JAKARTA - Dorongan terhadap penguatan ekonomi kreatif lokal kini semakin relevan seiring kebutuhan akan investasi yang tidak hanya besar, tetapi juga berkelanjutan. Berbagai kalangan menilai bahwa keberlangsungan sektor kreatif sangat ditentukan oleh sejauh mana investasi mampu menjangkau akar rumput dan membangun ekosistem usaha yang adaptif di tengah tantangan zaman.
Isu tersebut menjadi sorotan utama dalam Webinar Nasional bertema “Cerdas Berinvestasi Membangun Ekonomi Kreatif Lokal” yang diadakan secara daring oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Djuanda (FEB UNIDA), Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh dari berbagai sektor, mulai dari unsur legislatif, akademisi, hingga pelaku UMKM lokal, serta diikuti oleh peserta dari berbagai daerah.
Anggota Komisi VII DPR RI, Ilham Permana, menjadi salah satu narasumber yang menegaskan pentingnya peran ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional. Ia mengungkapkan bahwa sektor kreatif kini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kontribusi sektor ini terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp1.532 triliun dengan lebih dari 26 juta tenaga kerja terserap,” ujar Ilham.
Capaian tersebut menempatkan Indonesia di posisi ketiga dunia dalam kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Meski demikian, Ilham menegaskan bahwa capaian ini belum mencerminkan potensi optimal dari sektor kreatif.
Menurutnya, diperlukan investasi yang tidak hanya hadir sebagai penyuntik dana, tetapi juga mampu membangun struktur usaha yang berkelanjutan, terutama pada sektor kreatif di daerah.
Ia juga mengajak generasi muda untuk tidak ragu terjun ke sektor ini. “Kreativitas adalah modal besar, dan sektor kreatif punya masa depan cerah sebagai penggerak ekonomi nasional. Maka, generasi muda harus ikut aktif,” ujarnya.
Sementara itu, dari sisi akademisi, Guru Besar Universitas Negeri Medan, Prof Dr Indra Maipita, menyoroti pentingnya pendekatan technopreneurship dalam menyikapi transformasi digital dan era Society 5.0. Menurutnya, pelaku ekonomi kreatif perlu dibekali dengan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Ia menyebut ada empat tantangan besar yang masih membayangi pengembangan sektor ini. “Mulai dari akses pembiayaan, keterbatasan infrastruktur digital, kekurangan tenaga kerja terampil, hingga regulasi yang belum responsif terhadap perkembangan teknologi,” jelasnya.
Lebih jauh, Prof Indra menekankan bahwa investasi semestinya dipahami sebagai instrumen pembentuk ekosistem, bukan sekadar penyediaan dana.
“Investasi bukan hanya soal modal, tapi juga soal ekosistem yang mendukung inovasi dan keberlanjutan,” tegasnya.
Sudut pandang dari pelaku usaha turut memperkaya diskusi. Maulita Putri, seorang pelaku UMKM lokal, membagikan pengalamannya dalam menjaga keberlangsungan bisnis kreatif di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif. Menurutnya, kunci bertahan di masa sulit terletak pada kemampuan adaptasi serta kejelian membaca peluang pasar.
“Yang dibutuhkan pelaku UMKM bukan sekadar dana, tapi investasi yang mendampingi proses pengembangan usaha secara berkelanjutan,” kata Maulita.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan inovasi berkelanjutan. Dalam pandangannya, pemahaman terhadap kebutuhan pasar menjadi fondasi utama bagi UMKM untuk bertahan dan tumbuh.
Webinar ini memperlihatkan bahwa penguatan ekonomi kreatif tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan sinergi antara sektor pendidikan yang berperan dalam penyediaan sumber daya manusia berkualitas, lembaga legislatif sebagai perancang kebijakan yang adaptif, serta pelaku usaha sebagai motor penggerak inovasi di lapangan.
Penyelenggara kegiatan menyatakan bahwa hasil webinar ini akan dirangkum sebagai rekomendasi kepada pemangku kepentingan, khususnya di wilayah Bogor. Hal ini menjadi bentuk komitmen untuk terus menjembatani gagasan dan aksi nyata dalam mendukung tumbuhnya sektor kreatif lokal.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, diharapkan pembangunan ekonomi kreatif bisa berjalan lebih terarah dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Dengan makin meningkatnya kesadaran akan pentingnya investasi yang berdampak langsung, langkah konkret pun mulai digagas oleh berbagai pihak. Fokus tidak hanya diberikan pada modal finansial, tetapi juga dalam membangun sistem pendukung yang dapat menciptakan usaha yang tahan krisis dan berdaya saing tinggi.
Dalam era di mana inovasi menjadi mata uang utama, kehadiran investasi yang cerdas dan berkelanjutan menjadi jembatan penting menuju kemandirian ekonomi berbasis kreativitas. Harapannya, ekosistem usaha lokal bisa semakin kuat, inklusif, dan menjadi pilar penting pembangunan ekonomi nasional yang tangguh dan berkelanjutan.