BUMN

BUMN Tingkatkan Dampak Positif CSR bagi Masyarakat

BUMN Tingkatkan Dampak Positif CSR bagi Masyarakat
BUMN Tingkatkan Dampak Positif CSR bagi Masyarakat

JAKARTA - Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) bukan lagi sekadar kewajiban formal bagi perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN). Program CSR kini menjadi salah satu kunci penting dalam membangun hubungan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat serta lingkungan sekitar. Namun, agar program ini benar-benar bermakna dan berkelanjutan, cara pandang terhadap pelaksanaan CSR perlu diubah, terutama dengan mengutamakan perspektif penerima manfaat.

Menurut Indah D. P. Pertiwi, Head of Corporate Communication and CSR Nusantara Infrastructure, keberhasilan sebuah program CSR sangat bergantung pada komunikasi yang tepat dari perusahaan. Ia menegaskan, meskipun program CSR dirancang dengan sangat baik, tanpa komunikasi yang efektif, tujuan dan pesan CSR sulit diterima publik.

"Sebagus apapun program CSR itu, bila tidak dikomunikasikan tidak akan diketahui publik," ujar Indah dalam diskusi virtual yang digelar. Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dalam menjalankan CSR secara strategis, bukan sekadar aktivitas sosial yang asal-asalan.

Indah menambahkan, sebelum menjalankan program CSR, perusahaan harus memahami secara jelas tujuan utama dari program tersebut. CSR bukan hanya soal berdonasi atau memberikan bantuan sesaat, melainkan harus memberikan dampak keberlanjutan yang nyata bagi masyarakat.

“Boleh saja sebenarnya untuk donasi. Tapi kalau kita membicarakan sustainability, itu seharusnya memberikan dampak,” tegasnya. Penekanan pada aspek keberlanjutan ini menjadi penting agar program CSR tidak hanya berhenti pada tahap bantuan sementara, tetapi mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Tidak hanya itu, dalam praktik komunikasi CSR, Indah membagi tahapan yang perlu dilakukan secara berkelanjutan. Ia menyebutkan bahwa komunikasi harus dilakukan sejak awal pelaksanaan program, pada saat program berjalan, dan juga pada tahap evaluasi dampak program tersebut.

“Di fase 1 tahun pertama, kita melakukan apa saja. Kedua dan ketiga, dan seterusnya, sampai dengan fase kemandirian,” jelas Indah. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan dan masyarakat penerima manfaat untuk bersama-sama melihat perkembangan dan hasil nyata dari program CSR yang dijalankan.

Salah satu strategi penting yang disarankan Indah adalah mengubah sudut pandang atau angle komunikasi CSR. Ia mengungkapkan, sebaiknya komunikasi program CSR dilakukan dari kacamata penerima manfaat. Dengan cara ini, pesan yang disampaikan akan lebih kuat dan mudah diterima oleh publik.

“Lebih baik kita balik angle-nya. Angle yang mengutamakan dari point of view penerima manfaatnya,” tambahnya. Pendekatan ini membuat CSR bukan hanya dianggap sebagai kewajiban perusahaan, tetapi sebagai upaya nyata yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat yang menjadi sasaran program.

Mengukur kesuksesan program CSR juga menjadi bagian yang tidak kalah penting. Menurut Indah, perusahaan menggunakan berbagai metode untuk mengevaluasi dampak CSR, seperti pemantauan media, analisis sentimen, dan Social Return on Investment (SROI). Metode-metode ini membantu perusahaan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai dampak sosial dan ekonomi dari program yang dijalankan.

“Dengan menggunakan metode-metode itu, suatu perusahaan bisa mengetahui sejauh mana dampak yang dirasakan penerima manfaat CSR,” katanya. Hasil evaluasi ini sangat berguna untuk memastikan bahwa investasi sosial perusahaan tidak sia-sia dan benar-benar memberikan manfaat kepada masyarakat.

Selain itu, dengan adanya data dan informasi yang akurat, perusahaan dapat menjamin transparansi dalam pelaporan CSR. Hal ini sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap komitmen sosial perusahaan.

“Dengan demikian, informasi yang kita sampaikan ke publik itu transparan. Bahwa memang faktanya seperti itu. Dan, akhirnya ketulusan dari point of view penerima manfaat tersebut,” tutup Indah.

Dari paparan tersebut, jelas bahwa CSR bukan sekadar kewajiban administratif yang harus dipenuhi oleh BUMN maupun perusahaan swasta. CSR harus menjadi program strategis yang dirancang dengan matang, dikomunikasikan secara tepat, dan dinilai dari perspektif mereka yang menerima manfaat secara langsung.

Pendekatan ini tidak hanya membuat program CSR lebih bermakna dan berkelanjutan, tetapi juga membantu membangun hubungan yang lebih kuat antara perusahaan dan masyarakat. Dengan demikian, CSR menjadi bagian integral dari pencapaian tujuan sosial dan bisnis yang berimbang dan saling menguntungkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index