JAKARTA - Keuntungan dan kerugian investasi saham pada dasarnya menjadi salah satu topik yang paling sering dibicarakan di kalangan investor.
Hal itu terutama karena potensi keuntungan yang besar, tetapi disertai risiko yang tidak kecil.
Investasi saham memang menarik bagi banyak orang karena memberikan peluang keuntungan finansial yang signifikan.
Namun, meskipun memiliki banyak potensi, tidak semua investasi saham dapat menjamin keuntungan.
Pasalnya, beberapa saham ternyata tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan berujung pada kerugian.
Secara sederhana, investasi saham adalah cara untuk menanamkan modal dalam bentuk saham, yang merupakan bagian dari kepemilikan dalam sebuah perusahaan.
Saham ini bisa meliputi berbagai sektor, seperti properti, real estate, dan keuangan.
Meski memberikan peluang besar, penting untuk diingat bahwa tidak semua investasi saham membawa hasil yang positif.
Beberapa di antaranya dapat berisiko tinggi dan berpotensi merugikan jika tidak dipilih dengan hati-hati.
Terlepas dari keuntungan dan kerugian tersebut, banyak orang kini menjadikan investasi saham sebagai gaya hidup, terutama di perkotaan.
Banyak yang menyadari pentingnya menyiapkan tabungan jangka panjang demi kestabilan finansial masa depan. Namun, sebagai investor, kita harus siap dengan segala risiko yang mungkin terjadi.
Nah, untuk memahami lebih dalam mengenai keuntungan dan kerugian investasi saham, serta bagaimana langkah awal memulai investasi saham, simak artikel ini agar tidak terperosok pada investasi bodong.
Keuntungan dan Kerugian Investasi Saham
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kerugian investasi saham yang penting untuk diketahui.
1. Keuntungan Investasi Saham
Investasi saham menawarkan sejumlah keuntungan yang menggiurkan, antara lain:
a. Dividen yang Dihasilkan
Bagi para pemegang saham, dividen adalah salah satu keuntungan utama yang bisa diperoleh dari investasi saham.
Dividen sendiri merupakan pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
Pembayaran dividen umumnya dilakukan dalam bentuk saham tambahan, bukan uang tunai, yang akan mengurangi laba yang ditahan serta kas yang tersedia bagi perusahaan.
Semakin banyak saham yang dimiliki, semakin besar pula dividen yang diterima setiap tahunnya.
b. Diversifikasi Saham
Diversifikasi adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko dengan menyebar dana ke berbagai instrumen keuangan, sektor industri, dan kategori lainnya.
Dengan melakukan diversifikasi saham, seorang investor dapat mengurangi potensi kerugian dari satu produk investasi yang merugi.
Langkah ini juga dapat menyeimbangkan portofolio investasi, sekaligus meningkatkan peluang mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
c. Ikut Memiliki Perusahaan
Investasi saham memungkinkan seseorang untuk menjadi bagian dari pemilik sebuah perusahaan.
Kepemilikan saham yang signifikan bisa memberikan pengaruh lebih besar dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Beberapa perusahaan bahkan menawarkan saham kepada karyawan mereka sebagai bentuk insentif agar mereka tetap loyal dan merasa memiliki perusahaan tersebut.
d. Sistem Pasar Saham yang Transparan
Salah satu keunggulan investasi saham adalah transparansi pasar yang memberikan informasi yang jelas mengenai harga dan penilaian saham.
Sistem pasar saham yang transparan ini memberikan rasa aman bagi investor karena dana yang diinvestasikan tidak akan terbuang percuma atau tersendat akibat masalah internal perusahaan.
e. Pasar Saham Ternama Global
Investasi saham tidak terbatas hanya pada pasar domestik. Dengan adanya akses ke bursa saham global, investor dapat menanamkan dananya pada pasar-pasar ternama di luar negeri.
Banyak perusahaan yang sedang berkembang dan perlu mendapatkan pembiayaan menjadikan saham mereka sasaran investasi.
Hal ini membuka peluang bagi investor untuk membeli saham dengan harga relatif murah, disertai dengan keuntungan yang besar di masa depan.
2. Kerugian Investasi Saham
Meskipun investasi saham dapat memberikan keuntungan yang menarik, terdapat juga beberapa risiko yang perlu diwaspadai, antara lain:
a. Tidak Mendapatkan Dividen
Dividen biasanya dibagikan oleh perusahaan yang mencatatkan kinerja baik, tetapi jika kinerja perusahaan menurun atau perusahaan merugi, pembagian dividen bisa tidak dilakukan.
