Garuda Indonesia

Garuda Indonesia Pastikan Ada Pergantian Pengurus di RUPSLB 30 Juni 2025

Garuda Indonesia Pastikan Ada Pergantian Pengurus di RUPSLB 30 Juni 2025
Garuda Indonesia Pastikan Ada Pergantian Pengurus di RUPSLB 30 Juni 2025

JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) secara resmi mengonfirmasi akan melakukan pergantian pengurus atau direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada Senin, 30 Juni 2025. Informasi ini disampaikan oleh Head Corporate Communication Garuda Indonesia, Dicky Irchamsyah, kepada media pada Minggu, 8 Juni 2025.

“Sesuai dengan informasi panggilan RUPSLB yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satu agenda mata acaranya adalah perubahan pengurus,” ujar Dicky.

RUPSLB yang akan digelar di Ruang Auditorium Manajemen Garuda, Gedung Lantai Dasar, Garuda City, Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 14.00 WIB ini, menjadi momen penting bagi perusahaan penerbangan nasional tersebut untuk melakukan langkah strategis dalam pembenahan manajemen.

Agenda Utama: Restrukturisasi dan Perubahan Pengurus

Dalam surat resmi pemanggilan RUPSLB yang dirilis oleh manajemen Garuda Indonesia dan tercatat dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dijelaskan bahwa agenda utama rapat tersebut adalah pembahasan rencana restrukturisasi penyehatan perusahaan dan pergantian pengurus.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, yang merupakan pemegang saham Seri A Dwiwarna, telah mengajukan usulan pergantian pengurus melalui surat resmi nomor S-337/MBU/05/2025 tertanggal 28 Mei 2025.

“Perubahan Pengurus Perseroan ini merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama untuk memastikan manajemen Garuda Indonesia dapat bergerak lebih efektif dalam meningkatkan kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan,” tambah Dicky.

Pergantian Direksi: Mengakhiri Era Wajah Lama

Pergantian pengurus ini dipandang sebagai langkah strategis dalam pembenahan Garuda Indonesia. Sejak pemilihan Direktur Utama baru, Wamildan Tsani, beberapa pengamat dan ekonom menilai masih ada terlalu banyak wajah lama yang mendampingi kepemimpinan baru, sehingga pembaruan direksi menjadi hal yang sangat dinantikan.

Wamildan Tsani menggantikan Irfan Setiaputra yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia. Wamildan sendiri memiliki latar belakang pengalaman yang cukup beragam, antara lain sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Lion Air Group, alumni Taruna Nusantara, Akademi Angkatan Udara (AAU), serta pengalaman sebagai pilot pesawat maritim di Makassar.

Namun, ekonom dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra, memberikan pandangan kritis terhadap komposisi direksi saat ini. “Saya kira, Wamildan sudah oke, tetapi yang mendampinginya bagaimana? Saya lihat, masih banyak wajah lama di sekelilingnya. Mereka itu yang harus diganti. Bukan Pak Wamildan yang menjabat 15 November 2024,” kata Gede Sandra di Jakarta.

Pengurus lama yang masih menjabat sejak era Direktur Utama sebelumnya antara lain Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Prasetio; Direktur Niaga, Ade R Susardi; Direktur Operasi, Tumpal Manumpak Hutapea; Direktur Teknik, Rahmat Hanafi; dan Direktur Human Capital dan Corporate Service, Enny Kristiani.

Sejarah Rapat dan Kondisi Terakhir

Sebelumnya, Garuda Indonesia menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam RUPST tersebut, tidak ada keputusan terkait pergantian pengurus. Namun, dalam waktu sebulan kemudian, dipastikan akan ada RUPSLB yang secara khusus membahas perubahan tersebut.

RUPSLB kali ini diharapkan menjadi titik balik bagi Garuda Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan di sektor penerbangan dan kebutuhan mendesak akan restrukturisasi untuk memperkuat daya saing dan kesehatan keuangan.

Restrukturisasi Keuangan dan Operasional

Selain perubahan pengurus, agenda penting lain yang akan dibahas dalam RUPSLB adalah rencana restrukturisasi perusahaan. Garuda Indonesia berupaya melakukan penataan ulang keuangan dan operasional untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja bisnis yang selama ini menghadapi tekanan akibat berbagai faktor eksternal dan internal.

Direktur Corporate Communication Garuda Indonesia menjelaskan bahwa upaya restrukturisasi ini bertujuan untuk “peningkatan kesehatan finansial dan kinerja perusahaan, sehingga Garuda Indonesia dapat terus melayani publik dengan lebih baik.”

Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menguatkan BUMN strategis nasional, yang diharapkan dapat memberi dampak positif tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.

Respon Publik dan Prospek Masa Depan

Pergantian pengurus dan rencana restrukturisasi di Garuda Indonesia mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, terutama para investor dan pemangku kepentingan. Bursa Efek Indonesia pun menaruh perhatian khusus terhadap perkembangan ini mengingat posisi strategis Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional yang terdaftar di bursa.

Dengan penggantian pengurus yang diharapkan lebih segar dan dinamis, para analis memprediksi akan ada percepatan inovasi dan efisiensi di perusahaan.

“Perubahan ini penting untuk menghidupkan kembali performa Garuda Indonesia. Manajemen yang baru harus mampu membawa strategi baru agar perusahaan lebih adaptif menghadapi perubahan pasar dan tantangan global,” ujar Gede Sandra.

RUPSLB Garuda Indonesia pada 30 Juni 2025 menjadi momen penting yang dinanti-nantikan sebagai tonggak perubahan manajemen dan restrukturisasi perusahaan. Melalui pergantian pengurus yang diajukan Kementerian BUMN dan strategi penyehatan finansial, diharapkan Garuda Indonesia dapat bangkit menjadi perusahaan penerbangan yang lebih kuat, profesional, dan kompetitif di pasar domestik maupun internasional.

Dengan fokus pada pembaruan direksi yang akan mengiringi kepemimpinan Direktur Utama baru, Wamildan Tsani, langkah ini juga menjadi harapan untuk meningkatkan kinerja operasional sekaligus mengembalikan kepercayaan publik dan investor terhadap maskapai nasional kebanggaan Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index