JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Pemkab Bursel) memfokuskan perhatian pada penyaluran bantuan logistik sebagai respons cepat terhadap bencana banjir bandang yang melanda Kecamatan Ambalau. Intensitas hujan yang tinggi dapat menyebabkan luapan sungai yang merendam tujuh desa di wilayah tersebut.
Pemkab Bursel bergerak cepat dengan menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menyiapkan bantuan logistik bagi para korban. Langkah ini diambil setelah Bupati Bursel, La Hamidi, memastikan perlunya upaya penanganan bencana yang terkoordinasi dengan memperhatikan kondisi cuaca yang masih belum stabil. “Tadi pagi sebelum saya ke Namlea, saya sudah memanggil OPD terkait untuk segera mempersiapkan bantuan logistik. Nantinya pendistribusian bantuan logistik akan disesuaikan dengan cuaca saat ini,” ungkap Bupati La Hamidi kepada media.
Ia menambahkan, Pemkab Bursel akan terus memantau situasi dan berharap cuaca segera membaik agar bantuan dapat segera didistribusikan kepada warga yang terdampak. Keputusan mengenai moda transportasi pengangkut bantuan pun masih dipertimbangkan, mengingat keterbatasan akses menuju lokasi bencana. “Mudah-mudahan cuaca ini segera membaik, sehingga kita bisa ke sana untuk mendistribusikan bantuan,” tambahnya.
Data Korban Terus Diperbarui
Sebagai langkah awal, Bupati La Hamidi telah menghubungi Camat Ambalau untuk melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang terdampak. Pendataan ini sangat penting agar distribusi logistik tepat sasaran dan tidak ada warga yang terlewat. “Sehingga saat kita ke sana, tidak ada yang dapat dan ada yang tidak mendapatkan bantuan. Apalagi kapasitas muat untuk ke sana kita belum tahu kita akan menggunakan transportasi apa,” jelasnya.
Instruksi langsung juga telah diberikan kepada beberapa dinas utama yang berperan dalam penanganan bencana. Di antaranya adalah BPBD, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Kesehatan. “OPD tersebut seperti BPBD, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Kesehatan,” tutur Bupati.
Mantan Wakil Ketua DPRD Bursel ini juga menyampaikan rencana jangka panjang Pemkab, yaitu pembentukan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk memperkuat kesiapsiagaan di masa mendatang. “Kedepan Pemkab akan membentuk tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang seharusnya sudah beberapa bulan sebelum ini dibentuk. Sehingga kedepannya, sebelum bencana tanggap darurat sudah siap di sana,” katanya.
Namun demikian, La Hamidi mengakui bahwa pendistribusian bantuan tetap bergantung pada kondisi cuaca yang ekstrem, yang saat ini menjadi tantangan utama. “Kalau kondisi cuaca seperti ini kita juga terkendala dalam mendistribusikan logistik. Meski demikian, Pemkab serius menanggapi kondisi bencana tersebut,” tegasnya.
Kondisi Terparah di Lima Desa
Di sisi lain, laporan dari lapangan mengungkapkan betapa parahnya dampak banjir di Kecamatan Ambalau. Kapolsek Ambalau, IPDA Edwin Tahapary, menjelaskan bahwa luapan sungai dari Desa Siwar dan Elara menyebabkan banjir bandang perdana yang paling parah, yang melanda tujuh desa secara bersamaan. “Lima desa yang parah yakni Desa Siwar, Desa Elara, Desa Lumoy, Desa Selasi dan Desa Ulima, yang 95 persen rumah warga terendam,” ungkap Edwin.
Sementara dua desa lainnya, yakni Desa Kampung Baru dan Masawoy, juga terdampak namun tidak separah desa-desa lainnya karena banjir tidak sepenuhnya menjangkau permukiman warga.
Situasi masih dalam status siaga 1, terutama karena hujan masih turun di Ambalau. Anak-anak dan perempuan telah diungsikan ke tempat yang lebih aman guna mengantisipasi kemungkinan banjir susulan. “Hingga kini situasi masih siaga 1, dimana untuk perempuan dan anak-anak malam ini diungsikan ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari banjir susulan,” jelas Edwin.
Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, warga mengalami kesulitan serius, terutama dalam hal penyediaan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. “Bantuan pangan, pakaian serta makanan siap saji untuk anak, serta selimut dan obat-obatan sangat diperlukan saat ini,” kata Kapolsek.
Kondisi Masih Gelap dan Terisolasi
Selain rumah yang rusak, sebagian besar wilayah terdampak juga mengalami pemadaman listrik akibat pohon tumbang yang mengenai jaringan listrik PLN. Komunikasi pun terputus, menyebabkan wilayah Ambalau terisolasi.
Hingga saat ini, data sementara menunjukkan sebanyak 594 keluarga menjadi korban, tersebar di tujuh desa terdampak dengan kondisi rumah rusak ringan hingga berat akibat terendam air.
Langkah cepat penanganan logistik oleh Pemkab Bursel menjadi sangat krusial mengingat kondisi yang masih belum stabil. Selain logistik pangan dan obat-obatan, kebutuhan akan perlengkapan tidur dan sandang juga menjadi prioritas.
Dengan situasi darurat yang masih berlangsung, koordinasi antar instansi, pengumpulan data yang akurat, serta pengiriman logistik yang efektif menjadi kunci dalam pemulihan awal pasca banjir bandang di Ambalau.