Hal ini berarti para pemegang saham tidak akan memperoleh dividen sesuai harapan.
b. Capital Loss
Capital loss terjadi ketika investor menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga beli.
Hal ini merupakan kebalikan dari capital gain, yang merupakan keuntungan yang didapatkan jika saham dijual lebih tinggi dari harga beli.
Kapitalisasi kerugian ini dapat mengurangi nilai investasi secara keseluruhan.
c. Risiko Likuidasi
Ketika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, pemegang saham memiliki klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan, setelah kewajiban lain dibayar.
Dalam kondisi terburuk, jika tidak ada aset yang tersisa setelah kewajiban dibayar, pemegang saham tidak akan menerima apapun.
Likuidasi adalah proses pembubaran perusahaan, di mana aset dijual untuk menyelesaikan utang, dan dana yang tersisa dibagikan kepada pemegang saham.
d. Risiko Delisting
Risiko delisting terjadi ketika saham dihapus dari daftar Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ketika saham tidak lagi terdaftar di bursa, investor harus menjual saham tersebut, tanpa memperhatikan berapa harganya.
Delisting bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan bursa atau keputusan perusahaan itu sendiri.
Delisting bisa bersifat sukarela (voluntary delisting) atau dipaksa (forced delisting).
Panduan Belajar Investasi Saham bagi Pemula
Di bawah ini adalah panduan belajar investasi saham untuk pemula yang perlu diketahui.
1. Pilih Sekuritas dengan Biaya Transaksi Kecil
Saat memilih perusahaan sekuritas atau pialang saham, sangat penting untuk mempertimbangkan biaya transaksi yang mereka kenakan.
Biaya ini mencakup biaya pembelian dan penjualan saham, yang menjadi sumber pendapatan bagi perusahaan pialang.
Pemula akan lebih diuntungkan jika memilih pialang dengan biaya transaksi rendah, meskipun pialang dengan biaya lebih tinggi juga dapat dicoba, tergantung pada layanan yang ditawarkan.
Setelah memilih perusahaan pialang, langkah selanjutnya adalah membuka rekening efek dan menyiapkan dokumen yang diperlukan.
Selain itu, penting untuk memahami indeks saham atau IDX sebagai langkah awal dalam memulai investasi.
Rekening dana nasabah yang disediakan oleh perusahaan sekuritas akan digunakan untuk melakukan transaksi saham.
Setelah rekening siap, Anda dapat melakukan top-up dana, yang kemudian dapat digunakan untuk membeli saham secara online.
2. Hati-Hati dan Jangan Terburu-Buru
Setelah rekening efek terbuka dan dana ditransfer, Anda dapat mulai berinvestasi. Modal kecil, seperti 100 ribu rupiah, pun sudah bisa digunakan untuk membeli saham.
Namun, penting untuk memahami istilah "satuan lot" dalam transaksi saham. Satu lot terdiri dari 100 lembar saham.
Jadi, untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar, kalikan harga saham per lembar dengan jumlah lembar dalam satu lot.
Investasi saham tidak selalu menghasilkan keuntungan dalam waktu cepat. Dibutuhkan konsistensi dan strategi yang tepat.
Oleh karena itu, jangan terburu-buru atau gegabah dalam menghabiskan dana untuk membeli saham.
Jika modal yang dimiliki cukup besar maka Anda bisa mencoba melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keuntungan.
3. Indeks LQ45 atau IDX30, Apa Itu?
Indeks saham adalah ukuran statistik yang menunjukkan perubahan harga dari sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 35 indeks saham yang terdaftar. Dua indeks yang sering menjadi pilihan adalah IDX30 dan LQ45.
Kedua indeks ini mencakup saham-saham dengan likuiditas yang sangat tinggi dan perusahaan-perusahaan dengan nilai fundamental yang baik.
Saham yang termasuk dalam kedua indeks ini sering disebut sebagai saham blue chip, yang merujuk pada saham unggulan dari perusahaan besar dan stabil.
Beberapa perusahaan ternama sering kali terdaftar di indeks IDX30 atau LQ45. Mengapa memilih indeks IDX30 atau LQ45?
Jika kamu ingin berinvestasi saham dengan risiko yang lebih minim maka kedua indeks ini adalah pilihan yang tepat.
Saham-saham dalam indeks tersebut lebih stabil dan cenderung lebih aman bagi investor pemula.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan mempelajari lebih lanjut tentang kedua indeks ini sebelum terjun ke dunia saham.
4. Saham Perusahaan yang Harus Dibeli
Setelah memahami indeks IDX30 atau LQ45, pertanyaan berikutnya adalah, “Saham perusahaan apa yang sebaiknya dibeli?”
