Korporasi

Korporasi Semakin Agresif di Pasar Obligasi dan Sukuk

Korporasi Semakin Agresif di Pasar Obligasi dan Sukuk
Korporasi Semakin Agresif di Pasar Obligasi dan Sukuk

JAKARTA - Aktivitas di pasar modal Indonesia menunjukkan geliat yang positif sepanjang pekan ini, seiring dengan pencatatan emisi surat utang dari berbagai entitas korporasi. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 25 obligasi dan 10 sukuk korporasi baru yang mulai diperdagangkan, mencerminkan semangat pertumbuhan dan kepercayaan terhadap instrumen pendanaan jangka menengah hingga panjang di dalam negeri.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyampaikan bahwa frekuensi pencatatan yang tinggi ini menjadi cerminan optimisme pelaku pasar terhadap ekosistem pasar modal nasional. Ia menilai kondisi pasar masih sangat mendukung penerbitan instrumen utang sebagai alternatif pendanaan yang efektif. “Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 667 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp537,56 triliun dan US$111,98 juta, yang diterbitkan oleh 143 emiten,” ungkap Kautsar.

Sepanjang tahun 2025 saja, hingga pekan ini, BEI telah mencatat sebanyak 112 emisi dari 64 emiten, dengan nilai mencapai Rp125,11 triliun. Angka ini menunjukkan besarnya kepercayaan korporasi terhadap pasar obligasi dan sukuk domestik, serta meningkatnya minat investor terhadap instrumen berbasis pendapatan tetap.

Ragam Korporasi Ambil Bagian

Pekan ini diawali dengan pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Bank Victoria Tahap I Tahun 2025 oleh PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC), yang menandai kepercayaan sektor perbankan terhadap instrumen obligasi sebagai sumber pendanaan jangka panjang. Disusul oleh emisi Obligasi Berlandaskan Keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Bank BNI Tahap I Tahun 2025 oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan Obligasi Berkelanjutan II Bank Mandiri Taspen oleh PT Bank Mandiri Taspen.

Sementara itu, dua sukuk turut mengawali minggu ini, yakni Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Samudera Indonesia Tahap II Tahun 2025 oleh PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Sampoerna Agro Tahap I Tahun 2025 oleh PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO).

PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) turut mencatat Obligasi Berkelanjutan II dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2025. Selain itu, PT Astra Sedaya Finance mencatatkan Obligasi Berkelanjutan VII, mempertegas peran aktif perusahaan pembiayaan dalam pasar utang.

Tak ketinggalan, emiten energi PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) milik Prajogo Pangestu ikut meramaikan bursa dengan pencatatan Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Tahun 2025.

Dorongan dari Berbagai Sektor Strategis

Menjadi hari yang padat bagi pencatatan obligasi dan sukuk. PT Wahana Inti Selaras mencatat dua emisi sekaligus, yaitu Obligasi Berkelanjutan V Toyota Astra Financial Services dan Obligasi Berkelanjutan I Wahana Inti Selaras. Di sektor energi terbarukan, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) masuk dengan Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahun 2025.

Emiten lainnya yang tercatat adalah PT Integrasi Jaringan Ekosistem melalui Obligasi II dan Sukuk Ijarah I Tahun 2025, serta PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), yang turut menghadirkan instrumen dari sektor pertambangan dan energi berkelanjutan.

Dari sektor keuangan sosial, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mencatat Obligasi dan Sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Orange Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, yang menunjukkan komitmen terhadap inklusi dan pembangunan sosial.

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. juga menambah likuiditas pasar dengan Obligasi Berkelanjutan VII dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan VI Tahun 2025.

Keterlibatan BUMN dan Lembaga Pembiayaan

Kontribusi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga pembiayaan turut memperkuat volume pencatatan pekan ini. PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mencatat total enam emisi surat utang, termasuk Obligasi Keberlanjutan, Obligasi Berwawasan Sosial, hingga Sukuk Musyarakah Berkelanjutan.

Berikut daftar pencatatan dari dua institusi tersebut:

-Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I

-Obligasi Berkelanjutan VIII Sarana Multigriya Finansial Tahap I

-Sukuk Musyarakah Berkelanjutan II Sarana Multigriya Finansial Tahap I

-Obligasi Berwawasan Sosial Berkelanjutan II Sarana Multigriya Finansial

-Sukuk Musyarakah Berwawasan Sosial Berkelanjutan II Tahun 2025

-Obligasi Berkelanjutan V Sarana Multi Infrastruktur Dengan Tingkat Bunga Tetap

Tak ketinggalan, PT Federal International Finance turut ambil bagian dengan mencatat Obligasi Berkelanjutan VII Dengan Tingkat Bunga Tetap.

Penutupan Pekan yang Solid

Menjelang akhir pekan, emiten sektor kesehatan dan farmasi mencatat instrumen baru. PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) mencatat Sukuk Wakalah I, disusul PT Pyridam Farma Tbk. dengan Obligasi Berkelanjutan II, dan PT RMK Energy Tbk. melalui Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2025.

Puncaknya, pasar menyambut dua pencatatan terakhir pekan ini, yakni Obligasi Berkelanjutan BRI Finance Tahap I Tahun 2025 oleh PT BRI Multifinance Indonesia dan Obligasi I Daaz Bara Lestari Tahun 2025 oleh PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ).

Optimisme Tetap Terjaga

Dengan beragamnya sektor dan entitas yang menerbitkan surat utang, pekan ini mencerminkan dinamika positif dan kepercayaan korporasi terhadap pasar modal Indonesia. Baik dari sisi volume, variasi emiten, hingga fokus keberlanjutan yang kuat, keseluruhan aktivitas ini menunjukkan ekosistem pasar utang yang semakin inklusif dan matang.

Langkah-langkah ini sekaligus mempertegas posisi BEI sebagai pusat pendanaan strategis yang menjembatani kebutuhan korporasi dengan para investor domestik maupun global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index