Saham

Asing Borong Saham di Tengah Volatilitas Pasar, Ini 10 Saham Incarannya

Asing Borong Saham di Tengah Volatilitas Pasar, Ini 10 Saham Incarannya
Asing Borong Saham di Tengah Volatilitas Pasar, Ini 10 Saham Incarannya

JAKARTA — Aktivitas investor asing di pasar saham Indonesia kembali menunjukkan geliat yang mencolok. Di tengah pergerakan fluktuatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), investor global tampak melakukan aksi beli bersih atau net buy dalam jumlah signifikan, mengindikasikan keyakinan kuat terhadap prospek jangka panjang pasar modal domestik.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg Technoz dan sejumlah sumber pasar, tercatat 10 saham menjadi sasaran utama akumulasi investor asing dalam beberapa pekan terakhir. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menduduki posisi teratas dengan nilai net buy mencapai Rp123,26 miliar. Disusul PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) sebesar Rp74,8 miliar, PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar Rp67,65 miliar, dan saham dari sektor telekomunikasi seperti PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sebesar Rp43,64 miliar serta PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) sebesar Rp37,17 miliar.

Selain lima saham unggulan tersebut, investor asing juga memborong saham-saham dari sektor konsumer dan keuangan. Di antaranya adalah PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Panin Financial Tbk. (PNLF), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), serta saham sektor alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR).

Saham dengan Fundamental Kuat dan Valuasi Murah Jadi Daya Tarik

Salah satu alasan utama di balik aksi borong investor asing adalah daya tarik valuasi saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) yang dinilai berada di level fundamental menarik. Banyak saham yang diburu tersebut memiliki rasio harga terhadap nilai buku (PBV) mendekati 1x serta price to earning ratio (PER) yang rendah, yang berarti berada dalam posisi undervalued.

Menurut analisis dari Bareksa, saham-saham seperti ANTM, ASII, EXCL, UNTR, hingga INDF saat ini diperdagangkan pada valuasi yang cukup murah dibandingkan rata-rata historisnya. Ini memberi ruang potensi pertumbuhan harga yang lebih besar. “Saham-saham sektor komoditas dan perbankan dengan valuasi rendah menjadi incaran karena peluang upside yang masih terbuka lebar,” tulis Bareksa dalam ulasan pasar terbarunya.

Sentimen Global Dukung Pergerakan Modal Asing

Selain faktor fundamental domestik, kondisi makroekonomi global juga memberi dorongan positif terhadap arus modal masuk ke pasar modal Indonesia. Salah satu faktor utama adalah arah kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) yang mulai menunjukkan sinyal pelonggaran suku bunga.

Senior Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa kebijakan The Fed ke depan berpotensi meningkatkan peredaran uang secara global. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap sektor perbankan dan saham-saham dengan prospek pertumbuhan berkelanjutan. "Pasti nanti peredaran uang akan meningkat," kata Nafan, menanggapi proyeksi pemangkasan suku bunga Fed dan dampaknya terhadap pasar saham di 2024.

Rebound IHSG dan Fenomena Window Dressing

Aksi beli asing juga dipengaruhi oleh momentum teknikal di mana IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda rebound setelah sempat mengalami tekanan tajam. Momentum ini dimanfaatkan oleh investor asing untuk masuk ke saham-saham unggulan dengan likuiditas tinggi, khususnya di sektor perbankan dan blue chip lainnya.

Data dari TradingView mencatat bahwa pada akhir Maret 2025, investor asing membukukan nilai net buy jumbo hingga Rp2,58 triliun di pasar reguler. Saham-saham seperti BBCA dan BMRI tercatat menyumbang volume terbesar dalam aksi akumulasi tersebut.

Strategi Portofolio: Diversifikasi dan Ketahanan Sektor

Investor asing tidak hanya fokus pada satu sektor tertentu, namun menyebar investasi mereka ke berbagai sektor sebagai bagian dari strategi diversifikasi risiko. Portofolio mereka mencakup saham-saham dari sektor perbankan, komoditas, telekomunikasi, dan barang konsumsi, mencerminkan pendekatan yang lebih defensif namun tetap menjanjikan dalam jangka panjang.

Saham-saham bank milik negara seperti BBRI serta perusahaan multinasional seperti UNVR dinilai sebagai aset defensif yang memiliki ketahanan lebih baik terhadap tekanan eksternal.

Selain itu, menurut analis pasar, pembelian saham oleh investor asing biasanya merefleksikan orientasi jangka panjang terhadap fundamental perusahaan, bukan hanya spekulasi jangka pendek.

Dampak Langsung terhadap IHSG

Aksi beli asing yang masif ini telah memberi dampak signifikan terhadap pergerakan IHSG dalam beberapa pekan terakhir. Misalnya, pada 12 Maret 2025, tercatat nilai net buy asing mencapai Rp188 miliar di pasar reguler. Angka tersebut menjadi pemicu kenaikan IHSG hingga 1,82% dalam satu hari perdagangan.

Pada arus modal asing kembali tercatat positif sebesar Rp87,25 miliar. Saham-saham seperti BBCA, BMRI, dan TLKM menjadi kontributor utama dalam mendorong performa IHSG secara keseluruhan.

10 Saham Teratas Incaran Asing

Berikut adalah daftar 10 saham yang paling diburu oleh investor asing berdasarkan data terbaru:

-BBCA – Rp123,26 miliar

-ANTM – Rp74,8 miliar

-ASII – Rp67,65 miliar

-EXCL – Rp43,64 miliar

-TLKM – Rp37,17 miliar

-UNVR – Nilai tidak dipublikasikan, namun masuk radar asing

-PNLF – Diincar karena valuasi murah dan sektor keuangan menjanjikan

-INDF – Saham konsumer dengan performa stabil

-GOTO – Menarik karena potensi teknologi dan basis pengguna besar

-UNTR – Emiten alat berat yang punya eksposur pada sektor tambang

Prospek Ke Depan: Apakah Tren Akan Berlanjut?

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental yang masih kuat, valuasi saham yang menarik, serta prospek makroekonomi global yang lebih longgar, investor asing diperkirakan akan tetap aktif di pasar saham Indonesia dalam waktu dekat. Sentimen positif ini berpotensi menjadi katalis tambahan untuk penguatan IHSG, khususnya menjelang kuartal kedua dan ketiga 2025.

Sebagaimana dituturkan oleh Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset: “Selama outlook pertumbuhan ekonomi domestik tetap positif dan stabilitas politik terjaga, minat investor asing akan terus berlanjut.”

Aksi diam-diam namun strategis investor asing di pasar saham Indonesia kembali menunjukkan bahwa pasar domestik masih menjadi tujuan menarik bagi pemilik modal global. Dengan fokus pada saham berfundamental kuat, valuasi rendah, dan sektor-sektor defensif, strategi akumulasi ini menjadi sinyal positif bagi investor lokal untuk ikut memanfaatkan momentum. Perkembangan ini juga memperkuat posisi IHSG sebagai salah satu pasar berkembang yang tetap resilient di tengah ketidakpastian global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index