Energi

PLN Laporkan Penyebab Pemadaman di Bengkulu, Surplus Energi Tak Jamin Listrik Bebas Gangguan

PLN Laporkan Penyebab Pemadaman di Bengkulu, Surplus Energi Tak Jamin Listrik Bebas Gangguan
PLN Laporkan Penyebab Pemadaman di Bengkulu, Surplus Energi Tak Jamin Listrik Bebas Gangguan

JAKARTA – Meski mengalami surplus pasokan energi hingga 200 persen, Provinsi Bengkulu masih menghadapi persoalan pemadaman listrik. PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB) menjelaskan penyebab utama pemadaman listrik yang terjadi bukanlah karena kekurangan pasokan daya, melainkan gangguan jaringan distribusi akibat faktor eksternal.

General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, dalam kunjungan resminya ke rumah dinas Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, pada Selasa (27/5), memberikan penjelasan menyeluruh mengenai kondisi kelistrikan di wilayah tersebut. Ia menegaskan bahwa secara kapasitas, Provinsi Bengkulu saat ini memiliki pasokan energi yang jauh melampaui kebutuhan harian masyarakat.

“Secara kapasitas energi, kami sangat surplus. Beban di Provinsi Bengkulu hanya sekitar 200 megawatt (MW), sementara kapasitas pembangkit kami mencapai 600 MW,” ungkap Adhi Herlambang dalam keterangannya usai pertemuan dengan Gubernur.

Surplus Energi Tidak Menghindarkan dari Pemadaman

Penjelasan ini sekaligus membantah dugaan masyarakat bahwa pemadaman listrik yang terjadi selama beberapa waktu terakhir disebabkan oleh kekurangan energi. Faktanya, PLN mencatat bahwa kapasitas pembangkitan yang tersedia lebih dari cukup untuk menyuplai kebutuhan listrik di seluruh provinsi. Namun, kenyataannya, pasokan listrik tetap terganggu.

Adhi menyebutkan bahwa kendala utama berasal dari sisi jaringan distribusi, khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 kilovolt (KV), yang terganggu oleh keberadaan tanaman tumbuh, baik di lahan perkebunan, hutan, maupun kawasan milik swasta atau perusahaan.

“Penyebab gangguan ini 80% berasal dari pohon atau tanaman yang tumbuh di jalur jaringan, baik di perkebunan, hutan, atau milik perusahaan. Ini yang menyebabkan gangguan distribusi ke pelanggan,” jelas Adhi.

Pohon dan Tanaman Jadi Ancaman Serius Sistem Distribusi

Menurut data internal PLN, gangguan yang berasal dari vegetasi di sekitar jaringan listrik telah menjadi penyebab dominan pemadaman. Dalam banyak kasus, dahan pohon yang menyentuh kabel listrik atau akar pohon yang mengganggu instalasi bawah tanah menyebabkan putusnya aliran listrik secara mendadak.

Situasi ini diperparah oleh keterbatasan PLN dalam melakukan pemeliharaan dan pembersihan jaringan. Banyak lahan yang dilewati jalur distribusi berada di bawah kewenangan pemilik pribadi atau perusahaan, sehingga petugas PLN tidak dapat melakukan tindakan tanpa izin dari pihak terkait. “Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, mulai dari Gubernur, bupati, hingga wali kota, untuk memberikan izin dan membantu proses pembersihan jalur jaringan dari tanaman tumbuh, agar layanan listrik bisa lebih andal dan tidak terjadi pemadaman berulang,” tegas Adhi.

Kerugian Ganda, Masyarakat Terdampak, PLN Merugi

Lebih lanjut, Adhi juga menyinggung dampak ekonomi dari pemadaman yang terus berulang ini. Bukan hanya masyarakat dan pelaku usaha yang dirugikan, PLN sendiri juga mengalami kerugian finansial karena energi yang telah diproduksi tidak bisa disalurkan ke pelanggan.

“Kami mengalami kerugian karena energi yang seharusnya bisa kami jual, tidak tersalurkan. Padamnya listrik ini bukan hal yang kami kehendaki,” ujar Adhi menyesalkan.

Ia menambahkan, setiap kali terjadi pemadaman, sistem kelistrikan perlu waktu untuk kembali stabil. Hal ini mengakibatkan gangguan tambahan pada keandalan layanan dan menimbulkan persepsi negatif terhadap kualitas pelayanan PLN.

Ajakan untuk Kolaborasi dan Kepedulian Masyarakat

Menutup pernyataannya, Adhi Herlambang mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pihak pemangku kepentingan untuk bersama-sama menjaga keandalan sistem kelistrikan. Dukungan masyarakat dalam memberikan akses dan izin untuk melakukan pemotongan atau penataan tanaman di sekitar jalur distribusi dinilai sangat krusial. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Perlu dukungan semua pihak untuk menjaga jalur distribusi tetap aman dari gangguan tanaman. Tanpa kerja sama ini, pemadaman akan terus mengganggu,” ujarnya.

PLN juga menyatakan komitmennya untuk terus melakukan perbaikan dan modernisasi sistem jaringan, termasuk dengan pemanfaatan teknologi monitoring jarak jauh untuk mendeteksi dini gangguan sebelum menyebabkan pemadaman meluas.

Respons Pemerintah Provinsi Bengkulu

Menanggapi penjelasan dari pihak PLN, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyatakan siap untuk mendukung langkah-langkah strategis dalam meningkatkan keandalan listrik di wilayahnya. Ia juga mengapresiasi keterbukaan PLN dalam melaporkan kondisi aktual yang dihadapi, sekaligus membuka ruang kerja sama dengan pemerintah daerah.

Gubernur berjanji akan menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah di kabupaten/kota untuk membantu koordinasi dalam pembersihan jalur jaringan listrik dari gangguan vegetasi. “Keandalan listrik sangat penting, bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah. Kami akan membantu semaksimal mungkin,” ucap Gubernur Helmi Hasan.

Rencana Jangka Panjang PLN: Modernisasi dan Ketahanan Jaringan

Sebagai bagian dari langkah jangka panjang, PLN juga berencana mempercepat proses digitalisasi sistem kelistrikan, termasuk penggunaan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) serta drone dan LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk pemetaan vegetasi secara akurat. Teknologi ini diharapkan dapat membantu PLN merespons gangguan lebih cepat dan akurat.

Selain itu, PLN juga akan mengedukasi masyarakat melalui berbagai kampanye penyuluhan terkait pentingnya menjaga lingkungan sekitar jaringan listrik agar bebas dari tanaman yang berpotensi menimbulkan gangguan.

Kolaborasi Jadi Kunci

Dengan surplus pasokan energi sebesar 200%, Provinsi Bengkulu sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi wilayah dengan sistem kelistrikan yang sangat andal. Namun, tanpa dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan jalur distribusi dari gangguan tanaman, potensi tersebut tidak akan maksimal.

PLN berharap, ke depan akan ada sinergi yang lebih erat antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan keandalan jaringan listrik, demi mendukung pembangunan dan kenyamanan masyarakat Bengkulu. “Kami tidak kekurangan energi, kami kelebihan energi. Tapi jaringan kami masih terganggu karena faktor eksternal. Untuk itu, kami mohon bantuan semua pihak agar listrik tetap menyala dan andal untuk semua,” pungkas Adhi Herlambang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index