JAKARTA – Peran Muhammadiyah dalam bidang kesehatan kembali mendapat pengakuan internasional. Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini terus menunjukkan konsistensinya dalam memberikan layanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Syamsudin, mengungkapkan bahwa upaya Muhammadiyah di sektor kesehatan kini mendapat perhatian dari berbagai pihak di dunia internasional. Salah satunya adalah undangan dari World Healthcare Forum yang akan digelar di Rotterdam, Belanda pada September mendatang.
“Saya diundang ke Rotterdam, Belanda untuk mewakili Muhammadiyah di forum World Healthcare. Mudah-mudahan ini menjadi era baru kita bisa bekerja sama dengan luar negeri, kita ingin melihat kira-kira lebih jauh,” ujar Agus Syamsudin dalam sambutannya pada acara peresmian Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah 2 Kendal dan Instalasi Radioterapi.
Kiprah Kesehatan Muhammadiyah Meluas dan Diperhitungkan
Muhammadiyah telah lama dikenal sebagai salah satu organisasi keagamaan yang aktif dalam bidang kesehatan. Melalui jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah (RSMA), organisasi ini telah mendirikan 140 rumah sakit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan kontribusi besar dalam mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau oleh fasilitas pemerintah.
“Jumlah rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah saat ini mencapai 140 unit, dan masih akan terus bertambah karena beberapa rumah sakit sedang dalam tahap pembangunan,” jelas Agus.
Salah satu proyek pembangunan rumah sakit yang menjadi perhatian adalah RS Muhammadiyah di Sorong, Papua Barat. Menurut Agus, proyek ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara Muhammadiyah dengan pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia.
“PP Muhammadiyah sekarang juga sedang menginisiasi rumah sakit di Sorong. Sebagian juga mendapatkan bantuan dari pemerintah dari sisi pembangunan dan sekarang sudah mulai pembangunan,” tambahnya.
Kolaborasi Strategis dengan Pemerintah dan Dunia Pendidikan
Dengan cakupan yang luas dan fasilitas yang terus bertambah, Muhammadiyah berharap bisa mempererat kemitraan dengan pemerintah Indonesia. Agus menilai bahwa potensi RSMA sangat besar untuk menjadi bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan nasional, terutama dalam menjawab tantangan layanan kesehatan di daerah tertinggal dan terpencil.
“Melihat jumlah rumah sakit yang sedemikian besar, Muhammadiyah bisa berkontribusi lebih besar di bidang kesehatan. Oleh karena itu, kami berharap Muhammadiyah bisa berpartner dengan Pemerintah Indonesia,” tegas Agus.
Tak hanya dari sisi infrastruktur, Muhammadiyah juga memperkuat sektor kesehatan melalui lembaga pendidikan tinggi. Hingga saat ini, Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) telah membuka 16 Fakultas Kedokteran, dan bahkan tengah mempersiapkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
“Sehingga ini akan menjadi semakin melengkapi kontribusi Muhammadiyah di dalam berbagai bidang, dan khusus untuk bidang kesehatan itu akan menjadi penjaga garis depan yang tidak hanya di Jawa tetapi juga kita sekarang sudah mulai ke daerah Timur,” kata Agus.
Konsistensi Nilai dan Akar Sosial
Dalam ekspansi dan modernisasi layanan kesehatan Muhammadiyah, Agus menekankan pentingnya tetap memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi, yaitu membantu mereka yang lemah dan termarjinalkan. Akar dari gerakan ini, menurutnya, tak boleh dilupakan dalam setiap langkah pengembangan.
“Eksistensi peran kesehatan yang dilakukan Muhammadiyah supaya tidak melupakan pondasi awalnya, yaitu untuk menolong orang yang sengsara dan lemah, maupun dilemahkan,” ucap Agus.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa meski Muhammadiyah telah berkembang menjadi aktor besar dalam layanan kesehatan nasional bahkan global, misi utamanya tetap pada aspek sosial dan kemanusiaan.
Pengakuan Internasional sebagai Tonggak Kolaborasi Global
Undangan dari World Healthcare Forum di Rotterdam bukan hanya bentuk pengakuan atas peran Muhammadiyah dalam dunia kesehatan, tetapi juga peluang strategis untuk membuka jejaring dan kerja sama lintas negara. Kehadiran Muhammadiyah dalam forum kesehatan internasional ini menjadi momen penting untuk membangun sinergi dengan lembaga global, membuka peluang transfer teknologi, peningkatan kapasitas SDM, serta kolaborasi riset dan pengembangan di sektor kesehatan.
Pengakuan ini menjadi sinyal bahwa lembaga kesehatan berbasis masyarakat seperti Muhammadiyah mampu bersaing dan bermitra di kancah global, selama mereka memiliki komitmen, visi kemanusiaan, serta sistem manajemen yang kuat dan profesional.
Menjawab Tantangan Kesehatan Nasional
Dengan jaringan rumah sakit yang besar, perguruan tinggi yang mendukung, serta visi kemanusiaan yang konsisten, Muhammadiyah kini menempati posisi strategis dalam membantu pemerintah menghadirkan sistem kesehatan yang lebih merata dan inklusif. Apalagi di tengah tantangan ketimpangan layanan kesehatan antara wilayah barat dan timur Indonesia, keterlibatan organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah menjadi kunci dalam percepatan pembangunan sektor kesehatan nasional.
Selain itu, dengan kesiapan membuka pendidikan dokter spesialis, Muhammadiyah juga menjawab kebutuhan penting dalam dunia kesehatan Indonesia, yaitu minimnya jumlah dokter spesialis terutama di daerah-daerah terpencil.
Kesehatan sebagai Dakwah Sosial
Perjalanan panjang Muhammadiyah di bidang kesehatan bukan sekadar layanan medis, tetapi juga bagian dari dakwah sosial yang berpihak pada kaum dhuafa. Dengan menjaga nilai-nilai tersebut, Muhammadiyah membuktikan bahwa pelayanan kesehatan bisa menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan yang berkesinambungan, tidak hanya untuk warga Indonesia, tetapi juga sebagai contoh di mata dunia.
Kesehatan menjadi kata kunci dalam misi Muhammadiyah—bukan hanya sebagai layanan, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian, pengabdian, dan kontribusi nyata bagi peradaban.