JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk atau PTPP, perusahaan konstruksi milik negara yang termasuk dalam kelompok BUMN Karya, telah merampungkan pembangunan Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng, Bali. Proyek yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) ini selesai 100% pada akhir 2022 dengan nilai investasi mencapai Rp820,8 miliar.
Penyelesaian proyek Bendungan Tamblang menandai keberhasilan lain dari PTPP dalam sektor infrastruktur air. Proyek ini dibangun melalui skema kerja sama operasi (KSO) atau Joint Operation (JO) dengan PTPP bertindak sebagai pemimpin konsorsium. Konstruksi memakan waktu selama 1.460 hari kalender, dimulai sejak tahun 2018 dan secara resmi selesai pada 27 Desember 2022.
Menurut Sekretaris Perusahaan PTPP, Joko Raharjo, Bendungan Tamblang dirancang tidak hanya untuk mendukung ketahanan air dan energi, tetapi juga membawa berbagai manfaat langsung bagi masyarakat di sekitarnya.
Manfaat Irigasi dan Energi Bersih
Salah satu fungsi utama dari Bendungan Tamblang adalah penyediaan air irigasi untuk lahan pertanian seluas 588 hektare yang mencakup Daerah Irigasi (D.I.) Bungkulan dan D.I. Bulian. Dengan kapasitas tersebut, bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan di wilayah Bali utara.
Tak hanya itu, bendungan ini juga dirancang untuk menghasilkan energi bersih melalui pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) dengan kapasitas 0,54 megawatt (MW). Energi yang dihasilkan akan dapat disalurkan untuk kebutuhan listrik masyarakat sekitar secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Bendungan ini akan memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat, mulai dari penyediaan air irigasi hingga suplai energi terbarukan melalui PLTM,” ujar Joko Raharjo dalam keterangan resmi.
Fungsi Pengendali Banjir
Selain menyediakan air dan energi, Bendungan Tamblang juga memainkan peran penting sebagai infrastruktur pengendali banjir di kawasan Buleleng dan sekitarnya. Dengan daya tampung air yang besar dan sistem drainase yang terintegrasi, bendungan ini dirancang untuk mengurangi potensi banjir saat musim hujan dan menstabilkan aliran air sungai sepanjang tahun.
Inovasi Teknologi ACCED, Pertama di Asia Tenggara
Salah satu aspek paling menonjol dari proyek ini adalah penerapan teknologi Asphalt Concrete Core Embankment Dam (ACCED). Bendungan Tamblang menjadi bendungan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menggunakan teknologi inti kedap berbahan aspal beton.
Inovasi ini dipilih sebagai solusi atas keterbatasan material lempung yang biasanya digunakan sebagai inti bendungan. Penggunaan ACCED memungkinkan konstruksi inti kedap yang kuat dan tahan lama, dengan risiko rembesan air yang lebih rendah dibandingkan metode konvensional.
“Dengan konstruksi berbasis urugan batu (rockfill) dan inti kedap dari beton aspal, bendungan ini mengikuti tren global pembangunan bendungan modern, sebagaimana diterapkan di negara-negara maju seperti Jerman, Norwegia, dan China,” ujar Joko.
Teknologi ACCED didukung oleh kehadiran para tenaga ahli dalam dan luar negeri serta konsultan internasional yang berpengalaman. Hal ini memastikan bahwa metode pembangunan yang diterapkan telah memenuhi standar internasional dari sisi teknik dan ketahanan struktural.
Komitmen PTPP terhadap Inovasi dan PSN
Keberhasilan menyelesaikan Bendungan Tamblang menjadi bukti nyata komitmen PTPP dalam mendukung program percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang digagas pemerintah. Proyek ini juga menjadi contoh bagaimana inovasi dan teknologi dapat diintegrasikan dalam pembangunan infrastruktur dasar untuk menghasilkan hasil yang efisien dan berdampak luas bagi masyarakat.
PTPP sebagai BUMN Karya terus berupaya memperkuat portofolionya di sektor bendungan, irigasi, jalan tol, dan proyek strategis lainnya. Melalui pendekatan teknologi mutakhir dan kerja sama lintas sektor, PTPP menargetkan dapat terus meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Dalam pernyataan yang sama, Joko Raharjo juga menegaskan bahwa pendekatan inovatif dalam proyek ini tidak hanya mencerminkan kapabilitas teknis PTPP, tetapi juga visinya dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam setiap proyek konstruksi besar.
Dampak Ekonomi dan Sosial bagi Bali Utara
Bendungan Tamblang tidak hanya bermanfaat secara teknis, tetapi juga diperkirakan akan memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat Bali utara. Dengan ketersediaan air yang lebih stabil dan pasokan listrik tambahan, masyarakat lokal diharapkan bisa mengembangkan sektor pertanian, pariwisata desa, dan usaha kecil lainnya.
Di sisi lain, keberadaan bendungan ini akan membuka lapangan kerja baru, baik melalui pengoperasian fasilitas maupun aktivitas ekonomi turunan lainnya. Dalam jangka panjang, kehadiran infrastruktur air seperti Bendungan Tamblang diharapkan bisa memperkuat fondasi pembangunan wilayah yang lebih merata dan berkeadilan.
Dengan tuntasnya pembangunan Bendungan Tamblang, PTPP kembali menunjukkan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam pembangunan infrastruktur nasional. Proyek senilai Rp820,8 miliar ini tidak hanya berhasil secara teknis dan finansial, tetapi juga menjadi simbol kemajuan teknologi konstruksi Indonesia di kancah Asia Tenggara.
Melalui proyek ini, PTPP tidak hanya membangun bendungan, tetapi juga fondasi masa depan yang lebih hijau, produktif, dan tangguh bagi masyarakat Bali utara dan sekitarnya.