Listrik

Listrik Jadi Fokus Baru Honda di Segmen Mobil Sedang

Listrik Jadi Fokus Baru Honda di Segmen Mobil Sedang
Listrik Jadi Fokus Baru Honda di Segmen Mobil Sedang

JAKARTA - Honda kembali mengatur ulang langkah besarnya di industri otomotif global. Produsen asal Jepang ini memilih untuk membatalkan rencana produksi SUV listrik besar andalannya, yang sebelumnya dijadwalkan meluncur pada 2027 mendatang. Keputusan ini dianggap sebagai penyesuaian besar terhadap dinamika pasar mobil listrik dunia yang kini bergerak dengan arah yang tak sepenuhnya dapat diprediksi.

Keputusan tersebut tak diambil secara tiba-tiba. Honda melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi global mereka dalam mengembangkan kendaraan listrik atau EV. Hasilnya, dengan mempertimbangkan penurunan permintaan di beberapa kawasan penting seperti Amerika Utara, fokus perusahaan kini beralih ke mobil listrik berukuran sedang dan kendaraan hibrid.

Sebagaimana dikabarkan oleh Nikkei Asia, penurunan minat konsumen terhadap mobil listrik, ditambah dengan adanya kemungkinan berakhirnya insentif pajak federal dari pemerintah Amerika Serikat pada akhir 2025, menjadi faktor pendorong utama yang membuat proyek SUV besar itu dibatalkan. Langkah ini sekaligus mencerminkan sikap realistis Honda terhadap kondisi pasar dan tantangan yang menyertainya.

Sebelumnya, Honda telah menyusun rencana ambisius untuk menghadirkan tujuh model mobil listrik hingga 2030. Salah satu yang menjadi unggulan adalah SUV listrik berukuran besar yang memang disiapkan khusus untuk pasar Amerika Utara. Namun kenyataan berkata lain. Menurunnya minat pembeli di wilayah tersebut membuat proyek ini tak lagi dianggap sesuai dengan strategi jangka panjang Honda.

Saat ini, Honda hanya memasarkan satu model mobil listrik murni di Amerika Utara, yaitu Honda Prologue. SUV listrik berukuran menengah ini merupakan hasil kolaborasi antara Honda dan General Motors. Meski proyek SUV besar dibatalkan, Honda tetap berkomitmen melanjutkan lini produksi kendaraan listriknya lewat seri “Zero”. Dua model yang akan terus dikembangkan adalah Honda 0 Sedan dan Honda 0 SUV. Kedua model ini akan menggunakan platform listrik yang dikembangkan secara mandiri dan rencananya akan diproduksi di Ohio, Amerika Serikat.

Pendekatan baru ini menekankan fleksibilitas dan adaptasi Honda terhadap tren dan kebutuhan pasar yang terus berubah. Alih-alih mempertahankan rencana ambisius yang kurang realistis, Honda memilih untuk menyelaraskan diri dengan preferensi konsumen saat ini, yang cenderung lebih memilih mobil listrik ringkas atau kendaraan hibrid dengan efisiensi tinggi.

“Namun, anjloknya penjualan EV dan rencana pemerintah AS menghentikan insentif pajak federal pada akhir 2025 membuat proyek ini dibatalkan,” tulis Nikkei Asia dalam laporan terbarunya.

Tak hanya di pasar global, strategi ini juga mencerminkan arah kebijakan Honda di Indonesia. Sampai saat ini, Honda belum memasarkan mobil listrik murni di tanah air. Sebaliknya, perusahaan lebih memilih mengandalkan kendaraan hibrid untuk mengisi celah pasar mobil ramah lingkungan.

Di Indonesia, fokus pada kendaraan hibrid tampaknya masih menjadi pilihan strategis. Pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, Honda akan meluncurkan Honda Stepwgn e:HEV, sebuah mobil MPV dengan teknologi hibrid yang ditujukan untuk konsumen keluarga di segmen menengah ke atas.

Langkah ini dianggap lebih selaras dengan kondisi infrastruktur dan kesiapan konsumen di Indonesia, di mana pengisian daya untuk mobil listrik masih belum tersebar merata. Keberadaan kendaraan hibrid memberikan solusi peralihan yang praktis antara mobil konvensional berbahan bakar fosil dan kendaraan listrik sepenuhnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai pabrikan otomotif dunia memang dihadapkan pada realita pasar EV yang tak selalu sesuai ekspektasi. Penjualan yang melambat, tingginya biaya produksi, dan tantangan infrastruktur menjadi variabel besar yang mengubah arah strategi banyak merek besar, termasuk Honda.

Meski proyek SUV besar dibatalkan, arah baru Honda tetap memperlihatkan komitmen terhadap masa depan mobilitas yang lebih bersih dan berkelanjutan. Alih-alih hanya fokus pada pertumbuhan volume kendaraan listrik, Honda kini berupaya lebih menyesuaikan pendekatannya terhadap kondisi riil pasar di masing-masing negara.

Fleksibilitas menjadi kata kunci dalam perjalanan terbaru Honda. Dalam menghadapi tantangan global seperti kompetisi harga, fluktuasi bahan baku, hingga kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, pendekatan yang adaptif dianggap lebih menjanjikan dibanding strategi satu arah.

Langkah ini juga membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut terhadap model-model listrik berbasis platform baru. Seri Honda Zero, dengan teknologi produksi yang dikembangkan secara internal, diharapkan dapat menghadirkan kendaraan listrik yang lebih efisien dan kompetitif secara harga.

Dengan strategi baru ini, Honda berusaha menjaga keseimbangan antara inovasi, efisiensi produksi, dan penerimaan pasar. Mobil listrik memang tetap menjadi masa depan, namun pendekatan realistis dinilai lebih penting untuk menjamin keberlangsungan transformasi yang dijalankan.

Melalui penyesuaian tersebut, Honda tampak tak hanya berfokus pada kecepatan perubahan, melainkan juga ketepatan arah. Inilah bentuk adaptasi cerdas dalam menghadapi tantangan masa depan industri otomotif global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index