JAKARTA - Konsumen bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi kembali harus merogoh kocek lebih dalam. Sejumlah perusahaan penyedia BBM seperti Pertamina, Shell, Vivo, dan BP AKR melakukan penyesuaian harga di seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mereka. Kenaikan ini membuat masyarakat perlu mencermati kembali tarif BBM terbaru sebelum mengisi bahan bakar kendaraannya.
PT Pertamina Patra Niaga tercatat menaikkan harga untuk seluruh varian BBM non-subsidi, termasuk Pertamax Series dan Dex Series. Kebijakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari penyesuaian harga berkala, sebagaimana tertuang dalam aturan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Mengacu pengumuman di situs resmi Pertamina, penyesuaian harga ini sejalan dengan Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan revisi atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020. Kebijakan tersebut mengatur formula harga dasar BBM yang disalurkan melalui SPBU, baik jenis bensin maupun solar non-subsidi.
Meskipun pada Mei 2025 sebelumnya terjadi penurunan harga, kini tren berbalik naik. Bahkan, ini menjadi kenaikan kedua dalam dua bulan terakhir.
Berikut daftar harga BBM Pertamina yang berlaku mulai 1 Juli 2025 di wilayah seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara:
-Pertamax (RON 92): Rp12.500 per liter (sebelumnya Rp12.100)
-Pertamax Green (RON 95): Rp13.250 per liter (sebelumnya Rp12.800)
-Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500 per liter (sebelumnya Rp13.050)
-Dexlite (CN 51): Rp13.320 per liter (sebelumnya Rp12.740)
-Pertamina Dex (CN 53): Rp13.650 per liter (sebelumnya Rp13.200)
-Pertamax di Pertashop: Rp12.400 per liter (sebelumnya Rp12.000)
Konsumen yang terbiasa menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi pun turut terkena imbas. Harga Pertamax Green dan Turbo, misalnya, mengalami kenaikan cukup signifikan. Hal serupa terjadi pada Dexlite dan Pertamina Dex, yang biasa digunakan untuk kendaraan diesel modern.
Shell Juga Naikkan Harga BBM
Tak hanya Pertamina, SPBU Shell juga menaikkan harga BBM-nya mulai 1 Juli 2025. Penyesuaian ini dilakukan di berbagai varian, terutama untuk jenis bahan bakar oktan tinggi dan diesel premium. Kenaikannya berkisar Rp500 per liter.
Merujuk informasi di laman resmi Shell, berikut harga baru BBM mereka per 2 Juli 2025:
-Shell Super: Rp12.810 per liter (sebelumnya Rp12.370)
-Shell V-Power: Rp13.300 per liter (sebelumnya Rp12.840)
-Shell V-Power Diesel: Rp13.830 per liter (sebelumnya Rp13.250)
-Shell V-Power Nitro+: Rp13.540 per liter (sebelumnya Rp13.070)
Kenaikan berlaku di wilayah Jabodetabek, termasuk Banten dan Jawa Barat. Shell V-Power Diesel yang biasa dipilih pengguna kendaraan bermesin diesel turut mengalami lonjakan cukup besar, yakni Rp580 per liter.
SPBU Vivo dan BP AKR Ikut Sesuaikan Harga
Langkah yang sama diambil oleh SPBU Vivo dan BP AKR. Kedua operator ini juga mengumumkan tarif baru BBM mereka yang berlaku per 1 Juli 2025.
Harga BBM di SPBU Vivo:
-Revvo 90: Rp12.730 per liter
-Revvo 92: Rp12.810 per liter
-Revvo 95: Rp13.300 per liter
-Diesel Primus Plus: Rp13.800 per liter
Harga BBM di SPBU BP AKR:
-BP 92: Rp12.600 per liter
-BP Ultimate: Rp13.300 per liter
-BP Ultimate Diesel: Rp13.800 per liter
Dengan harga yang saling berdekatan, konsumen kini lebih selektif dalam memilih SPBU yang menawarkan kombinasi harga dan kualitas terbaik. Kenaikan harga di SPBU BP Ultimate dan Diesel menyentuh angka maksimal Rp13.800 per liter, menyamai tarif bahan bakar setara di Vivo dan Shell.
Kenaikan Harga BBM, Apa Imbasnya ke Konsumen?
Penyesuaian harga BBM non-subsidi menjadi perhatian banyak kalangan. Meskipun jenis BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tidak terdampak, pengguna kendaraan pribadi yang mengandalkan BBM RON tinggi atau diesel premium tentu akan merasakan perbedaan di pengeluaran rutin mereka.
Kenaikan ini juga berpotensi memberi efek domino terhadap biaya transportasi umum, logistik, dan kebutuhan pokok lainnya. Pasalnya, banyak armada distribusi logistik menggunakan bahan bakar diesel non-subsidi yang kini harganya naik.
Namun di sisi lain, langkah penyesuaian harga BBM ini dianggap wajar karena mengikuti mekanisme pasar global serta dinamika harga minyak mentah internasional.
Tetap Waspada dan Cek Rutin Harga BBM
Masyarakat diimbau untuk rutin memantau perubahan harga BBM, baik melalui situs resmi SPBU maupun aplikasi digital yang tersedia. Ini penting agar tidak terjadi salah perhitungan dalam pengeluaran harian, khususnya bagi pelaku usaha dan pengguna kendaraan bermotor yang bergantung pada bahan bakar non-subsidi.
Adapun pemerintah melalui Pertamina dan badan usaha lainnya akan terus melakukan evaluasi berkala terhadap harga BBM, mengacu pada perkembangan harga minyak mentah dunia, nilai tukar, dan biaya distribusi dalam negeri.
Meskipun harga BBM non-subsidi bergerak dinamis, kehadiran berbagai varian produk dari banyak operator memberi konsumen keleluasaan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka.