?Bank Indonesia

Bank Indonesia Tegaskan Komitmen Tekan Inflasi di Maluku, Soroti Kenaikan Harga Ikan dan Emas

Bank Indonesia Tegaskan Komitmen Tekan Inflasi di Maluku, Soroti Kenaikan Harga Ikan dan Emas
Bank Indonesia Tegaskan Komitmen Tekan Inflasi di Maluku, Soroti Kenaikan Harga Ikan dan Emas

JAKARTA – Bank Indonesia menaruh perhatian serius terhadap perkembangan inflasi di Provinsi Maluku. Dalam upaya menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Langkah-langkah konkret pun digencarkan, terutama melalui optimalisasi program nasional Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Mohamad Latif, menjelaskan bahwa TPID Maluku akan terus mengakselerasi berbagai upaya strategis dalam menekan potensi lonjakan harga kebutuhan pokok yang menjadi kontributor utama inflasi di wilayahnya.

“Berbagai langkah strategis terus diupayakan TPID Maluku untuk kendalikan inflasi,” ujar Mohamad Latif dalam siaran pers resmi.

Langkah-langkah tersebut mencakup berbagai kegiatan yang melibatkan pemantauan distribusi dan stok barang secara rutin, termasuk mengadakan gerakan pangan murah, pelaksanaan operasi pasar, serta pembagian bibit cabai rawit kepada pelajar dan masyarakat. Inisiatif lainnya seperti gerakan sekolah menanam yang dilakukan di SMK Negeri Pertanian Pembangunan Passo juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Tidak hanya fokus pada komoditas pangan, TPID juga melakukan koordinasi dengan PT Pelindo untuk mempercepat proses bongkar muat barang di pelabuhan, mengantisipasi potensi keterlambatan distribusi barang yang dapat memicu kelangkaan dan kenaikan harga. Selain itu, pemantauan stok ikan secara berkala di Unit Pengolahan Ikan (UPI) juga dilakukan guna menjaga kestabilan pasokan perikanan di pasar lokal.

Inflasi Naik, Bank Indonesia Lakukan Intervensi Terukur

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, gabungan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari beberapa kabupaten dan kota menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 0,80 persen secara bulanan (mtm). Angka ini melonjak tajam jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang hanya 0,09 persen (mtm).

Secara spasial, inflasi terjadi merata di tiga wilayah, yakni:

-Kota Tual: 1,48 persen (mtm)

-Kota Ambon: 0,84 persen (mtm)

-Kabupaten Maluku Tengah: 0,63 persen (mtm)

Sementara itu, secara tahunan, tingkat inflasi Maluku tercatat 2,24 persen (yoy). Meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,34 persen (yoy), angka ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang hanya sebesar 1,17 persen (yoy).

Kepala BI Maluku menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat sinergi antar instansi untuk memastikan pengendalian harga dilakukan secara konsisten, terutama dalam menghadapi dinamika harga pangan yang cenderung fluktuatif di kawasan timur Indonesia.

Penyebab Inflasi: Kenaikan Harga Ikan dan Emas

Berdasarkan laporan BPS, kontributor utama inflasi di Maluku berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan sumbangan inflasi sebesar 0,52 persen (mtm). Lonjakan harga terjadi pada komoditas ikan seperti Ikan Layang, Ikan Cakalang, dan Ikan Selar. Kenaikan harga ini dipicu oleh tingginya gelombang laut di Laut Banda dan Laut Arafura, yang menghambat aktivitas nelayan dan distribusi hasil tangkapan ke pasar.

Situasi diperparah dengan masuknya musim hujan di sejumlah daerah sentra perikanan, yang berdampak pada penurunan jumlah tangkapan serta meningkatnya biaya distribusi. Kombinasi dari kondisi cuaca ekstrem dan tantangan logistik menyebabkan suplai menurun, sementara permintaan tetap tinggi.

Selain sektor pangan, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya turut menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen (mtm). Kenaikan harga di kelompok ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan, yang dipicu oleh ketidakpastian global serta meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik yang masih berlangsung.

Kondisi tersebut membuat Bank Indonesia bersama TPID semakin waspada dan menyesuaikan kebijakan pengendalian inflasi secara lebih adaptif.

Strategi GNPIP: Dari Sekolah Menanam hingga Sinergi Pelabuhan

Program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menjadi tulang punggung utama strategi pengendalian inflasi di Maluku. Inisiatif ini tidak hanya menyasar aspek distribusi dan stok barang, tetapi juga menekankan pemberdayaan masyarakat dan generasi muda dalam menciptakan ketahanan pangan lokal.

Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, BI Maluku menggagas gerakan sekolah menanam dengan melibatkan lebih dari 1.500 bibit cabai rawit yang ditanam oleh siswa di SMK Pertanian. Langkah ini diharapkan dapat memberikan edukasi sekaligus menciptakan pasokan pangan alternatif yang berasal dari lingkungan sekolah.

Langkah lain yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan BUMN pelabuhan, PT Pelindo, untuk mempercepat bongkar muat logistik, guna menjamin tidak ada keterlambatan distribusi barang yang bisa memicu lonjakan harga di pasar lokal.

Kegiatan gerakan pangan murah dan operasi pasar juga rutin dilakukan di berbagai wilayah guna menjangkau masyarakat secara langsung, terutama di daerah-daerah yang terindikasi mengalami kenaikan harga barang pokok secara signifikan.

Bank Indonesia Dorong Sinergi Lintas Sektor

Bank Indonesia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha, lembaga pendidikan, hingga komunitas lokal. Dalam berbagai kesempatan, BI Maluku mendorong pendekatan kolaboratif untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih tahan terhadap tekanan inflasi.

Menurut Mohamad Latif, keberhasilan pengendalian inflasi bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan hasil dari komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Kami percaya, dengan sinergi dan semangat gotong royong, inflasi di Maluku dapat dikendalikan secara berkelanjutan,” pungkas Latif.

Situasi inflasi di Maluku menjadi cerminan tantangan pengendalian harga yang khas di wilayah kepulauan. Faktor cuaca, keterbatasan logistik, dan ketergantungan pada pasokan pangan dari luar wilayah menjadi tantangan tersendiri. Meski demikian, upaya Bank Indonesia bersama TPID Maluku melalui GNPIP dan sinergi lintas sektor menunjukkan arah yang positif.

Dengan intervensi tepat sasaran, penguatan produksi lokal, serta kolaborasi multi-pihak, Bank Indonesia optimistis inflasi di Maluku dapat ditekan dan kestabilan ekonomi daerah tetap terjaga. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam memproduksi pangan secara mandiri serta efisiensi logistik akan menjadi kunci keberhasilan pengendalian inflasi ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index