JAKARTA – Gubernur Bali Wayan Koster resmi memimpin pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) di sektor strategis yang mencakup bidang energi, pangan, air, dan transportasi. Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan daerah yang berkelanjutan serta sebagai pondasi menuju Bali Era Baru. Rapat resmi pembentukan BUMD ini digelar di Gedung Kertha Sabha, Jayasabha.
Kebijakan ini sejalan dengan visi besar yang diusung Koster dalam dokumen Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, yang menjadi arah pembangunan jangka panjang provinsi tersebut. Dalam pertemuan tersebut, Koster menekankan pentingnya pembangunan menyeluruh yang terintegrasi untuk memastikan Bali menjadi daerah yang mandiri dan berdaya saing, terutama dalam aspek vital seperti energi, pangan, dan transportasi.
Menuju Bali Mandiri Energi
Salah satu agenda strategis yang menjadi perhatian utama adalah sektor energi. Koster menyampaikan komitmennya menjadikan Bali sebagai daerah yang mandiri energi melalui pemanfaatan energi bersih. Untuk itu, ia menegaskan bahwa pembangkit listrik yang beroperasi di wilayah Bali harus menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
“Selain pembangkit listrik yang harus ramah lingkungan agar udara Bali tidak mengalami polusi, saya juga mendorong penggunaan PLTS Atap,” tegasnya. Ia menyebut, pembangkit listrik, industri, dan kendaraan adalah tiga sumber utama polusi udara yang perlu segera ditangani.
Dalam kerangka menuju kemandirian energi tersebut, Koster juga mendorong transisi masyarakat Bali ke kendaraan listrik sebagai upaya konkret mengurangi emisi karbon dan mendukung Bali sebagai pulau yang bersih dan sehat. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat Bali tidak lagi mengalami gangguan pasokan listrik dan memiliki kepastian dalam hal ketersediaan energi.
“Saya ingin ke depan masyarakat Bali tidak mengalami permasalahan listrik atau ketersediaan energi, serta memiliki kepastian agar listrik bisa terus menyala tanpa gangguan seperti yang selama ini sering padam,” ujarnya.
Pengelolaan Air yang Berkeadilan
Selain energi, sektor air juga menjadi perhatian serius dalam pembentukan BUMD baru ini. Koster menilai potensi air di Bali sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara optimal dan merata. Ia mengkritisi adanya kesenjangan antarwilayah dalam hal ketersediaan air bersih.
“Ketersediaan debit air di Bali sebenarnya cukup banyak namun belum dimanfaatkan secara baik. Satu daerah airnya melimpah bahkan sampai terbuang, namun ada daerah yang kekurangan air,” katanya.
Menurut Koster, kehadiran BUMD di sektor air bertujuan untuk melakukan distribusi air yang adil dan merata di seluruh Bali. Dengan pengelolaan yang profesional, potensi air yang melimpah dapat digunakan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pertanian, dan industri.
Mewujudkan Bali Daulat Pangan
Program Bali Daulat Pangan juga menjadi salah satu prioritas dalam pembentukan BUMD. Koster menyebut tanah Bali memiliki kesuburan tinggi dan kekayaan komoditas lokal yang belum terserap optimal. Oleh sebab itu, ia ingin masyarakat Bali dapat hidup dari hasil pangan daerah sendiri tanpa bergantung pada pasokan luar.
“Kita harus bisa hidup dari sumber pangan Bali itu sendiri. Bali itu kaya akan sumber pangan. Saya ingin masyarakat Bali untuk makan atau hidupnya bisa semuanya terpenuhi dari Bali sendiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pembentukan BUMD Pangan akan membuka peluang baru bagi petani lokal. Melalui sistem ini, hasil pertanian masyarakat akan dibeli oleh BUMD dan langsung dibayar di muka sebelum disalurkan ke industri atau ke masyarakat dengan harga yang terjangkau. Sistem ini diharapkan mampu memutus mata rantai tengkulak yang selama ini merugikan petani.
“Dengan hadirnya BUMD akan memutus pengijon atau tengkulak, sehingga petani mendapatkan harga yang pantas,” tegasnya. Ia juga meminta agar sektor perhotelan di Bali mengakomodasi hasil pertanian lokal dalam operasionalnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya inovasi dalam sektor pertanian, khususnya untuk memanfaatkan lahan kering dengan pendekatan teknologi modern. Menurutnya, dengan wilayah yang kecil namun kaya akan rezeki, Bali harus mampu menjadi daerah mandiri secara pangan.
Transportasi Publik yang Terintegrasi
Dalam sektor transportasi, Gubernur Koster menyatakan pentingnya sistem transportasi yang profesional dan berkelanjutan untuk menjawab tantangan mobilitas di Bali. Ia menyoroti ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dengan infrastruktur jalan yang memicu kemacetan dan polusi.
“Pengelolaan angkutan umum yang baik menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah mobilitas di Bali,” jelasnya.
Koster menilai transportasi publik, terutama angkutan darat, harus dikelola secara serius oleh pemerintah melalui sistem kelembagaan yang kuat. BUMD di sektor transportasi nantinya akan menjadi pengelola utama layanan darat, laut, dan udara yang efisien, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bali.
Sinergi Pemerintah Daerah
Rapat pembentukan BUMD ini juga dihadiri oleh Tim Percepatan Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, para Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Bali, serta perwakilan dari seluruh kabupaten dan kota se-Bali. Kehadiran mereka menjadi bukti komitmen bersama untuk menjadikan BUMD sebagai motor penggerak pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan terbentuknya BUMD di empat sektor strategis ini energi, air, pangan, dan transportasi—pemerintah Provinsi Bali berupaya menghadirkan sistem yang terintegrasi dan berpihak kepada kepentingan rakyat Bali.
Kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster membentuk BUMD dan Perseroda di bidang energi, air, pangan, dan transportasi merupakan langkah strategis dalam membangun fondasi Bali masa depan yang mandiri, hijau, dan sejahtera. Dengan pendekatan komprehensif dan berbasis sumber daya lokal, program ini diharapkan mampu menjadi jawaban atas tantangan pembangunan Bali, sekaligus menjadi model pembangunan daerah yang berbasis kearifan lokal dan keberlanjutan.
“Saya ingin membuat tatanan kehidupan masa depan Bali sehingga pemimpin ke depan memiliki pondasi pembangunan Bali yang baik,” pungkas Koster.