Saham dari perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi atau perbankan adalah pilihan yang baik.
Produk-produk dari perusahaan consumer goods banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sementara perbankan adalah sektor yang terus berkembang.
Kedua sektor ini menjanjikan laba yang stabil dan signifikan setiap tahunnya, sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.
Meskipun harga saham perusahaan ini kadang turun, tidak perlu khawatir.
Harga saham tersebut biasanya akan kembali pulih, bahkan bisa memberikan keuntungan yang cukup besar di kemudian hari.
5. Stop-loss
Stop-loss adalah perintah yang digunakan untuk menutup posisi saham guna membatasi kerugian dalam batas tertentu.
Jika harga saham yang kamu beli tiba-tiba turun tajam maka tentu rasa khawatir akan kerugian muncul.
Namun, tetaplah tenang karena fluktuasi harga saham adalah hal yang biasa terjadi.
Harga saham memang bisa naik dan turun, tetapi dengan pendekatan yang santai, kamu akan bisa menghadapinya.
Perusahaan dengan prospek yang baik akan kembali stabil seiring waktu. Namun, pastikan untuk terus memonitor portofolio saham kamu.
Jika nilai saham mulai turun maka lakukan evaluasi terhadap emiten yang bersangkutan.
Jika penyebab penurunan saham tersebut terkait dengan faktor fundamental yang buruk maka menggunakan stop-loss adalah langkah yang tepat.
Dengan demikian, kerugian bisa dibatasi sebelum semakin besar.
6. Trader atau Investor, Pilih Mana?
Memilih untuk menjadi trader atau investor sering kali menjadi dilema. Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam berinvestasi.
Trader biasanya mencari keuntungan dalam waktu singkat dengan membeli dan menjual saham berdasarkan pergerakan harga yang cepat.
Keuntungannya berasal dari selisih harga beli dan harga jual.
Sedangkan investor cenderung membeli saham untuk disimpan dalam jangka panjang, berharap harga saham tersebut akan naik secara signifikan di masa depan.
Bagaimana memilih antara keduanya? Jika kamu lebih suka mengambil risiko dalam waktu singkat dan ingin hasil cepat maka menjadi trader bisa jadi pilihan.
Namun, jika kamu lebih nyaman dengan pendekatan yang lebih aman dan berfokus pada pertumbuhan jangka panjang maka menjadi investor adalah pilihan yang lebih tepat.
7. Beli ketika Harga Turun
Banyak yang beranggapan bahwa membeli saham saat harga turun adalah keputusan buruk, namun sebenarnya itu justru waktu yang tepat untuk membeli.
Meski benar bahwa penurunan harga bisa mencerminkan kondisi yang tidak ideal, penting untuk tetap memperhatikan situasi secara keseluruhan.
Kenapa membeli saat harga saham turun bisa menjadi langkah yang menguntungkan?
Pasalnya, harga saham yang turun membuka peluang untuk membeli dengan harga yang lebih rendah, dan di masa depan, ketika harga naik kembali, keuntungan besar bisa diperoleh.
Bagi pemula, jangan ragu untuk memulai investasi ini, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan strategi membeli saat harga turun untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
8. Diversifikasi
Salah satu strategi penting dalam investasi saham adalah diversifikasi, yaitu membeli saham dari berbagai sektor bisnis.
Strategi ini dapat melindungi investasi dari risiko yang muncul jika saham di sektor tertentu mengalami penurunan harga.
Diversifikasi membantu untuk menyebar risiko, sehingga jika harga saham di satu sektor turun tajam, saham dari sektor lainnya dapat mengurangi atau menutupi kerugian itu.
Sebagai contoh, mulailah dengan membeli saham di sektor consumer goods, properti, atau perbankan untuk memperluas portofolio investasi kamu.
9. Saham dengan Fundamental Baik Jadi Pilihan
Pilihlah saham yang memiliki fundamental keuangan yang baik. Selain itu, penting juga untuk memeriksa rekam jejak perusahaan dan kesehatan keuangan mereka.
Perusahaan yang sehat secara finansial cenderung memberikan keuntungan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Memahami kinerja dan prospek perusahaan yang kamu pilih untuk berinvestasi dapat meminimalkan risiko kerugian di masa depan.
Jika perusahaan tersebut memiliki fundamental yang kuat maka potensi keuntungan di masa depan bisa lebih besar dan lebih menguntungkan.
Sebagai kesimpulan, keuntungan dan kerugian investasi saham harus dipahami dengan baik agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.