Korporasi

Korporasi Kunci Kemajuan Pertanian Jambi

Korporasi Kunci Kemajuan Pertanian Jambi
Korporasi Kunci Kemajuan Pertanian Jambi

JAKARTA - Provinsi Jambi tengah menapaki langkah strategis dalam memajukan sektor pertanian dan perkebunan dengan mengusung dua kebijakan utama yang saling melengkapi: pengembangan kawasan unggulan dan pembentukan korporasi petani. Pendekatan ini dirancang untuk tidak hanya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan daya saing daerah secara menyeluruh.

Kebijakan pembangunan ini sesuai dengan visi Provinsi Jambi 2025 hingga 2029 yang termaktub dalam RPJMD, yakni menjadikan Jambi sebagai daerah yang mantap, berdaya saing, dan berkelanjutan. Misi strategisnya menekankan pemantapan daya saing serta peningkatan produktivitas di sektor pertanian, perdagangan, industri, dan pariwisata. Hal ini menggambarkan bahwa pembangunan daerah tidak cukup hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga kebutuhan kelembagaan, inovasi, dan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana agar bisa berkesinambungan.

Kawasan Unggulan Berbasis Potensi Lokal

Kawasan unggulan dipandang sebagai kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dengan memaksimalkan potensi lokal. Konsep ini mengambil inspirasi dari teori Growth Pole, yang menekankan pembangunan yang dimulai dari pusat-pusat pertumbuhan sehingga menghasilkan efek menyebar ke wilayah sekitar. Di Provinsi Jambi, kawasan komoditas unggulan seperti sawit dan kelapa diprioritaskan di kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Timur, sedangkan sawit dan karet berfokus pada kawasan Cekungan Batanghari yang meliputi beberapa kabupaten.

Pengembangan kawasan pangan, air, dan energi juga menjadi prioritas di sejumlah kabupaten seperti Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Kerinci. Dengan penekanan pada keunggulan komparatif yang bisa ditingkatkan menjadi keunggulan kompetitif sesuai teori cluster ekonomi Michael Porter, kawasan unggulan di Jambi diarahkan untuk mengintegrasikan sektor produksi, distribusi, pengolahan, dan pasar agar sinergi berjalan maksimal.

Pentingnya prinsip keberlanjutan juga ditekankan, dengan menjaga daya dukung lingkungan, efisiensi penggunaan sumber daya, serta pembangunan yang bersifat tidak eksploitatif. Berbagai faktor pendukung seperti tata ruang yang ramah sektor produktif, infrastruktur irigasi, teknologi pertanian presisi, dan promosi investasi agribisnis lokal menjadi pilar pengembangan kawasan tersebut.

Korporasi Petani untuk Kemandirian dan Daya Saing

Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani adalah lemahnya posisi tawar dalam rantai nilai pertanian. Oleh karena itu, pembentukan korporasi petani menjadi solusi strategis untuk memperkuat kelembagaan petani dari status petani individual menjadi sebuah entitas kolektif yang legal dan profesional. Model korporasi ini tidak dimaknai sebagai bisnis besar, melainkan sebagai wadah yang memungkinkan petani mengelola usahanya secara bersama, memiliki manajemen terorganisasi, dan mampu bersaing secara pasar.

Mekanisme ini didukung oleh prinsip- prinsip penting seperti kepemilikan oleh petani sendiri, akses pembiayaan melalui skema KUR dan pembiayaan daerah, kemitraan setara dengan pelaku swasta, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia lewat pelatihan dan pendampingan. Dengan kapasitas ini, korporasi dapat menjamin mutu hasil produksi, mencapai skala ekonomi efisien, dan menambah nilai produk melalui pengolahan dan branding.

Sinergi Multi Level Governance dan Kebijakan Terpadu

Pembangunan kawasan unggulan dan korporasi petani menuntut koordinasi antar sektor dan tingkat pemerintahan secara intensif. Pemerintah Provinsi Jambi berperan sebagai penggerak utama dalam sinergi antar pemerintah pusat, kabupaten/kota, pelaku usaha, perguruan tinggi, hingga masyarakat petani. Sinergi ini diwujudkan dalam penyesuaian kebijakan RPJMD, penetapan kawasan strategis berbasis pertanian, pemberian insentif fiskal, dan digitalisasi layanan pertanian seperti e-market dan e-logistik.

Pendekatan ini bukan hanya sebatas visi, melainkan target nyata yang dirancang agar sektor pertanian di Jambi mampu tumbuh dengan daya saing tinggi dan keberlanjutan jangka panjang.

Menuju Petani Sejahtera dan Jambi Berdaya Saing

Pemerintah Provinsi Jambi memegang peran penting guna memastikan regulasi pembangunan terintegrasi mulai dari tata ruang hingga kebijakan sektoral pertanian berjalan selaras. Kawasan unggulan dan korporasi petani merupakan bagian dari desain besar pengembangan pertanian yang inklusif, berkelanjutan, dan responsif terhadap tantangan perubahan iklim, dinamika pasar global, dan kemajuan teknologi digital.

Transformasi pertanian berbasis kawasan unggulan dan korporasi petani menjadi strategi yang tidak bisa dihindari demi kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan lokal. Petani Jambi diharapkan tidak hanya menjadi produsen komoditas semata, tetapi juga pemain utama dalam pembangunan ekonomi daerah yang berwawasan lingkungan dan bermartabat.

Kebijakan ini dirumuskan guna menghadapi tiga persoalan akut: efisiensi produksi, kedaulatan pasar, dan keberlanjutan ekosistem. Melalui kemitraan erat antar pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat dikenal sebagai model quadruple helix Provinsi Jambi ditargetkan dapat membangun sistem pertanian modern yang tangguh dan mampu mensejahterakan petani secara nyata.

Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Jambi diharapkan tidak lagi bersifat parsial dan singkat, melainkan mengedepankan transformasi menyeluruh dengan pendekatan kawasan unggulan dan kelembagaan petani yang solid. Dengan komitmen kuat dan dukungan berbagai pihak, kebijakan ini akan menjadi pilar utama untuk membawa Jambi maju sebagai daerah yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup petani serta mempertahankan kelestarian alam.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index