JAKARTA - Peningkatan pendapatan daerah Sulawesi Tengah pada tahun 2025 mendapatkan dorongan utama dari perkembangan hilirisasi nikel, sebuah sektor industri pengolahan yang kini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dalam sebuah rapat paripurna bersama DPRD Provinsi yang diadakan di ruang rapat utama DPRD.
Menurut Gubernur, kontribusi dari hilirisasi nikel sangat signifikan dalam memperkuat struktur pendapatan daerah yang direncanakan mencapai Rp5,754 triliun pada tahun 2025. Pendapatan tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diproyeksikan sebesar Rp2,537 triliun, pendapatan transfer sebesar Rp3,178 triliun, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapai Rp38,274 miliar.
Anwar Hafid menjelaskan, “Hilirisasi nikel yang terus berkembang di Sulawesi Tengah, telah menjadi faktor utama yang mendorong lonjakan pertumbuhan ekonomi daerah. Ini memberi dampak langsung terhadap peningkatan kapasitas fiskal pemerintah daerah.” Peningkatan kapasitas fiskal ini membuka peluang lebih besar bagi pemerintah daerah untuk membiayai berbagai program pembangunan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pendapatan daerah yang kuat berkat perkembangan nikel tentunya tidak hanya berdampak pada angka-angka finansial semata, namun juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas. Dengan sumber daya yang semakin besar, pemerintah daerah dapat mengimplementasikan inisiatif-inisiatif strategis dan program-program pembangunan yang lebih optimal.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada kuartal pertama tahun ini mencapai 8,69 persen. Dari angka tersebut, provinsi ini memberikan kontribusi sebesar 1,6 persen terhadap perekonomian nasional dan 24 persen terhadap perekonomian Pulau Sulawesi. Angka ini menunjukkan peran penting Sulawesi Tengah di kancah ekonomi regional maupun nasional.
Selain sektor hilirisasi nikel, ada beberapa sektor lain yang turut berkontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah. Antaranya adalah sektor pertambangan dan penggalian, konstruksi, serta perdagangan. Sinergi yang solid antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, para investor, dan pelaku usaha menjadi kekuatan pendorong supaya sektor-sektor strategis ini dapat berkembang sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Gubernur menegaskan optimisme Sulawesi Tengah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sekitar 10 hingga 10,5 persen pada tahun 2025. “Capaian ini menjadi modal penting dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada kisaran 10 hingga 10,5 persen di tahun 2025,” ujar Anwar Hafid.
Rapat paripurna yang membahas pencapaian tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Moh. Arus Abdul Karim, dan dihadiri oleh berbagai unsur legislatif dari seluruh fraksi, serta jajaran eksekutif provinsi. Di antaranya hadir pula Sekretaris Provinsi Novalina, para staf ahli gubernur, asisten, dan kepala organisasi perangkat daerah. Pertemuan penting ini menjadi momentum bagi seluruh pihak dalam menegaskan komitmen mereka untuk terus mendorong kemajuan Sulawesi Tengah melalui sektor-sektor unggulan termasuk hilirisasi nikel.
Kebangkitan industri hilirisasi nikel yang terjadi saat ini bukan hanya sebagai sumber pemasukan bagi pemerintah daerah, namun juga menciptakan peluang kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Hal ini merupakan bukti nyata bagaimana pemanfaatan sumber daya alam secara inovatif dapat menjadikan daerah lebih maju dan mandiri secara ekonomi.
Dengan begitu, nikel bukan sekadar komoditas ekspor, melainkan telah bertransformasi menjadi komponen penting dalam pembangunan ekonomi Sulawesi Tengah. Upaya hilirisasi nikel yang berkelanjutan diharapkan akan terus menghasilkan manfaat yang lebih besar, memperkuat ketahanan ekonomi, serta membuka kesempatan investasi yang lebih luas demi masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Sulawesi Tengah secara keseluruhan.