JAKARTA - Dalam pemantauan terbaru hingga Mei 2025, sektor perbankan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menunjukkan kinerja yang menggembirakan dengan pertumbuhan indikator utama secara positif. Data yang dirilis oleh OJK Sulselbar menandai stabilitas sekaligus optimisme yang semakin kuat di sektor keuangan regional tersebut.
Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, mengungkapkan bahwa total aset perbankan di Sulampua berhasil meningkat sebesar 4,49 persen secara tahunan, mencapai angka Rp547 triliun. Peningkatan ini menunjukkan kekuatan dan kepercayaan yang terus terbangun dalam sistem perbankan di kawasan tersebut.
Sumber utama dana yang dihimpun perbankan, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), juga mengalami pertumbuhan, meskipun lebih moderat, yakni sebesar 2,52 persen menjadi Rp341,44 triliun. Perlambatan laju pertumbuhan ini disebabkan oleh penurunan signifikan pada komponen giro. Namun, secara keseluruhan, DPK masih mencatat angka positif yang mempertegas kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan di Sulampua.
Komposisi DPK mayoritas masih didominasi oleh tabungan yang mencapai 58,48 persen, mencerminkan preferensi masyarakat menyimpan dana dalam bentuk yang mudah dicairkan dan aman. Hal ini merupakan indikasi positif dalam hal likuiditas dan keteraturan keuangan masyarakat di wilayah ini.
Di sisi lain, penyaluran kredit perbankan juga tumbuh cukup menggembirakan, dengan angka pertumbuhan mencapai 5,02 persen (yoy) atau setara dengan Rp434,77 triliun. Kredit konsumtif memegang porsi terbesar, yakni Rp224,16 triliun atau sekitar 51,65 persen dari total kredit. Fakta ini menandakan pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat yang mendorong kebutuhan pembiayaan konsumsi.
Lebih jauh, tingkat intermediasi perbankan Sulampua terlihat cukup sehat. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) mencatat angka sebesar 127,33 persen, yang berarti penyaluran kredit masih didukung dengan baik oleh penghimpunan dana. Selain itu, rasio Non Performing Loan (NPL) tetap terjaga di angka 2,65 persen, mencerminkan kualitas kredit yang terkendali dan manajemen risiko yang efektif.
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga menunjukkan bahwa perbankan optimis untuk terus mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan mendorong perkembangan berbagai sektor produktif di Sulampua.
Kondisi ini juga sejalan dengan upaya OJK Sulselbar yang melakukan edukasi keuangan massif dan program pembinaan agar masyarakat, termasuk pelaku UMKM, dapat lebih mudah mengakses layanan perbankan secara cerdas dan bertanggung jawab. Edukasi tersebut tidak hanya bersifat informatif tetapi juga transformatif dalam memperkuat kapasitas para pelaku ekonomi lokal.
Secara keseluruhan, data yang dirilis menunjukkan bahwa sektor perbankan di Sulampua tidak hanya mampu bertahan dalam tantangan ekonomi regional, tetapi juga terus berkembang secara positif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan ini menjadi modal penting dalam memperkuat perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Dengan fondasi yang kuat dan didukung oleh inovasi serta sinergi yang terjalin antara lembaga keuangan dan berbagai sektor ekonomi, perbankan di Sulampua siap menjadi motor penggerak utama pembangunan ke depan. Pemerintah daerah dan OJK juga diharapkan terus memperkuat kolaborasi agar ekosistem keuangan semakin sehat dan mampu memberikan manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat di wilayah ini.