan untuk menganalisis potensi penyerapan karbon di lahan seluas 26 hektare milik WIKA Beton di Kariangau, Balikpapan Barat.

Melalui pendekatan ini, WIKA Beton tidak hanya melakukan analisis karbon secara canggih, tetapi juga menyusun strategi pengelolaan lahan berkelanjutan untuk mengoptimalkan kredit karbon dan mendukung target Net Zero Emissions (NZE).

“Kami ingin memastikan bahwa setiap lahan yang kami kelola juga berfungsi sebagai penyerap karbon. Kolaborasi dengan Fairatmos memberi kami data akurat dan strategi tepat untuk mencapai target NZE yang telah kami tetapkan,” jelas Yushadi menambahkan.

Teknologi AtmosCheck memungkinkan pemetaan emisi secara presisi dan memberikan insight mengenai potensi kontribusi lahan terhadap penyerapan karbon. Pendekatan ini sejalan dengan upaya global dalam mengukur dan memverifikasi dampak positif proyek hijau terhadap lingkungan.

Sejalan dengan Tren Global Emisi Karbon 2025

Pencapaian Wijaya Karya Beton ini juga mencerminkan respons positif terhadap tren global terkait emisi karbon. Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), intensitas emisi CO₂ dari sektor pembangkitan listrik global diperkirakan akan turun sebesar 3,6% per tahun sepanjang 2025 hingga 2027. Penurunan ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Meskipun permintaan listrik global meningkat, pertumbuhan emisi dapat ditekan karena transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih bersih. Namun demikian, tantangan tetap besar. Emisi dari penggunaan gas alam tercatat naik 2,5% pada 2024, sementara negara-negara berkembang seperti India mencatat peningkatan emisi energi hingga 5,3% akibat pertumbuhan ekonominya.

Sebaliknya, negara maju berhasil menunjukkan kemajuan, dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa mencatat penurunan emisi masing-masing sebesar 0,5% dan 2,2% di tahun yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi antara kebijakan progresif dan teknologi bersih menjadi kunci dalam menekan laju pemanasan global.

Energi Terbarukan dan Pasar Karbon Jadi Katalis Perubahan

Upaya dekarbonisasi global semakin nyata dengan berkembangnya pasar karbon internasional. Salah satu mekanisme penting adalah penerapan Pasal 6.4 dalam Perjanjian Paris yang memungkinkan perdagangan karbon lintas negara. Selain itu, regulasi harga karbon yang lebih ketat di wilayah seperti Uni Eropa dan Asia turut mendorong perusahaan untuk lebih agresif dalam menurunkan emisi.

Dalam konteks ini, Wijaya Karya Beton menunjukkan peran aktif melalui strategi yang terukur dan kolaboratif. Penggunaan teknologi, pengelolaan lahan berkelanjutan, serta keterbukaan data menjadi modal penting dalam mengakses pasar karbon dan memperluas kontribusi perusahaan dalam agenda global.

Panel surya dan energi angin kini mampu menghindari emisi hingga 2,3 gigaton CO₂ per tahun angka yang setara dengan emisi gabungan beberapa negara industri besar. Tren ini membuktikan bahwa investasi dalam energi bersih tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi dan reputasi bagi perusahaan-perusahaan seperti Wijaya Karya Beton.

Wijaya Karya Beton: Komitmen Jangka Panjang dalam ESG

Sebagai bagian dari Grup Wijaya Karya, WIKA Beton terus menanamkan prinsip-prinsip ESG dalam setiap lini operasionalnya. Tidak hanya dari sisi lingkungan, perusahaan juga menerapkan praktik sosial dan tata kelola yang baik, termasuk pelibatan pemangku kepentingan, pelaporan keberlanjutan, dan audit independen terhadap kinerja ESG.

Dengan penghargaan Transparansi Emisi 2025 ini, WIKA Beton menegaskan posisinya sebagai pelopor konstruksi hijau di Indonesia. Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sektor industri lainnya untuk turut mengambil bagian dalam menanggulangi krisis iklim secara konkret.

“Kami percaya bahwa keberlanjutan adalah masa depan industri konstruksi. Dengan teknologi, transparansi, dan kolaborasi, kami ingin menjadi bagian dari solusi global terhadap perubahan iklim,” tutup Yushadi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index