JAKARTA — Dalam upaya memperkuat kompetensi teknis dan kesiapan kerja lulusan, Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang (UNP) menyelenggarakan kegiatan kuliah lapangan bertajuk Kuliah Lapangan Tambang Bawah Tanah. Kegiatan ini merupakan bagian penting dari kurikulum pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pemahaman nyata kepada mahasiswa tentang praktik dan tantangan dunia pertambangan bawah tanah secara langsung di lapangan.
Kegiatan kuliah lapangan tersebut difokuskan pada berbagai aspek teknis pertambangan, termasuk hidrogeologi, sistem penyaliran tambang, serta produktivitas alat berat. Mahasiswa Teknik Pertambangan UNP terjun langsung ke lokasi pertambangan untuk mengamati dan mempelajari kondisi aktual serta mekanisme kerja pertambangan bawah tanah. Dengan pendekatan praktis ini, diharapkan para mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan analisis, berpikir kritis, serta keterampilan teknis yang dibutuhkan oleh industri pertambangan nasional dan global.
Meningkatkan Keterampilan Melalui Praktik Nyata di Lapangan
Kuliah lapangan ini dirancang sebagai respons terhadap tuntutan industri yang kian kompleks. Dunia kerja saat ini tidak hanya menuntut lulusan yang menguasai teori, tetapi juga yang mampu menerapkannya di kondisi nyata. Melalui pengamatan langsung di lapangan, mahasiswa tidak hanya melihat proses operasional tambang bawah tanah, tetapi juga terlibat dalam pengambilan data, analisis teknis, serta pengenalan alat dan teknologi yang digunakan dalam industri pertambangan modern.
“Mahasiswa perlu dibekali tidak hanya dengan teori, tetapi juga praktik nyata agar bisa memahami tantangan dan solusi di dunia kerja,” ujar Dr. Reni Marlina, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Pertambangan UNP. Ia menegaskan bahwa kegiatan kuliah lapangan ini merupakan bentuk konkret dari pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman yang menekankan experiential learning.
Menurut Reni Marlina, mahasiswa juga dilatih untuk memahami aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam operasi tambang bawah tanah. Hal ini sejalan dengan standar industri yang sangat mengutamakan keselamatan kerja sebagai prioritas utama.
“Dengan kuliah lapangan seperti ini, mahasiswa diajarkan untuk tidak hanya paham proses teknis, tetapi juga disiplin, keselamatan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” lanjutnya.
Evaluasi Berbasis Presentasi Lapangan
Sebagai bagian dari mekanisme evaluasi pembelajaran, mahasiswa diwajibkan mempresentasikan hasil kegiatan kuliah lapangan yang telah mereka lakukan. Presentasi tersebut digelar pada 26 dan 27 Mei 2025 di Kampus Pusat UNP. Dalam sesi ini, mahasiswa memaparkan hasil observasi dan analisis mereka kepada dosen pembimbing dan tim akademik. Materi presentasi mencakup hasil pengamatan kondisi geologi tambang, sistem penyaliran yang diterapkan, hingga produktivitas alat berat yang digunakan di lokasi tambang.
Presentasi ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga sebagai sarana untuk mengasah kemampuan komunikasi teknis mahasiswa, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia profesional.
“Kegiatan presentasi ini bertujuan untuk menilai seberapa dalam pemahaman mahasiswa terhadap kondisi riil di lapangan serta sejauh mana mereka mampu menganalisis dan mengomunikasikan temuan mereka dengan sistematis,” jelas Reni Marlina.
Ia menambahkan bahwa dalam presentasi ini mahasiswa juga diminta untuk mengajukan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka temukan selama di lapangan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan problem solving yang sangat dibutuhkan di industri pertambangan.
Komitmen UNP Cetak Lulusan Siap Kerja
Melalui kuliah lapangan Tambang Bawah Tanah ini, UNP menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan Teknik Pertambangan yang siap pakai dan relevan dengan kebutuhan industri. Pembelajaran tidak lagi hanya berfokus pada ruang kelas, tetapi juga menyentuh dunia kerja secara langsung. Program ini menunjukkan arah baru pendidikan tinggi teknik, yang menekankan integrasi antara teori dan praktik.
“Ini adalah bagian dari strategi UNP untuk memperkuat keterampilan praktis mahasiswa dan menyiapkan mereka agar lebih siap bersaing di pasar kerja, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Reni Marlina.
Komitmen ini sejalan dengan visi UNP untuk menjadi perguruan tinggi unggul dan berdaya saing tinggi dalam bidang pendidikan vokasi dan profesi. Oleh karena itu, Prodi Teknik Pertambangan secara aktif menjalin kerja sama dengan mitra industri untuk memfasilitasi kegiatan praktik lapangan, magang industri, serta penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Mahasiswa Sambut Antusias Kegiatan Lapangan
Antusiasme mahasiswa terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Mereka mengaku mendapatkan banyak wawasan dan pengalaman baru yang tidak bisa diperoleh hanya melalui teori di kelas. Salah seorang mahasiswa peserta, Dedi Saputra, mengatakan bahwa kuliah lapangan membuka matanya terhadap kompleksitas kerja di sektor pertambangan.
“Di lapangan kami melihat langsung bagaimana sistem penyaliran dirancang, bagaimana alat berat beroperasi, dan bagaimana tim teknis bekerja sama. Ini pengalaman yang sangat berharga dan menambah motivasi saya untuk lebih serius belajar,” ujar Dedi.
Menurutnya, pendekatan pembelajaran seperti ini mampu membangun kepercayaan diri dan kesiapan mental untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang sesungguhnya.
Kolaborasi Akademik dan Industri Menjadi Kunci
Kegiatan kuliah lapangan Tambang Bawah Tanah ini juga mencerminkan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pelaku industri. Dalam pelaksanaannya, Prodi Teknik Pertambangan UNP bekerja sama dengan perusahaan pertambangan yang menyediakan akses dan fasilitas bagi mahasiswa untuk melakukan observasi dan praktik.
Kerja sama ini dinilai sangat penting untuk menjembatani gap antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Dengan dukungan industri, mahasiswa mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat tentang dunia kerja yang akan mereka hadapi.
Arah Masa Depan Pendidikan Teknik Pertambangan
Kuliah lapangan yang dilakukan oleh UNP ini menjadi bagian dari tren baru dalam pendidikan tinggi teknik, di mana pembelajaran tidak hanya berbasis pada buku dan teori, tetapi juga berbasis pada pengalaman nyata (*real-world exposure*). Dengan demikian, lulusan tidak hanya siap secara akademik, tetapi juga matang dalam keterampilan teknis dan soft skill.
“Dunia pertambangan terus berkembang, dan pendidikan tinggi harus adaptif. Kami ingin lulusan kami tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga inovator dan pemimpin di sektor pertambangan,” tegas Reni Marlina.
Dengan penyelenggaraan kuliah lapangan Tambang Bawah Tanah ini, Universitas Negeri Padang membuktikan bahwa komitmen untuk mencetak lulusan Teknik Pertambangan yang kompeten dan siap kerja bukan sekadar wacana, tetapi diwujudkan melalui program nyata yang terstruktur, relevan, dan berkualitas.